BeritaBisnisIndustriNewsPariwisata

Krisis Air Bersih di Gili Trawangan: Wisatawan Menipis, Pengusaha Terancam Lumpuh!

×

Krisis Air Bersih di Gili Trawangan: Wisatawan Menipis, Pengusaha Terancam Lumpuh!

Sebarkan artikel ini
Krisis Air Bersih di Gili Trawangan: Wisatawan Menipis, Pengusaha Terancam Lumpuh!

jurnalekbis.com/tag/1/">1-3:14">JE-Lombok Utara – Krisis air bersih di Gili Trawangan memasuki hari keempat, namun belum ada tanda-tanda solusi. Hal ini berakibat fatal bagi para pengusaha di pulau wisata tersebut, dengan banyaknya tamu yang komplain dan terpaksa menutup operasional.

Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran (PHRI) KLU, Lalu Kusnawan, mengungkapkan kekhawatirannya. “Belum ada tanda-tanda air mengalir. Banyak tamu check out dan hotel-hotel yang kehabisan stok air mulai tutup,” jelasnya.

Dampak krisis ini sudah mulai terasa. 5 hotel dan 10 restoran telah menutup operasionalnya, dan beberapa karyawan terpaksa dirumahkan. Dikhawatirkan jumlah ini akan terus bertambah jika air tidak kunjung mengalir.

Baca Juga :  Rachmat Hidayat serahkan aneka jenis bantuan asistensi rahabilitasi sosial ( Atensi ) bagi penyandang disabilitas di lombok Utara

“Parahnya lagi, ini kan high season. Gili Trawangan sebagai destinasi wisata unggulan harusnya ramai dikunjungi wisatawan,” ungkap Kusnawan.

Di tengah situasi genting ini, DPRD KLU dan Pemda KLU berusaha mencari solusi. Salah satunya dengan mengadakan pertemuan dengan para tokoh di Gili Meno untuk membahas syarat yang diajukan PT TCN agar bisa kembali mengelola air bersih di Gili yang terkendal keindahannya itu.

Namun, masyarakat Gili Meno masih ragu dengan PT TCN karena khawatir aktivitasnya dapat merusak bawah laut. Hal ini membuat solusi masih belum menemui titik temu.

Kusnawan berharap agar air di Gili Trawangan dan Meno segera mengalir kembali. “Jangan sampai pariwisata di Gili ter犠. Kami harap pemerintah bisa bertindak cepat untuk menyelesaikan masalah ini,” tegasnya.

Baca Juga :  Dampak MotoGP 2023, AP 1 Catat Penumpang Bandara Lombok Tembus 10 Ribu Penumpang dalam Sehari

Kepala Dusun Gili Meno, Masrun, juga mempertanyakan kapan pertemuan lanjutan dengan DPRD KLU dan Pemda KLU akan diadakan untuk membahas solusi krisis air ini.

Krisis air bersih di Gili Trawangan menjadi pengingat pentingnya pengelolaan sumber daya air yang berkelanjutan dan bertanggung jawab. Diharapkan solusi yang tepat dapat segera ditemukan agar pariwisata di Gili Trawangan tidak semakin terpuruk.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *