Lombok Barat, Jurnalekbis.com – Tragis, seorang penambang emas bernama Isal Permadi (25) ditemukan meninggal dunia dalam kondisi mengenaskan di dalam lubang tambang di Dusun Telise, Desa Persiapan Belongas, Kecamatan Sekotong, Kabupaten Lombok Barat, Selasa (20/8). Penemuan ini menambah daftar panjang korban jiwa di dunia pertambangan rakyat yang kerap diliputi risiko tinggi.
Penemuan jenazah Isal Permadi berawal dari laporan warga setempat yang mencurigai adanya bau busuk dari dalam lubang tambang. Menyadari potensi bahaya, warga segera melaporkan temuan ini kepada pihak berwenang, yang kemudian diteruskan ke Badan SAR Nasional (Basarnas) Mataram.
Lalu Wahyu Efendi, Kepala Kantor SAR Mataram, menjelaskan bahwa pihaknya langsung bertindak cepat begitu menerima laporan. “Kemarin malam kami langsung melaksanakan evakuasi bersama TNI, Polri, ambulan, dan pihak terkait lainnya,” sebut Wahyu, Rabu (21/8).
Tim SAR Mataram segera mengerahkan personel yang dilengkapi dengan peralatan lengkap, termasuk Self-Contained Breathing Apparatus (SCBA), alat mountaineering, dan peralatan pendukung lainnya. Mereka tiba di lokasi pada malam hari dan langsung memulai proses evakuasi yang berlangsung hingga pukul 00.52 WITA.
Proses evakuasi yang dilakukan di tengah kegelapan malam tidaklah mudah. Medan yang sulit serta minimnya penerangan menjadi tantangan besar bagi tim SAR. Namun, dengan kerja sama yang baik antara Basarnas, TNI, Polri, dan instansi terkait lainnya, evakuasi berhasil diselesaikan dengan baik.
“Korban dievakuasi sudah dalam bentuk kerangka,” tambah Wahyu. Setelah berhasil dievakuasi, jenazah korban segera diserahkan kepada pihak keluarga untuk proses pemakaman.
Penemuan ini akhirnya menjawab misteri hilangnya Isal Permadi yang dilaporkan warga telah menghilang selama lebih dari tiga bulan. Warga setempat sebelumnya menemukan kain sarung dan sandal yang terakhir dikenakan korban di atas lubang tambang tersebut. Berdasarkan temuan ini, warga menduga kuat bahwa kerangka yang ditemukan adalah Isal Permadi.
Isal Permadi, yang berasal dari Dusun Empol, Desa Cendi Manik, Kecamatan Sekotong, dikenal sebagai seorang penambang rakyat yang rutin bekerja di tambang-tambang di wilayah tersebut. Kematian tragisnya menjadi pengingat betapa berbahayanya pekerjaan di tambang rakyat yang sering kali dilakukan dengan peralatan minim dan tanpa pengawasan yang memadai.