Foodspendidikan

Formasi dan KIPRA: Gerakan Makanan Bergizi untuk Siswa Madrasah

14
×

Formasi dan KIPRA: Gerakan Makanan Bergizi untuk Siswa Madrasah

Sebarkan artikel ini
Formasi dan KIPRA: Gerakan Makanan Bergizi untuk Siswa Madrasah

Lombok Tengah, jurnalekbis.com – Program pemberian makanan bergizi kepada siswa-siswi madrasah terus menjadi perhatian serius indonesia/">di Indonesia, khususnya dalam rangka meningkatkan kesejahteraan generasi muda. Salah satu langkah konkret dilakukan oleh Forum Masyarakat Indonesia Emas (Formasi) bekerja sama dengan Komunitas Inisiatif Peduli Rakyat (KIPRA) melalui simulasi pembagian makanan bergizi gratis di Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN) 1 Praya, Kabupaten Lombok Tengah. Jumat (3/1).

Ketua Formasi, Handoyo Budhisedjati, mengungkapkan bahwa program ini bertujuan untuk memberikan perhatian khusus kepada anak-anak sebagai generasi penerus bangsa. “Kami dari Forum Masyarakat Indonesia Emas, yang terdiri dari sekitar 50 organisasi masyarakat (ormas), bergabung dengan KIPRA untuk melihat secara langsung bagaimana anak-anak kita menerima makanan bergizi,” ujarnya.

Handoyo juga menyampaikan keprihatinannya terhadap kondisi masyarakat, terutama anak-anak yang berasal dari keluarga prasejahtera. Sebagian besar anak-anak penerima program ini lebih memilih membawa makanan pulang untuk dibagikan kepada keluarga mereka di rumah.

Baca Juga :  TPS Jadi Meriah: Bakso Gratis Bawa Warga ke Kotak Suara

“Ketika kami tanya, mereka ingin makanan itu dibawa pulang untuk ibu, adik, atau kakaknya. Ini menunjukkan betapa beratnya situasi mereka. Kami merasa terpanggil untuk membantu,” tambahnya.

Handoyo menekankan pentingnya peran semua pihak, termasuk masyarakat yang mampu, untuk turut serta meringankan beban pemerintah dalam menangani masalah ini. Ia juga berharap kebijakan seperti ini mendapat perhatian dari Presiden Prabowo Subianto.

“Jika pesan ini sampai ke Presiden Prabowo, saya ingin mengatakan bahwa kebijakan ini sangat tepat karena lahir dari hati nurani,” katanya.

Hasil simulasi ini menunjukkan bahwa masih banyak siswa yang tidak bisa makan di tempat karena alasan berbagi dengan keluarga di rumah. “Bisa dibayangkan, dari satu kelas, hanya enam hingga delapan siswa yang benar-benar makan di tempat. Sisanya membawa pulang makanan untuk keluarganya. Ini menjadi perhatian serius bagi kita semua,” ungkap Handoyo.

Baca Juga :  Parade Dulang Ite Begawe Fest 2024: Tradisi NTB yang Memikat Hati

Fakta ini menggambarkan kondisi ekonomi masyarakat yang masih memprihatinkan. Banyak keluarga yang tidak mampu memenuhi kebutuhan gizi harian anak-anak mereka. Situasi ini menjadi tantangan besar yang memerlukan kolaborasi lintas sektor, baik dari pemerintah, masyarakat, maupun pihak swasta.

Program ini tidak hanya bertujuan untuk memberikan makanan bergizi kepada anak-anak, tetapi juga menjadi langkah edukasi tentang pentingnya pola makan sehat. Maunawir Halil menambahkan bahwa pihaknya siap berkolaborasi dengan berbagai pihak, termasuk penyedia bahan makanan seperti daging dan telur, untuk memastikan program ini berjalan berkelanjutan.

Handoyo berharap program ini dapat menginspirasi lebih banyak pihak untuk turut berkontribusi. “Anak-anak adalah aset bangsa. Kita harus memastikan mereka tumbuh sehat dan kuat, karena merekalah yang akan melanjutkan perjuangan kita di masa depan,” ujarnya.

Baca Juga :   Keindahan Pantai Kuta Mandalika Ramai Dikunjungi Wisatawan Liburan Natal

Kepala MIN 1 Lombok Tengah, Maunawir Halil, menyatakan, kegiatan simulasi ini melibatkan 130 siswa dari MIN 1 Praya, ditambah 80 siswa dari madrasah sekitar, dengan total makanan yang disediakan mencapai 1.200 porsi. Dan kegiatan ini merupakan langkah awal untuk mengevaluasi dan menyempurnakan pelaksanaan program pada tahap berikutnya.

“SDM kami sebenarnya sudah cukup memadai untuk mendukung program ini. Kami memiliki delapan kantin lokal yang dapat digunakan sebagai pusat distribusi makanan bergizi. Namun, kami masih menunggu regulasi dari pemerintah terkait pengelolaan program ini secara mandiri,” jelas Maunawir.

Ia juga mengungkapkan bahwa dana operasional yang dimiliki madrasah saat ini masih terbatas, sehingga memerlukan dukungan tambahan, terutama melalui dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS).

“Harapan kami, dana BOS yang diterima madrasah ke depannya bisa mencakup alokasi khusus untuk makanan bergizi gratis,” tambahnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *