jurnalekbis.com/tag/bali/">Bali,Juranalekbis.com – Di tengah kecemasan pasca-tenggelamnya KMP Tunu Pratama Jaya di Selat Bali pada Rabu (2/7) malam, secercah harapan muncul. Empat penumpang kapal nahas tersebut berhasil ditemukan dalam kondisi selamat di Perairan Cekik, Bali, pada Kamis (3/7) pagi. Penemuan ini menjadi kabar baik yang sangat dinanti-nantikan oleh keluarga korban dan seluruh pihak yang terlibat dalam operasi pencarian besar-besaran.
Keempat korban selamat ini ditemukan sekitar pukul 05.15 WITA setelah berjuang menyelamatkan diri menggunakan sekoci KMP Tunu Pratama Jaya. Sebuah keberanian dan keberuntungan luar biasa yang patut disyukuri di tengah insiden maritim yang tragis ini. Penemuan mereka menjadi titik terang di tengah upaya pencarian yang tak kenal lelah sejak kapal roro tersebut karam sekitar 25 menit setelah bertolak dari Pelabuhan Ketapang, Banyuwangi, menuju Gilimanuk, Bali.
Kepala Kantor SAR Surabaya, Nanang Sigit P. H., S.IP., M.M., yang menjabat sebagai SAR Mission Coordinator (SMC) dalam operasi ini, mengonfirmasi kabar gembira tersebut. “Saat ini empat penumpang selamat tersebut berada di kantor BPTD Gilimanuk untuk dimintai keterangan,” jelas Nanang.
Identitas keempat korban selamat telah dirilis. Mereka adalah:
- Saroji (47 tahun), asal Blimbingsari, Banyuwangi
- Mansur (40 tahun), asal Blimbingsari, Banyuwangi
- Romi Alga Hidayat (usia belum terverifikasi), asal Blimbingsari, Banyuwangi
- Sandi (44 tahun), asal Genteng, Banyuwangi
Keempatnya berasal dari wilayah Banyuwangi, mengindikasikan bahwa mereka kemungkinan besar adalah warga lokal yang kerap menggunakan jasa penyeberangan Selat Bali. Penemuan mereka melalui sekoci menunjukkan pentingnya kelengkapan alat keselamatan di kapal dan pelatihan evakuasi darurat, meskipun dalam kondisi darurat yang ekstrem.
Meskipun empat penumpang telah ditemukan selamat, tim SAR gabungan masih terus mengintensifkan upaya pencarian untuk puluhan korban KMP Tunu Pratama Jaya lainnya. Data manifest kapal sebelumnya menunjukkan ada 53 penumpang dan 12 kru kapal, atau total 65 individu yang berada di atas kapal saat tenggelam. Kapal tersebut juga mengangkut 22 unit kendaraan, termasuk 14 truck tronton.
Tragedi ini berawal pada Rabu malam pukul 22.56 WIB saat KMP Tunu Pratama Jaya lepas jangkar dari Ketapang. Sekitar pukul 23.20 WIB, kapal tiba-tiba tenggelam, memicu laporan darurat dari Syahbandar Banyuwangi kepada Basarnas dan instansi terkait. Sejak saat itu, operasi pencarian skala besar langsung digulirkan.

Tim SAR gabungan yang terlibat dalam operasi pencarian ini adalah kolaborasi berbagai pihak, menunjukkan sinergi kuat antar-lembaga dalam menghadapi bencana maritim. Unsur-unsur yang berkoordinasi meliputi: Basarnas (Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan), Syahbandar Banyuwangi, Polairud Banyuwangi (Kepolisian Air dan Udara), Lanal Banyuwangi (Pangkalan Angkatan Laut),TNI AL Gilimanuk, KP3 Banyuwangi (Kesatuan Pelaksana Pengamanan Pelabuhan), BPBD Banyuwangi (Badan Penanggulangan Bencana Daerah),BMKG Banyuwangi (Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika),BKK Banyuwangi (Badan Keamanan Laut) dan Tagana Banyuwangi (Taruna Siaga Bencana).
Untuk memperkuat operasi pencarian dan penyelamatan, KN SAR 249 Permadi telah diberangkatkan pada Kamis (3/7) pagi menuju Selat Bali. Kapal SAR besar ini bertolak dari Dermaga Distrik Navigasi Tanjung Perak Surabaya pada pukul 05.30 WIB dengan membawa 13 orang kru. KN SAR 249 Permadi diperkirakan tiba di perairan Selat Bali sekitar pukul 14.30 WITA.
Kehadiran KN SAR 249 Permadi, yang dilengkapi dengan peralatan canggih dan kemampuan jelajah lebih luas, diharapkan dapat mempercepat dan mengoptimalkan upaya pencarian. Kapal ini akan membantu menyisir area yang lebih luas, termasuk potensi hanyutnya korban akibat arus kuat di Selat Bali. Penambahan armada ini menunjukkan komitmen penuh Basarnas untuk menemukan seluruh manifest KMP Tunu Pratama Jaya.
Meskipun kabar ditemukannya empat korban selamat membawa angin segar, operasi pencarian sisa korban masih menghadapi berbagai tantangan. Kondisi arus kuat di Selat Bali, yang dikenal dinamis, menjadi salah satu kendala utama. Arus dapat membuat korban atau puing-puing kapal hanyut jauh dari lokasi tenggelam, memperluas area pencarian dan membutuhkan strategi yang lebih kompleks.
Selain itu, faktor cuaca dan gelombang laut juga menjadi perhatian serius. Informasi dari BMKG terus dipantau untuk memastikan keselamatan tim SAR di lapangan dan mengoptimalkan waktu pencarian. Tim harus bekerja secara efisien, memanfaatkan setiap jendela waktu yang memungkinkan untuk penyelaman atau penyisiran permukaan laut.
Keluarga korban yang masih menanti kabar, terus dipantau dan diberikan dukungan psikologis oleh tim di posko-posko yang telah didirikan. Harapan mereka menggantung pada keberhasilan tim SAR dalam menemukan orang-orang terkasih mereka.
Insiden tragis ini kembali mengingatkan kita akan pentingnya penegakan standar keselamatan maritim yang ketat. Setelah operasi pencarian selesai, investigasi mendalam terhadap penyebab tenggelamnya KMP Tunu Pratama Jaya akan menjadi prioritas. Hal ini bertujuan untuk mencegah kejadian serupa terulang di masa depan dan memastikan bahwa setiap perjalanan laut berlangsung aman dan nyaman bagi seluruh penumpang.
Hingga saat ini, tim SAR gabungan tetap siaga penuh dan terus bekerja keras di lapangan. Perkembangan terbaru dari operasi pencarian akan terus kami sampaikan.