Jurnalekbis.com – Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) di Nusa Tenggara Barat (NTB) menjadi momen strategis untuk menentukan arah pembangunan daerah. Sayangnya, dinamika Pilkada di NTB seringkali diwarnai oleh pragmatisme politik dan narasi populis yang dangkal. Isu-isu strategis seperti lingkungan, pariwisata, dan ketimpangan sosial seharusnya menjadi fokus utama, tetapi justru kerap hanya menjadi retorika tanpa dasar data yang kuat. Fenomena ini mencerminkan perlunya perbaikan fundamental dalam pendekatan politik, mulai dari para kandidat hingga masyarakat pemilih.
Mengubah Tantangan Menjadi Peluang
NTB memiliki potensi besar di sektor pariwisata, budaya, dan sumber daya alam. Namun, data Badan Pusat Statistik (2023) menunjukkan tingkat kemiskinan di NTB mencapai 13,88%, jauh di atas rata-rata nasional. Masalah lingkungan, seperti kerusakan akibat pariwisata yang tidak terkelola dengan baik, juga menjadi ancaman serius.
Dalam Pilkada, fokus terhadap solusi konkret berdasarkan data sangat dibutuhkan. Misalnya, data Bank Indonesia (2023) mengungkap sektor pariwisata menyumbang 10,8% terhadap PDRB NTB, tetapi manfaatnya belum maksimal bagi masyarakat lokal. Informasi seperti ini seharusnya menjadi landasan dalam merumuskan program kerja yang terukur, bukan sekadar janji-janji politik yang sulit direalisasikan.
Pendidikan Politik: Menghadirkan Pemilih Cerdas
Partisipasi masyarakat dalam Pilkada perlu didukung oleh literasi politik yang memadai. Survei Indikator Politik Indonesia (2022) mengungkap bahwa 56% masyarakat NTB memilih kandidat berdasarkan imbalan material atau popularitas. Angka ini menunjukkan urgensi kampanye edukasi politik yang efektif untuk mengubah pola pikir pragmatis menjadi rasional.
Beberapa langkah yang dapat diambil:
- Program Berbasis Data
Kandidat harus mampu memaparkan program kerja yang konkret, seperti solusi atas dampak pariwisata terhadap masyarakat lokal melalui pengembangan UMKM atau pelatihan tenaga kerja. - Pemanfaatan Media Digital
Media sosial dapat menjadi platform edukasi politik yang efektif. Konten berbasis fakta, seperti infografik tentang data ekonomi NTB, dapat menyadarkan masyarakat tentang pentingnya memilih pemimpin yang kompeten. - Keterlibatan Akademisi dan Aktivis
Seminar, diskusi publik, atau publikasi dari akademisi dapat membantu masyarakat memahami isu-isu strategis, seperti mitigasi bencana atau pangan/">ketahanan pangan. - Kampanye Anti-Pragmatisme
Fenomena uang/">politik uang dapat diminimalisir melalui kampanye berbasis nilai budaya dan agama, melibatkan tokoh masyarakat dan pemuka agama untuk mengedukasi masyarakat tentang pentingnya memilih secara rasional.
Mahasiswa Sebagai Agen Perubahan
Mahasiswa memiliki peran strategis dalam menciptakan kesadaran politik yang lebih baik di masyarakat. Dengan kapasitas intelektual dan akses terhadap informasi, mahasiswa dapat:
- Menginisiasi diskusi publik tentang isu-isu utama di NTB.
- Menyebarkan informasi berbasis data melalui media sosial untuk melawan narasi populis.
- Mengadvokasi pemerintah daerah agar lebih transparan dalam kebijakan dan data pembangunan.
Menciptakan Pilkada Berkualitas di NTB
Edukasi politik berbasis data akan meningkatkan kualitas demokrasi di NTB. Dengan pemahaman yang lebih baik, masyarakat dapat menilai kandidat berdasarkan program kerja yang realistis dan solutif. Kerjasama antara pemerintah, akademisi, media, dan mahasiswa menjadi kunci untuk mewujudkan Pilkada yang lebih bermutu.
Pilkada NTB bukan sekadar ajang perebutan kekuasaan, tetapi kesempatan untuk membangun masa depan daerah yang lebih baik. Dengan data yang transparan dan masyarakat yang kritis, NTB dapat meraih pembangunan berkelanjutan dan inklusif. Inilah saatnya semua pihak berperan aktif untuk mewujudkan perubahan nyata.