Lombok Barat, Jurnalekbis.com– Dalam rangka memperingati Isra Mi’raj Nabi Muhammad SAW 1446 Hijriah, Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIA Lombok Barat menggelar acara bertajuk spiritual di Masjid Al-Akbar pada Selasa (28/01). Acara ini dihadiri oleh Kepala Lapas, pegawai, serta warga binaan, dan menjadi momentum penting untuk merefleksikan nilai-nilai keislaman, khususnya dalam meningkatkan kualitas sholat.
Kepala Lapas Kelas IIA Lombok Barat, M. Fadli, dalam sambutannya menegaskan bahwa Isra Mi’raj merupakan salah satu peristiwa penting dalam perjalanan hidup Rasulullah SAW yang membawa pesan utama, yaitu kewajiban sholat. Ia mengajak seluruh hadirin untuk memperbaiki kualitas sholat sebagai bentuk ketaatan kepada Allah SWT.
“Oleh-oleh Isra Mi’raj adalah sholat. Mari kita tegakkan sholat dan tingkatkan kualitasnya. Sholat bukan hanya kewajiban, tetapi juga sarana mendekatkan diri kepada Allah SWT,” ujar Fadli.
Ia juga menyampaikan tiga perjalanan besar Rasulullah SAW yang sarat makna, yaitu Isra Mi’raj, Hijrah dari Mekkah ke Madinah, dan Haji Wada. “Isra Mi’raj adalah puncak perjalanan spiritual seorang hamba menuju Sang Pencipta. Pesan terpenting dari peristiwa ini adalah menegakkan sholat yang khusyuk,” tambahnya.
Untuk mencapai kekhusyukan dalam sholat, Fadli memberikan beberapa kiat, seperti membayangkan Ka’bah, menyadari keberadaan diri di antara surga dan neraka, serta memahami bahwa Allah SWT selalu dekat.
“Sholat adalah ibadah pertama yang dihisab. Jika baik sholatnya, maka baik pula seluruh amalnya. Namun, jika buruk sholatnya, maka buruklah seluruh amalnya,” tegasnya.
TGH. Muhammad Subki Sasaki, yang memberikan tausiyah dalam acara ini, menekankan bahwa sholat adalah fondasi spiritual dan pilar agama. Sholat tidak hanya mengajarkan kedisiplinan dan ketundukan kepada Allah SWT, tetapi juga menciptakan hubungan harmonis dengan sesama manusia.
“Sholat ditutup dengan salam, yang mengajarkan pentingnya menebar kedamaian dan keselamatan. Dengan sholat yang baik, umat akan memiliki fondasi spiritual yang kokoh untuk membangun keadilan, kedamaian, dan kesejahteraan,” ujar Subki.
Ia menambahkan bahwa sholat memiliki peran strategis dalam membangun persatuan, toleransi, dan harmoni sosial. Spiritualitas yang kuat akan menjadi landasan penting dalam menciptakan masyarakat yang damai dan sejahtera.
Acara peringatan ini diakhiri dengan doa bersama, memohon keberkahan dan perlindungan dari Allah SWT bagi seluruh pegawai dan warga binaan muslim di Lapas Lombok Barat. Doa ini juga mengandung harapan untuk terus menjaga kebersamaan dan keharmonisan dalam kehidupan bermasyarakat.
Dengan peringatan Isra Mi’raj ini, Lapas Lombok Barat tidak hanya mempertegas nilai-nilai spiritual, tetapi juga menunjukkan komitmen untuk membangun karakter warga binaan melalui pendekatan religius. Acara ini menjadi salah satu bentuk implementasi pembinaan yang tidak hanya berfokus pada aspek hukum, tetapi juga nilai-nilai keimanan dan moral.