FoodsKesehatan

BBPOM Mataram Tegaskan Keamanan Pangan Jadi Kunci Sukses Program MBG

×

BBPOM Mataram Tegaskan Keamanan Pangan Jadi Kunci Sukses Program MBG

Sebarkan artikel ini
BBPOM Mataram Tegaskan Keamanan Pangan Jadi Kunci Sukses Program MBG
– Kepala Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan (BBPOM) di Mataram, Yosef Dwi Irwan
Kunjungi Sosial Media Kami

Mataram, Jurnalekbis.com – Kepala Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan (BBPOM) di Mataram, Yosef Dwi Irwan, menegaskan bahwa keamanan pangan merupakan tanggung jawab bersama sebagai bagian dari bangsa. Ia menekankan bahwa seluruh proses dari hulu ke hilir harus dijaga dengan baik guna mencegah kontaminasi fisik, kimia, dan mikrobiologi.

Keamanan pangan adalah tanggung jawab kita bersama. Ini bukan hanya soal penyediaan makanan, tetapi juga menjaga seluruh rangkaian proses, mulai dari pemilihan bahan baku, pengolahan, higiene sanitasi, penjamah pangan, pengemasan, transportasi, hingga penyajian kepada target penerima, seperti siswa, ibu hamil, dan ibu menyusui,” ujar Yosef dalam keterangannya.

Program Makan Bergizi Gratis (MBG) merupakan salah satu program unggulan Presiden Prabowo Subianto dengan Badan Gizi Nasional (BGN) sebagai leading sector. Yosef menegaskan bahwa BGN tidak dapat bekerja sendiri dalam menjalankan program strategis ini.

“Oleh karena itu, seluruh pemangku kepentingan harus berperan aktif guna memastikan peningkatan gizi anak demi mendukung tumbuh kembang fisik dan intelektual mereka menuju Indonesia Emas 2045,” tega Yosef.

Baca Juga :  Industri Pengolahan NTB: Fokus Data, Dongkrak PDRB

Sebagai bentuk dukungan, BBPOM di Mataram telah melakukan berbagai langkah konkret, seperti standarisasi dapur atau Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) untuk memastikan keamanan pangan di setiap titik produksi.Bimbingan teknis (bimtek) kepada penjamah pangan agar memiliki pemahaman mendalam mengenai higiene dan sanitasi pangan. Dan Pengujian pangan jika diperlukan untuk memastikan bahwa makanan yang disajikan benar-benar aman dan bergizi.

“Meskipun tata kelola MBG berada di bawah BGN, BBPOM siap mendukung penuh implementasi program ini agar berjalan sesuai standar yang telah ditetapkan,” ucapnya.

Di beberapa daerah, ditemukan kasus makanan basi yang bahkan menyebabkan kejadian keracunan pangan. Yosef menilai bahwa hal ini merupakan tantangan yang harus dihadapi bersama dengan meningkatkan komitmen dalam menjaga keamanan pangan di setiap rangkaian proses.

“Pemerintah tidak mungkin melakukan pengawasan 24 jam penuh. Oleh karena itu, mitra penyedia MBG wajib memastikan bahwa makanan yang diolah dan disajikan aman serta bergizi,” tegasnya.

Baca Juga :  UMMAT Luncurkan Fakultas Kedokteran, Tingkatkan Akses Kesehatan NTB

Sebagai langkah antisipasi, Yosef telah menginstruksikan kepada Kepala SPPG di wilayah kerja BBPOM Mataram untuk membentuk tim internal di setiap dapur SPPG. Tim ini bertugas melakukan pengecekan berkala terhadap seluruh proses produksi, termasuk uji organoleptik sebelum pengemasan guna mendeteksi adanya penyimpangan dari segi penampakan, rasa, bau, atau benda asing.

“Menyediakan makanan dalam jumlah besar bukanlah hal yang mudah. Setiap SPPG harus mampu menyiapkan sekitar 3.000 hingga 3.500 porsi makanan per hari dengan persiapan yang matang dan mitigasi risiko yang baik,” tambah Yosef.

Yosef menjelaskan bahwa setiap SPPG telah memiliki struktur organisasi yang jelas, terdiri dari Kepala SPPG yang berasal dari Sarjana Penggerak Pembangunan Indonesia dan telah mendapatkan pelatihan tentang kepemimpinan serta keamanan pangan, Ahli gizi yang memastikan keseimbangan nutrisi dalam setiap sajian dan Akuntan yang mengelola aspek administrasi dan transparansi anggaran.

Baca Juga :  Ratusan Tersangka Diamankan Polda NTB dan jajaran pada Operasi Pekat Rinjani 2024

“Selain berdampak pada peningkatan gizi anak-anak, program MBG juga memiliki potensi besar dalam menggerakkan ekonomi inklusif berkelanjutan dan mendorong swasembada pangan nasional,” jelas Yosef.

Dengan melibatkan petani, nelayan, dan peternak lokal sebagai pemasok bahan baku, program ini diharapkan mampu Memberikan harga beli yang lebih baik bagi para produsen pangan lokal.Meningkatkan kesejahteraan pelaku UMKM di sektor pangan.Menekan ketergantungan terhadap produk impor dan memperkuat kedaulatan pangan nasional.

Yosef menekankan bahwa keberhasilan program MBG sangat bergantung pada kolaborasi antara berbagai pemangku kepentingan. Ia berharap agar dengan adanya dukungan bersama, kasus makanan basi dan keracunan pangan tidak terjadi di NTB seperti yang sempat beredar di beberapa daerah lain.

“Ini adalah bagian dari kedaulatan dan kemandirian pangan kita. Dengan komitmen bersama, kita bisa memastikan bahwa program ini tidak hanya meningkatkan gizi anak-anak tetapi juga memberikan dampak positif bagi perekonomian dan ketahanan pangan nasional,” tutupnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *