Mataram, Jurnalekbis,com – Industri keuangan syariah di Nusa Tenggara Barat (NTB) menunjukkan pertumbuhan positif. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Provinsi NTB mencatat, hingga Agustus 2025 total aset perbankan syariah di daerah ini menembus Rp24,85 triliun, atau tumbuh 11,02% secara tahunan (YoY).
Data tersebut disampaikan Kepala OJK NTB Rudi Sulistyo dalam kegiatan Syariah Financial Festival (SYAFIF) Goes to Mataram yang digelar di salah satu pusat perbelanjaan di Kota Mataram. Menurutnya, pertumbuhan ini menjadi sinyal positif sekaligus peluang besar bagi pengembangan ekosistem keuangan syariah di NTB.
“Acara ini merupakan lanjutan dari suksesnya SYAFIF di Bandung yang mencatat 784 pembukaan rekening baru senilai lebih dari Rp73,6 miliar. Di NTB, kinerja keuangan syariah juga menunjukkan tren positif yang akan terus kami dorong,” ujar Rudi, Jumat (3/10/2025).
Selain peningkatan aset, OJK mencatat sejumlah indikator lain yang juga mencatat pertumbuhan. Dana Pihak Ketiga (DPK) perbankan syariah mencapai Rp16,66 triliun atau tumbuh 9,06% (YoY). Sementara itu, pembiayaan perbankan syariah menembus Rp18,23 triliun, dengan porsi terbesar pada pembiayaan konsumtif yakni 86,79% dari total pembiayaan.
Dari sektor nonperbankan, perusahaan pembiayaan berbasis syariah di NTB juga menunjukkan kenaikan 4,64% dengan kontribusi pembiayaan yang terus meningkat.
“Data ini menegaskan bahwa potensi keuangan syariah di NTB sangat besar. Kami ingin mendorong agar literasi dan inklusi keuangan syariah semakin luas di kalangan masyarakat,” kata Rudi.

Kegiatan SYAFIF Goes to Mataram menghadirkan 17 pelaku usaha jasa keuangan (PUJK) Syariah dan dua lembaga lain, termasuk perbankan, asuransi, pembiayaan, pegadaian, Majelis Ulama Indonesia (MUI), dan Bank Indonesia.
Selama dua hari penyelenggaraan, berbagai agenda dilaksanakan, mulai dari Syariah Expo, talkshow dan edukasi, diskusi produk keuangan syariah, hingga lomba dan hiburan keluarga seperti lomba mewarnai, fashion show busana syariah anak-anak, hingga doorprize dan grandprize untuk menarik partisipasi pengunjung.
“Kegiatan ini bukan sekadar pameran, tapi juga wadah literasi, memperkenalkan produk-produk syariah yang kini semakin adaptif dan relevan dengan kebutuhan masyarakat,” jelas Rudi.
Menurut OJK NTB, gelaran SYAFIF di Mataram diharapkan menjadi momentum penting dalam memperkuat literasi dan inklusi keuangan syariah, khususnya bagi generasi muda, pelajar, mahasiswa, dan komunitas kreatif.
Selain itu, kegiatan ini juga menjadi platform kolaborasi lintas sektor antara perbankan, lembaga pembiayaan, fintech syariah, UMKM, serta industri halal. Harapannya, terbentuk ekosistem keuangan syariah yang lebih dinamis, inovatif, digital, dan transparan.
“Dengan semakin banyak masyarakat yang teredukasi, mereka akan lebih percaya dan nyaman menggunakan produk keuangan syariah. Prinsipnya jelas: sesuai syariah, aman, dan beretika,” kata Rudi.
Di akhir sambutannya, Rudi menyampaikan apresiasi kepada seluruh pihak yang terlibat. Ia berharap SYAFIF menjadi langkah awal memperkuat keuangan syariah sebagai solusi kesejahteraan masyarakat NTB.
“Semoga kegiatan ini memberi manfaat nyata dan memajukan industri keuangan syariah berkelanjutan, khususnya di NTB,” pungkasnya.
