Lombok Barat, Jurnalekbis.com — Di tengah hiruk-pikuk kegiatan TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD) ke-126 Kodim 1606/Mataram di Desa Giri Madia, Kecamatan Lingsar, terselip kisah inspiratif dari seorang ibu tangguh bernama Inaq Alimudin (52), warga Dusun Langko Timur, Desa Langko, Kabupaten Lombok Barat.
Setiap akhir pekan, Inaq Alimudin menempuh perjalanan sejauh lima kilometer menggunakan motor bebek tuanya. Bukan untuk berlibur, melainkan untuk menjajakan pelecing urap, makanan tradisional khas Sasak, di sekitar Posko Satgas TMMD.
Biasanya ia berjualan di pasar desa, namun kali ini ia mencoba peruntungan baru. Kehadiran ratusan prajurit TNI yang bekerja membangun infrastruktur di desanya membuka peluang ekonomi yang tak ingin ia lewatkan.
“Saya pikir di lokasi TMMD ini ramai, banyak orang kerja. Siapa tahu rezekinya lebih baik dari pasar,” ujar Inaq Alimudin sambil tersenyum, sesekali melayani prajurit yang membeli dagangannya.
Di bawah tenda kecil beratap terpal, aroma sambal pelecing bercampur urap sayur segar langsung menggoda selera. Tak butuh waktu lama, dagangan Inaq diserbu anggota Satgas TMMD yang baru saja istirahat dari pekerjaan fisik.
Salah satunya, Serka Masnan, yang tak bisa menyembunyikan kepuasannya setelah mencicipi masakan sang ibu.

“Pedasnya pas, segar, dan rasanya benar-benar khas Lombok,” ujarnya sambil menikmati suapan terakhir.
Kehadiran lapak sederhana itu seakan menjadi oase di tengah padatnya aktivitas TMMD. Selain menghidangkan cita rasa lokal, Inaq juga menghadirkan kehangatan dan keakraban antara warga dan prajurit.
Komandan Koramil (Danramil) 1606-08/Narmada, Kapten Inf I Ketut Wiliana, mengapresiasi semangat masyarakat seperti Inaq Alimudin yang mampu melihat peluang dari kegiatan TMMD.
“TMMD bukan hanya tentang membangun jalan dan jembatan, tapi juga membuka ruang ekonomi baru bagi masyarakat. Kehadiran ibu-ibu seperti Inaq Alimudin membuktikan bahwa semangat manunggal antara TNI dan rakyat benar-benar hidup,” ungkapnya.
Sementara itu, Komandan Satuan Setingkat Kompi (Dan SSK) Kapten Inf Safarudin, menambahkan bahwa TMMD diharapkan bisa memberi manfaat langsung bagi warga sekitar.
“Kami selalu mendorong agar masyarakat turut merasakan dampak positif dari program TMMD. Pedagang lokal seperti Inaq membawa warna tersendiri dan jadi penyemangat bagi seluruh anggota Satgas,” ujarnya.
Bagi Inaq Alimudin, berdagang bukan sekadar mencari nafkah. Ia merasa ikut menjadi bagian dari semangat gotong royong yang tumbuh di desanya.
Meski harus berangkat pagi dan menempuh perjalanan cukup jauh, semangatnya tak pernah surut. Senyum para prajurit yang menikmati pelecing buatannya menjadi kebahagiaan tersendiri.
“Capek sih, tapi senang. Mereka ramah, sering bantu kalau saya kesusahan angkat barang,” ucapnya lirih.
Kehadiran Inaq Alimudin di lokasi TMMD menjadi potret sederhana tentang arti “manunggal” — bersatunya TNI dan rakyat dalam semangat membangun.
Dari tangan seorang ibu desa, sepiring pelecing urap menyampaikan pesan yang lebih dalam: bahwa pembangunan sejati bukan hanya soal beton dan semen, tapi tentang hubungan manusia yang saling menguatkan.