TMMD

TMMD ke-126 Kodim 1606 Mataram Bangun Infrastruktur di Kaki Gunung Rinjani, Dongkrak Akses dan Ekonomi Warga Terisolir

×

TMMD ke-126 Kodim 1606 Mataram Bangun Infrastruktur di Kaki Gunung Rinjani, Dongkrak Akses dan Ekonomi Warga Terisolir

Sebarkan artikel ini
TMMD ke-126 Kodim 1606 Mataram Bangun Infrastruktur di Kaki Gunung Rinjani, Dongkrak Akses dan Ekonomi Warga Terisolir
Kunjungi Sosial Media Kami

Lombok Barat, Jurnalekbis.com – Satuan Tugas TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD) ke-126 Kodim 1606 Mataram fokus membuka akses dan membangun infrastruktur di wilayah terpencil di kaki rinjani/">Gunung Rinjani. Program ini menyasar dua desa di Kecamatan Lingsar, Lombok Barat, yakni Desa Dasan Geria dan Desa Giri Madia, yang dinilai masih terisolir secara infrastruktur.

Komandan Satuan Tugas (Dansatgas) TMMD ke-126, Kolonel Inf Nyarman, M.Tr (Han), menjelaskan alasan pemilihan dua desa tersebut. Menurutnya, pertimbangan geografis dan topografis menjadi dasar utama pelaksanaan kegiatan di wilayah itu.
“Desa Dasan Geria dan Giri Madia ini berada di kaki Gunung Rinjani dan cukup terisolir dari segi akses jalan. Karena itu, kami fokuskan pembangunan di sana,” ujar Dansatgas di lokasi kegiatan,Minggu (19/10/2025).

Baca Juga :  Satgas TMMD ke-126 Kodim 1606/Mataram Bangun Talud 400 Meter di Lingsar, Warga Antusias Gotong Royong

Dalam kesempatan tersebut, Komandan Satuan Setingkat Kompi (Dan SSK) Kapten Inf Safarudin, menjelaskan, “Program TMMD kali ini menargetkan sejumlah pembangunan fisik strategis, di antaranya jalan penghubung sepanjang 1.310 meter dengan lebar tiga meter yang membentang dari Dusun Moperiji hingga Dusun Kebun Baru. Selain itu, dibuka pula jalan baru sepanjang 755 meter dengan lebar enam meter untuk memperlancar mobilitas warga,” jelasnya saat di temui di lokasi pengerjaan sasaran.

Tak hanya itu, TNI juga membangun jembatan penghubung antar desa, talut sepanjang 400 meter, serta gorong-gorong dan pompa hidram untuk mendukung kebutuhan air bersih masyarakat. “Kami juga membangun talut di titik-titik rawan longsor agar jalan yang dibangun lebih kuat dan aman,” tambahnya.

Safarudin menyebutkan, pelaksanaan TMMD ini menggunakan dua metode agar kegiatan berjalan efektif. Metode pertama fokus pada perbaikan akses yang masih digunakan warga, sementara metode kedua difokuskan pada titik-titik sasaran utama yang telah direncanakan sebelumnya.
“Dengan begitu, kegiatan ekonomi dan aktivitas masyarakat tetap berjalan, seiring pembangunan fisik TMMD,” katanya.

Baca Juga :  Warga Giri Madia Bersyukur TMMD Buka Akses Jalan Satu-Satunya yang Selama Ini Terisolasi

Dalam pelaksanaannya, TMMD ke-126 melibatkan personel gabungan dari TNI AD, TNI AL, serta unsur masyarakat sipil seperti perangkat desa, linmas, dan Babinsa. Pengerjaan dibagi menjadi dua tahap, yakni pra-TMMD selama 30 hari dan pelaksanaan utama selama 30 hari, sehingga total waktu pengerjaan mencapai dua bulan.

Koodinator Umum Satgas TMMD 126, Kapten Inf Jamuhur, S.Sos., yang merupakan
Pasi Ter Dim 1606/Mataram juga mejelaskan, Meski dihadapkan dengan kendala cuaca ekstrem, personel di lapangan tetap berupaya menyelesaikan target tepat waktu. Intensitas hujan yang tinggi pada siang hingga malam hari membuat kegiatan fisik lebih dioptimalkan pada pagi hari.
“Kami memanfaatkan alat berat seperti traktor untuk mempercepat pengerjaan, terutama saat harus memindahkan material ke lokasi jembatan,” ungkap Kapten Inf Jamuhur.

Baca Juga :  Kisah Inaq Alimudin, Ibu Tangguh Penjual Pelecing Urap yang Warnai TMMD di Lombok Barat

Ia berharap kegiatan ini dapat membawa dampak jangka panjang bagi masyarakat, terutama dalam peningkatan akses ekonomi dan potensi wisata.
“Ketika jalan dan jembatan selesai, aktivitas warga akan lebih lancar. Ke depan, kawasan ini juga bisa menjadi destinasi wisata karena memiliki panorama indah dengan tujuh titik air terjun alami,” tutupnya.

Program TMMD ke-126 Kodim 1606 Mataram ini diharapkan menjadi solusi konkret dalam mengatasi keterisolasian wilayah dan mendorong pemerataan pembangunan di daerah pedesaan. Dengan sinergi antara TNI dan masyarakat, akses menuju kawasan potensial di kaki Gunung Rinjani kini mulai terbuka lebar menjadi langkah nyata membangun desa dari pinggiran.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *