Lombok Barat, Jurnalekbis.com – Lombok Barat kembali mencatatkan prestasi di dunia pariwisata dengan kedatangan kapal pesiar terbesar yang pernah masuk ke Indonesia, Quantum of the Seas. Kapal pesiar mewah yang membawa lebih dari 4.000 penumpang dan 1.000 kru ini bersandar di Pelabuhan Gilimas, Lembar, Jumat (22/11/2024). Kedatangan kapal ini menjadi momentum penting bagi pariwisata Nusa Tenggara Barat (NTB), khususnya Lombok Barat, dalam meningkatkan daya tarik wisata internasional.
GM Pelabuhan Indonesia (Pelindo) Lembar, Kunto Wibisono, menyampaikan kebanggaannya atas kedatangan Quantum of the Seas. Kapal ini, yang memiliki panjang hampir 350 meter, menjadi kapal pesiar terbesar yang pernah singgah di Indonesia.
“Kita perlu berbangga karena pertama kali masuk ke Indonesia dan itu lewat pelabuhan Gilimas ini,” ujar Kunto. Ia juga berharap agar pelabuhan Gilimas terus menjadi gerbang strategis bagi kapal-kapal pesiar internasional, sehingga mampu meningkatkan citra pariwisata NTB di kancah global.
Kepala Dinas Pariwisata Lombok Barat, Agus Gunawan, menyambut kedatangan kapal ini dengan penuh antusiasme. Menurutnya, kedatangan kapal pesiar semacam ini membawa dampak positif yang besar bagi perekonomian dan promosi pariwisata daerah.
“Bayangkan 5 ribu penumpang itu kalau saja ke desa wisata kita di Lombok Barat, sudah berapa UMKM yang hidup, sudah berapa akomodasi transportasi berjalan,” ujar Agus.
Agus juga mengapresiasi peran PT Pelindo yang telah berhasil mengatur kedatangan kapal ini dengan baik. Ia menambahkan, promosi pariwisata Lombok Barat perlu terus diperkuat agar kunjungan serupa dapat berlangsung secara berkelanjutan.
“Kami harapkan dengan kedatangan kapal pesiar ini bisa membangkitkan tidak hanya promosi pariwisata di Lombok Barat, tapi juga semangat pemberdayaan UMKM untuk kesejahteraan masyarakat ke depan,” imbuhnya.
Kepala Dinas Pariwisata Provinsi NTB, Jamaludin Malady, yang juga hadir di pelabuhan Gilimas, mengungkapkan rasa syukurnya atas kunjungan kapal pesiar ini. Menurutnya, tidak semua provinsi di Indonesia memiliki kesempatan untuk menjadi tujuan kapal pesiar sebesar ini.
“Luar biasa, tidak semua provinsi bisa didatangi kapal pesiar,” ujarnya. Jamaludin juga menyoroti potensi perputaran ekonomi yang terjadi akibat kunjungan ini, terutama dari sektor transportasi, kuliner, dan penginapan.
Ke depan, Jamaludin mengusulkan agar kuliner lokal lebih disiapkan untuk menyambut penumpang maupun kru kapal pesiar. Ia mencatat, kru kapal yang berasal dari Indonesia juga berpotensi menjadi konsumen utama kuliner lokal.
“Perlu juga kita siapkan kuliner-kuliner lokal karena kru kapal pesiar ini ternyata juga banyak dari Indonesia dan mereka butuh kuliner lokal,” kata Jamaludin.
Kedatangan Quantum of the Seas menjadi momentum penting bagi NTB, khususnya Lombok Barat, dalam memperkuat sektor pariwisata dan pemberdayaan ekonomi lokal. Dengan dukungan dari pemerintah daerah, Pelindo, dan masyarakat setempat, kedatangan kapal pesiar seperti ini dapat menjadi peluang untuk mempromosikan potensi wisata, budaya, dan produk lokal NTB ke panggung internasional.
Dengan terus meningkatkan fasilitas pelabuhan dan atraksi wisata, Lombok Barat diharapkan mampu menjadi destinasi unggulan bagi wisatawan internasional. Keberlanjutan kunjungan kapal pesiar seperti Quantum of the Seas juga menjadi harapan besar bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat lokal melalui pemberdayaan UMKM dan pengembangan infrastruktur pariwisata yang berkelanjutan.