News

Batik Tulis Gembok Buatan Napi Narkoba: Kreasi Inspiratif dari Balik Jeruji

×

Batik Tulis Gembok Buatan Napi Narkoba: Kreasi Inspiratif dari Balik Jeruji

Sebarkan artikel ini
Batik Tulis Gembok Buatan Napi Narkoba: Kreasi Inspiratif dari Balik Jeruji

Lombok Barat, Jurnalekbis.com – Batik tulis Gembok (Generasi Membatik Lombok), karya inovatif dari warga binaan Lapas Kelas II A Kuripan Lombok Barat, kini berhasil menarik perhatian pasar nasional dan internasional. Produk ini tidak hanya menjadi bukti kreativitas, tetapi juga simbol perubahan hidup para warga binaan yang ingin membangun masa depan lebih baik.

Wayan Sumadiase, salah satu warga binaan di Lapas Kelas II A Lombok Barat, adalah sosok inspiratif di balik batik Gembok. Dalam perjalanannya di lembaga pemasyarakatan, ia menemukan kesempatan untuk bertransformasi.

“Saya sudah empat tahun di sini karena kasus narkoba. Awalnya, saya terpengaruh lingkungan kerja di sektor pariwisata yang identik dengan alkohol dan narkoba,” ujar Wayan. Senin  (13/1).

 Setelah menerima vonis delapan tahun penjara, Wayan memanfaatkan waktu di Lapas untuk belajar membatik, sebuah keterampilan yang sebelumnya tidak ia kenal.

Baca Juga :  Apel Gelar Pasukan Pengamanan Rapat Pleno Rekapitulasi Suara Pemilu 2024 NTB

“Dulu, saya sering membuat tato di Gili Trawangan. Saat mulai membatik, saya belajar bahwa teknik melukis di kain membutuhkan kesabaran dan ketelitian, terutama saat mewarnai dan membuat gradasi. Kini, saya bisa menghasilkan karya berkualitas tinggi yang diminati pasar,” tambahnya.

Wayan dan warga binaan lainnya mendapatkan premi 20-40% dari hasil penjualan batik. Pendapatan ini digunakan sebagai tabungan untuk modal usaha setelah mereka bebas.

“Saya ingin membangun usaha batik di lingkungan tempat tinggal saya dan membahagiakan keluarga,” harap Wayan.

Wayan  berharap ilmunya dapat memberikan manfaat setelah bebas nanti. “Saya ingin menunjukkan kepada masyarakat bahwa kami di Lapas juga bisa berkarya dan berubah. Semoga masyarakat dapat menerima kami dengan tangan terbuka,” tuturnya.

Baca Juga :  Pesan Bang Zul di Momen HUT ke-52: Kita Berupaya untuk Selalu Berlapang Dada

Selain itu, Wayan mengajak generasi muda untuk menjauhi narkoba. “Narkoba sangat merusak mental dan kehidupan kita. Saya berharap pengalaman saya bisa menjadi pelajaran untuk orang lain,” pungkasnya.

Menurut Murdahim, Kepala Seksi Bimbingan Kerja Lapas Kelas II A Lombok Barat, program pembinaan membatik memiliki dampak positif yang besar.

“Pak Wayan adalah contoh warga binaan yang antusias dan telaten. Ia tidak hanya belajar membatik, tetapi juga membantu rekan-rekannya untuk berubah dan menghasilkan karya yang bernilai tinggi,” ungkapnya.

Batik Tulis Gembok memiliki arti khusus, yaitu “Generasi Membatik Lombok”. Program ini dirancang untuk meningkatkan keterampilan warga binaan dan memberikan mereka peluang ekonomi. Hingga kini, terdapat lebih dari 100 motif batik yang telah dihasilkan, termasuk motif tradisional Lombok dan motif sirkuit yang sangat diminati.

Baca Juga :  Pj Gubernur NTB Ajak Masyarakat Rayakan Kemerdekaan dengan Gembira

Pemasaran batik Gembok dilakukan melalui berbagai saluran, seperti e-katalog, NTB Mall, pusat oleh-oleh, dan acara pemerintah. Bahkan, batik ini telah menarik perhatian delegasi dari 16 negara yang berkunjung ke Lapas untuk melihat langsung proses pembuatan. Dalam beberapa kesempatan, batik ini dipesan hingga 200 potong sekaligus.

“Satu batik tulis membutuhkan waktu pengerjaan sekitar tujuh hari. Harganya bervariasi, mulai dari Rp700.000 untuk kain, hingga lebih dari Rp1 juta untuk baju jadi, tergantung motif dan ukuran,” jelas Murdahim.

Batik Gembok bukan sekadar produk kreatif, tetapi juga simbol kebangkitan dan harapan. Inisiatif ini menunjukkan bahwa setiap individu, bahkan mereka yang berada di balik jeruji, memiliki potensi untuk berubah dan memberikan kontribusi positif bagi masyarakat.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *