News

NTB Genjot Riset Berbasis Kebutuhan, BRIDA Gandeng Akademisi hingga Praktisi

×

NTB Genjot Riset Berbasis Kebutuhan, BRIDA Gandeng Akademisi hingga Praktisi

Sebarkan artikel ini
NTB Genjot Riset Berbasis Kebutuhan, BRIDA Gandeng Akademisi hingga Praktisi
Kepala BRIDA NTB, I Gede Putu Aryadi, S. Sos, MH
Kunjungi Sosial Media Kami

Mataram, Jurnalekbis.com – Badan Riset dan Inovasi Daerah (BRIDA) Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) kembali menunjukkan keseriusannya dalam menjadikan riset sebagai fondasi pembangunan yang berbasis data dan kebutuhan riil masyarakat. Melalui rapat pembahasan perencanaan riset tematik yang digelar di ruang rapat BRIDA NTB, berbagai pemangku kepentingan dari kalangan akademisi, praktisi, hingga organisasi masyarakat dilibatkan dalam proses perencanaan riset yang strategis dan terarah.

Acara ini tidak sekadar menjadi rutinitas kelembagaan, melainkan momentum penting dalam menguatkan sinergi lintas sektor guna mendorong riset yang aplikatif dan berdampak langsung terhadap peningkatan kualitas hidup masyarakat NTB.

Rapat yang dipimpin langsung oleh Kepala BRIDA NTB, I Gede Putu Aryadi, S.Sos., M.H., dihadiri oleh sejumlah tokoh penting dunia riset dan pendidikan di NTB. Hadir di antaranya Rektor Universitas rinjani/">Gunung Rinjani, Dekan Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Mataram (Fatepa UNRAM), Wakil Rektor I UNRAM Prof. Siti Hilyana, Kepala SMKN 3 Mataram, perwakilan Rumah Energi NTB, serta para pejabat fungsional BRIDA dan stakeholder lainnya.

Dalam sambutannya, Aryadi menegaskan bahwa BRIDA harus kembali ke khitahnya sebagai motor penggerak inovasi berbasis riset. Ia menyatakan bahwa tahun ini, BRIDA menargetkan lahirnya riset-riset unggulan yang bukan hanya mengumpulkan data, tetapi mampu memberi solusi konkret terhadap persoalan yang dihadapi masyarakat NTB.

Baca Juga :  Wagub NTB Serukan Pentingnya Protein Hewani Cegah Stunting

“Tahun ini kita harus menghasilkan riset-riset yang menjawab persoalan nyata. Bukan hanya sekadar data, tapi solusi. Kita ingin BRIDA kembali menjadi penggerak riset yang bermanfaat langsung bagi masyarakat,” tegas Aryadi.

Untuk memperkuat koordinasi dan efektivitas kerja, BRIDA NTB melakukan pembaruan struktur internal melalui pembentukan tiga Kelompok Kerja (Pokja) riset dan satu Pokja inovasi. Langkah ini diambil untuk memastikan bahwa proses perencanaan hingga hilirisasi hasil riset berjalan dengan optimal dan terintegrasi dengan arah kebijakan pembangunan daerah.

Tidak hanya itu, rapat juga menghasilkan kesepakatan penting tentang perlunya membentuk konsorsium riset tematik yang dikelompokkan dalam cluster-cluster prioritas. Konsorsium ini diharapkan menjadi wadah kolaboratif lintas institusi yang akan mempercepat proses riset dan memastikan hasilnya berdampak nyata.

“Kami ingin membentuk ekosistem riset yang kolaboratif. Konsorsium riset ini akan dikelompokkan berdasarkan tema-tema prioritas seperti pengentasan kemiskinan, pangan/">ketahanan pangan, energi terbarukan, dan pariwisata berkelanjutan,” tambah Aryadi.

Baca Juga :  Sidak SPBU di Mataram, Polisi Pastikan Stok BBM Aman dan Harga Stabil

Dalam sesi pembahasan, berbagai topik riset mulai diangkat untuk segera diformulasikan dan direalisasikan dalam program riset tematik tahun ini. Di antaranya adalah riset dari UNRAM mengenai pemanfaatan gula aren sebagai produk unggulan lokal, pemanfaatan bungkil kedelai sebagai pakan ternak berkualitas tinggi, serta pengembangan produk susu MBG untuk penanganan stunting.

Potensi tanaman lokal seperti kelor juga menjadi sorotan karena kandungan gizinya yang tinggi dan kemampuannya dalam membantu mengurangi angka stunting di NTB yang masih berada di atas rata-rata nasional.

Dekan Fakultas Teknologi Pertanian UNRAM menyampaikan pentingnya mempercepat hilirisasi hasil riset agar manfaatnya segera dirasakan oleh masyarakat, terutama kelompok petani dan pelaku UMKM.

“Riset yang tidak bisa dihilirisasi hanya akan menjadi tumpukan dokumen. Kita harus fokus pada output yang aplikatif,” tegasnya.

Wakil Rektor I UNRAM, Prof. Siti Hilyana, menambahkan bahwa penguatan ekosistem riset dan inovasi harus mengacu pada tiga pilar utama: ketahanan pangan, energi, dan air. Menurutnya, NTB memiliki potensi besar dalam mengembangkan energi terbarukan berbasis limbah, serta pemanfaatan sumber daya kelautan secara berkelanjutan.

Baca Juga :  LIDI Foundation: Jangan Abaikan Penyandang Disabilitas Saat Bencana!

“Sebagai produsen garam terbesar keempat indonesia/">di Indonesia dan eksportir indukan udang, NTB memiliki potensi riset kelautan yang sangat besar. Kita juga harus melihat peluang dari limbah menjadi energi alternatif,” ujarnya.

Prof. Hilyana juga mengingatkan pentingnya mendukung riset air bersih dan sanitasi mengingat kondisi geografis NTB yang memiliki tantangan tersendiri dalam hal distribusi dan kualitas air.

Krisna Wijaya dari Rumah Energi NTB turut menyampaikan gagasan inovatif mengenai pemanfaatan limbah ternak menjadi biogas dan pupuk organik. Menurutnya, sektor sanitasi dan pengelolaan limbah seringkali terabaikan, padahal memiliki dampak besar terhadap lingkungan dan kesehatan masyarakat.

“Kami tengah mengembangkan riset untuk mengolah limbah menjadi energi terbarukan. Limbah ternak bisa menjadi sumber biogas sekaligus pupuk organik yang dibutuhkan petani,” ujarnya.

Ia menekankan bahwa inovasi ini harus didukung penuh oleh pemerintah daerah agar dapat dikembangkan secara luas di seluruh wilayah NTB, terutama di daerah-daerah dengan populasi ternak tinggi.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *