jurnalekbis.com/tag/jakarta/">Jakarta, Jurnalekbis.com – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menegaskan bahwa stabilitas sektor jasa keuangan (SJK) Indonesia tetap terjaga di tengah dinamika global maupun domestik. Hal ini disampaikan usai Rapat Dewan Komisioner Bulanan (RDKB) pada 27 Agustus 2025.
Menurut OJK, perekonomian global menunjukkan tren perbaikan. IMF merevisi proyeksi pertumbuhan ekonomi dunia tahun 2025 menjadi 3,0 persen, naik 20 basis poin (bps) dari perkiraan sebelumnya. Faktor pendorongnya antara lain kebijakan fiskal yang akomodatif, likuiditas global yang membaik, serta tarif Amerika Serikat yang lebih rendah dari perkiraan awal.
Di dalam negeri, OJK mencatat pertumbuhan ekonomi domestik tetap solid, tercermin dari meningkatnya intermediasi sektor jasa keuangan dan kinerja pasar modal yang mencetak rekor.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sepanjang Agustus 2025 ditutup di level 7.830,49, naik 4,63 persen month-to-date (mtd) atau 10,60 persen year-to-date (ytd). Bahkan, pada 28 Agustus, IHSG sempat menyentuh level 8.022,76, yang merupakan rekor tertinggi sepanjang sejarah.
Nilai kapitalisasi pasar juga menembus angka Rp14.377 triliun, menjadi yang tertinggi sepanjang masa. Lonjakan ini ditopang kepercayaan investor terhadap fundamental ekonomi Indonesia, meskipun dinamika politik dan sosial domestik sempat memberi tekanan pada pekan terakhir Agustus.
Likuiditas pasar saham juga membaik, dengan rata-rata nilai transaksi harian mencapai Rp14,32 triliun, lebih tinggi dibanding rerata tahun 2024 sebesar Rp12,85 triliun. Investor asing yang sebelumnya melakukan aksi jual, pada Agustus tercatat kembali masuk dengan inflow Rp10,96 triliun.

Selain saham, pasar obligasi juga mencatatkan kinerja positif. Indeks pasar obligasi (ICBI) menguat 1,62 persen mtd atau 8,40 persen ytd, sementara yield Surat Berharga Negara (SBN) turun rata-rata 16,95 bps mtd.
Investor asing juga tercatat melakukan net buy Rp18,14 triliun di pasar SBN. Di sisi industri reksa dana, Nilai Aktiva Bersih (NAB) mencapai Rp550,43 triliun, naik 10,25 persen ytd.
Jumlah investor pasar modal per akhir Agustus 2025 tercatat 18,02 juta, naik 21,18 persen dibanding akhir 2024.
Kinerja perbankan nasional juga terjaga. Kredit per Juli 2025 tumbuh 7,03 persen yoy menjadi Rp8.043,2 triliun, didukung pertumbuhan kredit investasi sebesar 12,42 persen dan kredit konsumsi 8,11 persen.
Dana Pihak Ketiga (DPK) naik 7 persen yoy menjadi Rp9.294 triliun, dengan giro tumbuh paling tinggi yakni 10,72 persen. Rasio kredit bermasalah (NPL) gross terjaga di 2,28 persen, sedangkan rasio kecukupan modal (CAR) tetap kuat di level 25,88 persen.
Ke depan, OJK menegaskan komitmen untuk memperluas akses pembiayaan, khususnya bagi sektor UMKM. Regulasi baru tengah disiapkan agar lembaga jasa keuangan menyediakan skema khusus pembiayaan bagi pelaku usaha kecil.
Selain itu, OJK juga memperketat pengawasan terhadap praktik perjudian online dan aktivitas keuangan ilegal yang berdampak pada sistem keuangan. Sejak awal 2025, sekitar 25.912 rekening terkait judi online telah diblokir.
“OJK akan terus menjaga stabilitas keuangan nasional sekaligus memastikan layanan keuangan tetap optimal bagi masyarakat,” demikian pernyataan resmi OJK.
