News

Waspada! Banjir Rob Ancam Pesisir Lombok dan Bima Sepekan ke Depan

×

Waspada! Banjir Rob Ancam Pesisir Lombok dan Bima Sepekan ke Depan

Sebarkan artikel ini
Waspada! Banjir Rob Ancam Pesisir Lombok dan Bima Sepekan ke Depan
Kunjungi Sosial Media Kami

Lombok Tengah, Jurnalekbis.com – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi Zainuddin Abdul Madjid (ZAM) mengeluarkan peringatan dini potensi banjir rob yang akan melanda wilayah pesisir Lombok dan Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB). Fenomena ini diperkirakan berlangsung mulai 22 Oktober pukul 08.00 WITA hingga 28 Oktober 2025 pukul 20.00 WITA.

Dalam rilis resmi yang diterima, BMKG memperkirakan tinggi gelombang laut mencapai 2,5 hingga 4 meter di wilayah perairan Lembar dan sekitarnya, dengan pasang maksimum lebih dari 1,9 meter yang terjadi antara pukul 22.00 hingga 02.00 WITA. Sementara di wilayah perairan Sape, ketinggian gelombang diprediksi antara 1,25 hingga 2,5 meter dengan pasang maksimum lebih dari 1,8 meter pada pukul 23.00 hingga 01.00 WITA.

Baca Juga :  Kementerian Agama NTB Buka 267 Formasi CPNS, Didominasi Tenaga Guru

Kepala Stasiun Meteorologi ZAM BMKG, Satria Topan Primadi, menjelaskan bahwa kondisi ini disebabkan oleh kombinasi fase pasang air laut maksimum dan kecepatan angin tenggara–selatan yang berkisar antara 5 hingga 20 knots. “Fenomena ini dapat memicu terjadinya banjir rob di sejumlah wilayah pesisir NTB, terutama di daerah yang memiliki ketinggian rendah dan berdekatan langsung dengan garis pantai,” ujarnya.

BMKG mencatat sejumlah wilayah yang berpotensi terdampak banjir rob, di antaranya:

  • Lombok: Ampenan, Sekarbela, Gerung, Lembar, Pemenang, Jerowaru, dan Labuhan Lombok.

  • Sumbawa: Sumbawa dan Labuhan Badas.

  • Bima: Palibelo, Woha, Bolo, Langgudu, Soromandi, Sape, Rasanae Barat, Hu’u, dan Asakota.

BMKG mengimbau masyarakat pesisir, terutama yang tinggal di bantaran sungai dan daerah dataran rendah, untuk meningkatkan kewaspadaan dan kesiapsiagaan menghadapi potensi genangan air laut yang dapat mengganggu aktivitas harian. “Warga perlu berhati-hati terutama pada malam hari saat air laut mengalami pasang maksimum,” kata Satria.

Baca Juga :  Konsumsi LPG Diprediksi Naik 10% di NTB, Pertamina Siapkan Antisipasi

Selain itu, masyarakat juga diminta memperhatikan keamanan perahu, kapal nelayan, serta aktivitas bongkar muat di pelabuhan. Gelombang tinggi berpotensi mengganggu jalur transportasi laut dan aktivitas perikanan. BMKG juga menekankan pentingnya memantau informasi cuaca terkini melalui kanal resmi seperti website maritim.bmkg.go.id, akun media sosial @infobmkgntb, serta laman stamet-ntb.bmkg.go.id.

“Fenomena pasang maksimum ini merupakan kondisi alam yang berulang, namun dampaknya bisa berbeda tergantung pada tinggi gelombang dan kecepatan angin. Karena itu, penting bagi masyarakat untuk selalu memperbarui informasi,” tambahnya.

Banjir rob sendiri merupakan peristiwa naiknya permukaan air laut yang menggenangi wilayah daratan akibat pasang laut tinggi, sering diperparah oleh cuaca buruk atau gelombang besar. Dalam periode ini, BMKG memperkirakan cuaca di wilayah pesisir NTB bervariasi antara cerah berawan hingga hujan sedang, sehingga potensi genangan bisa meningkat jika hujan terjadi bersamaan dengan air pasang.

Baca Juga :  Kawasaki Versys 1000 2024: Moge Adventure Touring Paling Powerful untuk Teman Berpetualang

Dengan peringatan dini ini, BMKG berharap masyarakat, pemerintah daerah, dan pihak terkait dapat mengambil langkah antisipatif agar dampak banjir rob dapat diminimalkan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *