JE-Mataram- Maulid Nabi Muhammad SAW adalah peringatan hari kelahiran Nabi Muhammad SAW yang jatuh pada tanggal 12 Rabiulawal dalam kalender jurnalekbis.com/tag/islam/">Islam. indonesia/">Di Indonesia, perayaan Maulid Nabi memiliki berbagai tradisi yang kaya budaya dan filosofis, yang menunjukkan keberagaman dan kekayaan Islam di tanah air. Berikut adalah beberapa tradisi Maulid Nabi yang unik dan menarik dari berbagai daerah di Indonesia.
Sekaten
Sekaten adalah tradisi Maulid Nabi yang pertama kali diperkenalkan oleh para Wali Songo di Jawa pada abad ke-14. Sekaten berasal dari kata syahadatain, yaitu dua kalimat syahadat yang menjadi rukun Islam pertama2. Tradisi ini dilakukan selama sebulan penuh, namun sekarang hanya berlangsung selama sepekan dari tanggal 5 sampai 12 Rabiulawal. Sekaten dilaksanakan di wilayah Yogyakarta dan Surakarta, dengan menggelar pameran kesenian, kerajinan, dan kuliner di alun-alun keraton2. Puncaknya adalah pada malam 12 Rabiulawal, ketika gamelan kuno yang disebut Kyai Guntur Madu dan Kyai Naga Wilaga dimainkan di masjid agung untuk mengiringi doa bersama.
Ampyang Maulid
Ampyang Maulid adalah tradisi Maulid Nabi yang berasal dari Desa Loram Kulon di Jati, Kudus, Jawa Tengah. Ampyang adalah sejenis kerupuk yang terbuat dari tepung beras dan gula merah. Tradisi ini dilakukan dengan cara arak-arakan gunungan yang berisi nasi, hidangan hasil bumi, dan ampyang itu sendiri1. Gunungan tersebut dibawa oleh warga menuju masjid, kemudian didoakan oleh pemuka agama setempat lalu dibagikan kepada warga. Tradisi ini pertama kali dikenalkan pada abad ke-15 oleh Tjie Wie Gwan, seorang pendakwah Islam keturunan Tiongkok.
Grebeg Maulud
Grebeg Maulud adalah tradisi Maulid Nabi yang juga identik dengan gunungan. Tradisi ini dilaksanakan di wilayah Yogyakarta dan Surakarta. Grebeg memiliki arti masyarakat akan mengikuti para sultan dan pembesar yang keluar dari keraton untuk upacara Maulid Nabi di masjid. Sebelum sampai pada puncaknya, tradisi ini memiliki tahapan yang harus diikuti. Tahap pertama adalah tumplak wajik, yaitu upacara dan pemukulan kentongan sebagai tanda pembuatan gunungan telah dimulai. Tahap terakhir adalah upacara Grebeg Maulud dengan membawa gunungan tersebut yang diarak oleh warga menuju masjid agung, lalu setelah sampai di masjid, gunungan tersebut didoakan. Kemudian gunungan akan dibawa keluar masjid dan dibagikan kepada masyarakat dengan tradisi perebutan.
Masak Kuah Beulangong
Masak Kuah Beulangong adalah tradisi Maulid Nabi yang berasal dari Aceh. Kuah Beulangong adalah sejenis gulai daging sapi yang dimasak dalam kuali besar. Tradisi ini dilakukan dengan cara memasak kuah beulangong bersama-sama oleh warga desa, kemudian disantap bersama-sama dengan nasi dan sayur-sayuran. Tradisi ini merupakan bentuk syukur atas nikmat Allah SWT dan rasa persaudaraan antara sesama Muslim.
Muludhen
Muludhen adalah tradisi Maulid Nabi yang berasal dari Pulau Madura, Jawa Timur. Muludhen berarti membaca kitab maulid atau riwayat hidup Nabi Muhammad SAW secara bersama-sama. Tradisi ini dilakukan dengan cara mengundang para ulama dan santri untuk membaca kitab maulid di rumah-rumah warga, kemudian diselingi dengan doa, dzikir, dan shalawat. Tradisi ini bertujuan untuk mengenang dan meneladani akhlak Nabi Muhammad SAW.