BeritaBisnisDaerahEkonomiNews

Diminati Pasar Global, BI Dorong Produksi Vanili Organik

×

Diminati Pasar Global, BI Dorong Produksi Vanili Organik

Sebarkan artikel ini
Kunjungi Sosial Media Kami

JE-Mataram – Bank jurnalekbis.com/tag/indonesia/">Indonesia Perwakilan NTB mendorong produksi vanili organik di NTB. Ditambah dengan potensi pasar ekspornya cukup bagus untuk pasar global. Pasalnya di Amerika Serikat saja, permintaan buyernya unlimited untuk vanili organik. Untuk itu didorong agar valuta asing (valas) agar lebih banyak masuk ke NTB.

Melihat potensi tersebut, Kepala BI NTB Berry Arifsyah Harahap menerangkan, sumber pertumbuhan tidak hanya dari domestik saja, tetapi ada dari sisi ekspor. Seperti mengekspor vanili organik kenegara permintaan, dalam hal ini Indonesia sebagai negara berkembang tentunya membutuhkan valas. Sehingga dengan adanya valas yang masuk ke Indonesia tentunya hal ini bisa mendorong stabilitas nilai tukar di NTB.

Baca Juga :  Pencari Kerang di Lombok Barat Ditemukan Tewas Terhempas Ombak

“Kalau di Lombok ini kita bekerjasama dengan kelompok tani (vanili,), supaya bisa menembus pasar ekspor dengan nilai tukar tambah yang tinggi. Memang ini belum di hilirisasi, namun sudah cukup tinggi sekali harganya per kilonya ini bisa Rp 500 ribu,” ujar Berry Arifsyah Harahap, Senin (20/2).

Menurutnya budidaya vanili organic bukan bicara soal luas lahan, tetapi jumlah batang. Apalagi dengan membudidayakan vanili di green house, tidak membutuhkan lahan luas. Kemudian nilai ekonomis vanili saat ini Rp350.000 sekilo untuk vanili basah dan Rp8 juta perkilogram (kg) untuk vanili kering. Dengan panen bisa dilakukan sampai sekitar 9 bulan. Dalam satu batang vanili bisa menghasilkan 1 kg vanili basah atau sekitar Rp350.000 jika dihitung dengan nilai tukar dolar AS saat ini. Artinya, satu petani memiliki 1.000 batang vanili, maka potensi penghasilannya mencapai Rp 350 juta sekali musim.

Baca Juga :  Kapal Polisi Dikerahkan, Warga Sumbawa Hanyut Ditemukan Tak Bernyawa

“Vanili ini bisa dibilang biaya produksinya sangat rendah. Tidak sampai Rp 30 juta. vanili ini kalau dilepas saja dia akan tumbuh sendiri, apalagi diurus telaten. Jauh pendapatannya ketimbang menanam cabai, bawang, dan lainnya,” terangnya.

Vanili sudah dikembangkan sejak lama di kawasan pegunungan Rinjani, Lombok. Demikian juga di kawasan pegunungan Tambora, Dompu Pulau Sumbawa. Para petani dari kelompok petani vanili Gerok Sokong (Saling Bahu Membahu) semakin bersemangat mengembangkan budidaya vanili karena menjanjikannya harga jual di pasar global. Vanili di wilayah ini sudah berpuluh-puluh tahun membudidayakan vanili. Namun belakangan, sistem penanaman vanili dilakukan dengan teknologi di dalam greenhouse, karena permintaan pasar luar negeri unlimited adalah vanili organik.

Baca Juga :  Perkembangan Indikator Stabilitas Nilai Rupiah (21 Juli 2023)

“Sekarang ini produksinya masih gelondongan. Tapi kami BI akan mendampingi di dalam daerah. Jadi dilakukan pengolahan, sehingga dikirim keluar negeri bisa vanili dalam bentuk bubuk,” imbuhnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *