JE-Lombok Timur – Sebuah berita gembira datang dari Pondok Pesantren (Ponpes) Thohir Yasin Lendang Nangka, Kecamatan Masbagik, Kabupaten Lombok Timur. Ponpes ini berhasil mengembangkan jurnalekbis.com/tag/budidaya/">budidaya cabai menggunakan teknologi green house yang didukung oleh Bank Indonesia.
Teknologi green house ini memungkinkan Ponpes Thohir Yasin untuk menghasilkan produksi cabai tanpa mengenal musim, dengan produktivitas yang tinggi. Panen perdana cabai hasil budidaya ini dilakukan pada hari Jumat (19/4/2024) oleh Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia, Berry A Harahap, dan disaksikan oleh berbagai pejabat penting lainnya.
Keunggulan Green House untuk Budidaya Cabai
Budidaya cabai di green house Ponpes Thohir Yasin memiliki beberapa keunggulan, antara lain:
- Hama penyakit terkendali: Iklim di dalam green house dapat diatur sesuai kebutuhan tanaman, sehingga hama dan penyakit dapat dikendalikan dengan lebih baik.
- Suhu terkendali: Suhu di dalam green house juga dapat diatur, sehingga tanaman cabai dapat tumbuh dengan optimal.
- Produktivitas tinggi: Hasil panen cabai di green house dapat mencapai 800 gram hingga 1 kilogram per batang, jauh lebih tinggi dibandingkan dengan budidaya cabai tradisional yang hanya sekitar 500 gram per batang.
- Masa panen panjang: Cabai di green house dapat dipanen selama delapan bulan, sedangkan cabai tradisional hanya dapat dipanen selama lima bulan.
Manfaat Green House bagi Ponpes dan Masyarakat
Green house di Ponpes Thohir Yasin tidak hanya bermanfaat untuk memenuhi kebutuhan cabai bagi ponpes dan masyarakat sekitar, tetapi juga menjadi tempat belajar bagi masyarakat dan santri yang ingin mengembangkan teknologi tanam ini.
“Disinilah tempat belajar masyarakat, santri dan santriwati kalau ingin mengambangkan ini. Jadi tidak sekedar hanya untuk kegiatan produksi,” ujar Faisal, pengelola green house Ponpes Thohir Yasin.
Kontribusi Bank Indonesia dalam Program INFRATANI
Teknologi green house di Ponpes Thohir Yasin merupakan salah satu program INFRATANI (Integrated Farming with Technology Information and Society) yang diinisiasi oleh Bank Indonesia. Program ini bertujuan untuk membantu pondok pesantren dalam mengembangkan budidaya tanaman cabai untuk mengurangi ketergantungan terhadap pasar dan membantu pengendalian inflasi pangan.
“Melalui program INFRATANI ini, kami berharap pondok pesantren dapat mengambil peran dalam pengendalian inflasi pangan khususnya komoditas cabai. Hasil produksi diharapkan dapat memenuhi kebutuhan domestik pondok pesantren serta mendukung program hilirisasi produk turunan dari komoditas cabai,” ujar Berry A Harahap, Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi NTB.
Harapan untuk Pengembangan Green House di Lombok Timur
Pj. Bupati Lombok Timur, Juaini Taofik, menyampaikan apresiasinya kepada Bank Indonesia atas program INFRATANI dan berharap program ini dapat dikembangkan lebih luas di Kabupaten Lombok Timur.
“Karena kebermanfaatannya nyata,” ujar Juaini Taofik.
Keberhasilan Ponpes Thohir Yasin dalam budidaya cabai menggunakan teknologi green house menunjukkan bahwa teknologi ini dapat diterapkan secara efektif di daerah pedesaan di Indonesia. Dengan dukungan dari pemerintah dan pihak swasta, diharapkan teknologi ini dapat dikembangkan lebih luas dan membantu meningkatkan kesejahteraan masyarakat.