Bisnis

Petani Bawang Merah NTB Beralih ke LPG, Pertamina Tambah Pasokan

×

Petani Bawang Merah NTB Beralih ke LPG, Pertamina Tambah Pasokan

Sebarkan artikel ini
Petani Bawang Merah NTB Beralih ke LPG, Pertamina Tambah Pasokan

Mataram, Jurnalekbis.com-Perubahan signifikan tengah terjadi di sektor pertanian bawang merah di Nusa Tenggara Barat (NTB). Seiring dengan kemajuan teknologi dan upaya untuk meningkatkan efisiensi, para petani di wilayah ini mulai meninggalkan penggunaan mesin air konvensional dan beralih ke LPG sebagai sumber energi utama. Peralihan ini tidak hanya membawa manfaat bagi para petani, tetapi juga mendapat dukungan penuh dari Pertamina Patra Niaga Jatimbalinus. Untuk memenuhi kebutuhan yang meningkat, terutama menjelang musim tanam, Pertamina telah gencar menambah pasokan tabung LPG 3 kg di berbagai wilayah NTB.

Ahad Rahedi, Area Manager Comm, Rel & CSR 2024/07/24/pertamina-patra-niaga-sukses-memenuhi-kebutuhan-avtur-untuk-penerbangan-haji-2024/" target="_blank" rel="noopener">Pertamina Patra Niaga Jatimbalinus, menjelaskan bahwa langkah proaktif ini bertujuan untuk memastikan ketersediaan gas bagi masyarakat, terutama petani bawang merah.

“Kami ingin memastikan bahwa petani bawang merah di NTB dapat menjalankan aktivitas pertaniannya dengan lancar. Selain itu, penambahan ini juga sebagai bentuk antisipasi terhadap peningkatan konsumsi LPG secara umum,” ujar Ahad pada Jumat (26/7).

Baca Juga :  Baru 29,26 Persen Tenaga Kerja di NTB Terlindungi BPJS Ketenagakerjaan

Pertamina mencatat adanya peningkatan signifikan dalam permintaan LPG di daerah-daerah yang menjadi sentra produksi bawang merah, seperti Sumbawa Barat, Sumbawa, Dompu, dan Bima. Untuk mengakomodasi lonjakan permintaan ini, Pertamina telah mengalokasikan tambahan pasokan LPG sebesar 175-200% dari alokasi harian normal. Ini adalah langkah yang sangat penting untuk memastikan bahwa semua petani dapat memperoleh LPG dengan mudah dan harga yang stabil.

Meskipun ada peningkatan pasokan, Pertamina tetap mengimbau masyarakat untuk membeli LPG 3 kg di pangkalan resmi. Hal ini dilakukan untuk menjaga stabilitas harga dan memastikan bahwa subsidi LPG tepat sasaran.

“Kami mohon kepada masyarakat untuk tidak membeli LPG secara berlebihan dan selalu membeli di pangkalan resmi. Dengan begitu, kita dapat bersama-sama memastikan ketersediaan LPG bagi mereka yang benar-benar membutuhkan,” tambah Ahad.

Peralihan dari mesin air konvensional ke LPG dianggap sebagai langkah yang tepat oleh para petani di NTB. Selain lebih praktis, penggunaan LPG juga dinilai lebih efisien dan ramah lingkungan. Seorang petani bawang merah di Sumbawa mengungkapkan,

Baca Juga :  QRIS Dorong Perkembangan Ekonomi dan Keuangan Syariah di NTB

“Dengan menggunakan LPG, kami tidak perlu lagi repot mencari bahan bakar mesin air. Selain itu, LPG juga lebih mudah diatur dan lebih bersih.”

Selain itu, LPG memberikan keuntungan dalam hal penghematan biaya operasional dan waktu. Para petani tidak lagi perlu khawatir tentang ketersediaan dan kualitas bahan bakar yang sering menjadi masalah dalam penggunaan mesin air konvensional. Dengan LPG, mereka dapat lebih fokus pada proses pertanian dan meningkatkan hasil produksi.

Langkah Pertamina dalam mendukung konversi petani bawang merah ke LPG sejalan dengan komitmen perusahaan untuk berkontribusi dalam pembangunan pertanian berkelanjutan indonesia/">di Indonesia. Pertamina percaya bahwa dengan memastikan ketersediaan energi yang bersih dan efisien, produktivitas petani dapat ditingkatkan, yang pada akhirnya berkontribusi pada kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan.

Dalam jangka panjang, penggunaan LPG di sektor pertanian diharapkan dapat mengurangi emisi karbon dan dampak negatif terhadap lingkungan. Hal ini sejalan dengan upaya global untuk mengurangi jejak karbon dan mencapai target keberlanjutan lingkungan.

Baca Juga :  Terekam CCTV, Pelaku Kuras ATM Korban Akhirnya Ditangkap Polisi

Peralihan ke LPG adalah salah satu contoh inovasi dalam pertanian yang dapat memberikan dampak positif bagi petani dan masyarakat sekitar. Dengan dukungan dari pemerintah dan sektor swasta, seperti Pertamina, NTB memiliki peluang besar untuk menjadi model pertanian modern yang efisien dan berkelanjutan.

Ke depan, diharapkan lebih banyak petani yang akan mengikuti jejak ini dan beralih ke sumber energi yang lebih bersih dan efisien. Pertamina juga berkomitmen untuk terus mendukung dan memfasilitasi perubahan ini, memastikan bahwa setiap petani memiliki akses ke energi yang diperlukan untuk mendukung aktivitas pertanian mereka.

Perubahan ini adalah langkah penting menuju masa depan pertanian yang lebih cerah dan berkelanjutan di NTB. Dengan dukungan dan kerjasama dari semua pihak, pertanian di wilayah ini dapat terus berkembang dan memberikan manfaat yang lebih besar bagi masyarakat dan lingkungan.

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *