Mataram, Jurnalekbis.com – Gempa bumi tektonik berkekuatan Magnitudo 3,7 mengguncang wilayah Sumbawa Barat pada Minggu, 27 Oktober 2024, tepat pukul 10.22.51 WITA. Berdasarkan hasil analisa dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), gempa ini terjadi pada koordinat 9,11° LS dan 117,22° BT, berlokasi di laut sekitar 56 km tenggara Sumbawa Barat pada kedalaman 10 km.
Kepala Stasiun Geofisika Mataram, Ardhianto Septiadhi, S.Si, menjelaskan bahwa gempa ini tergolong gempa bumi dangkal yang disebabkan oleh aktivitas sesar aktif di dasar laut. Berdasarkan analisis mekanisme sumber, gempa ini memiliki pergerakan mendatar atau dikenal sebagai strike-slip fault, yaitu mekanisme pergeseran horizontal di sepanjang sesar. “Dengan melihat lokasi episenter dan kedalamannya, gempa ini adalah jenis gempa dangkal yang diakibatkan pergerakan sesar aktif di dasar laut,” ujar Ardhianto.
Gempa berkekuatan M=3,7 ini dirasakan cukup kuat di beberapa wilayah di Sumbawa. Di Sumbawa Barat, gempa dirasakan pada skala intensitas III – IV MMI (Modified Mercalli Intensity), di mana guncangan pada siang hari terasa oleh banyak orang yang berada di dalam rumah, menyebabkan benda-benda seperti gerabah pecah, jendela dan pintu bergetar, serta dinding yang berbunyi. Di wilayah Sumbawa, gempa dirasakan pada skala intensitas II MMI, yang dirasakan hanya oleh beberapa orang dengan benda ringan yang digantung bergerak.
Kepala Stasiun Geofisika Mataram juga memastikan bahwa hingga saat ini tidak ada laporan kerusakan bangunan akibat gempa tersebut. “Gempa ini memang dirasakan cukup signifikan di beberapa wilayah, tetapi belum ada laporan dampak kerusakan yang ditimbulkan,” ungkapnya.
Meskipun terjadi di laut, gempa bumi ini tidak berpotensi menimbulkan tsunami. Hasil pemodelan BMKG menyimpulkan bahwa kekuatan dan mekanisme gempa bumi ini tidak memenuhi kriteria untuk menyebabkan tsunami. Selain itu, hingga pukul 11.00 WITA, BMKG mencatat adanya satu gempa susulan (aftershock) dengan intensitas yang lebih rendah.
Ardhianto mengimbau masyarakat agar tetap tenang dan tidak mudah terpengaruh oleh informasi yang belum terbukti kebenarannya terkait gempa. Dia juga menambahkan bahwa masyarakat perlu memeriksa kondisi bangunan sebelum kembali ke dalam rumah, terutama jika ada indikasi keretakan atau kerusakan yang dapat mempengaruhi kestabilan struktur. “Kami mengimbau agar masyarakat tetap tenang dan tidak mudah terpengaruh oleh isu-isu yang tidak bisa dipertanggungjawabkan kebenarannya,” jelas Ardhianto.
BMKG juga mengingatkan agar masyarakat senantiasa memastikan bangunan tempat tinggal mereka dalam kondisi tahan gempa. Langkah ini penting untuk mengantisipasi potensi gempa di masa depan yang dapat berdampak lebih signifikan.