Mataram, Jurnalekbis.com – Kepala Kanwil Direktorat Jenderal Perbendaharaan (DJPb) NTB, Ratih Hapsari Kusumawardani, mengungkapkan pencapaian luar biasa dalam kinerja Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) di NTB hingga akhir tahun 2024.
“Dengan tema “Kerja Keras untuk Kemajuan Bangsa,” berbagai indikator menunjukkan tren positif meskipun di tengah tantangan ekonomi regional dan global,” ungkapnya. Sabtu (25/1).
Pendapatan negara di Provinsi NTB mencapai Rp 9,39 triliun, melampaui target sebesar 107,4% dan tumbuh 24,33% dibandingkan tahun sebelumnya.
“Sumber utama pendapatan berasal dari penerimaan perpajakan, termasuk Pajak Penghasilan (PPh) dan Pajak Pertambahan Nilai (PPN), yang mencatat pertumbuhan masing-masing 33,91% dan 8,30%.,” ujarnya.
Sementara itu, belanja negara mencapai Rp 26,83 triliun atau 98,9% dari pagu. Realisasi ini mencakup belanja pemerintah pusat sebesar Rp9,43 triliun dan transfer ke daerah sebesar Rp17,39 triliun.
“Belanja ini diprioritaskan untuk sektor kesehatan, pendidikan, dan infrastruktur yang menjadi tulang punggung pembangunan daerah,” jelasnya.
Mayoritas jenis pajak utama mencatat pertumbuhan positif, terutama PPh Pasal 21 dan PPN Dalam Negeri. Namun, sektor Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) mengalami kontraksi akibat tidak berulangnya setoran dari sektor pertambangan.
“ Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP) juga mencatat pencapaian 188,63% dari target, didominasi oleh pendapatan dari layanan Badan Layanan Umum (BLU) di bidang pendidikan dan kesehatan,” jelasnya.
NTB terus mencatat surplus perdagangan sebesar USD 1,58 miliar meskipun terdapat penurunan ekspor konsentrat tembaga pada Desember 2024. Ekspor utama meliputi barang tambang mineral logam, sementara impor didominasi oleh mesin dan alat berat.
Program Kredit Usaha Rakyat (KUR) dan Ultra Mikro (UMi) memberikan kontribusi besar bagi pergerakan ekonomi masyarakat, dengan penyaluran mencapai Rp5,72 triliun kepada lebih dari 145 ribu debitur.
“UMKM sektor perdagangan menjadi penerima manfaat terbesar, mendukung pertumbuhan ekonomi lokal,” pungkasnya.
Kepala Kanwil DJPb NTB, Ratih Hapsari Kusumawardani, menyatakan bahwa meskipun tren pertumbuhan positif terlihat jelas, tantangan tetap ada. Namun, dengan kebijakan fiskal yang tepat dan dukungan dari berbagai pihak, NTB optimis dapat menghadapi peluang dan tantangan ekonomi di tahun 2025 dengan lebih baik.