Mataram, Jurnalekbis.com – Gema Festival Olahraga Masyarakat Nasional (FORNAS) VIII Tahun 2025 di Nusa Tenggara Barat (NTB) semakin nyaring. Euforia perhelatan akbar ini tak hanya terasa di kalangan pegiat olahraga, namun juga menyelimuti seluruh sektor di Bumi Gora. Dengan target awal 12.000 peserta yang kini jauh terlampaui hingga mencapai 15.400 pendaftar – dan angka ini terus merangkak naik – NTB bersiap mencetak sejarah sebagai tuan rumah FORNAS terbesar yang pernah ada. Proyeksi optimis Gubernur NTB, L.M. Iqbal, bahkan menyebutkan total kehadiran, termasuk pendamping, bisa menembus 20.000 orang.
Keberhasilan dalam menarik jumlah peserta yang masif ini tak lepas dari promosi gencar dan persiapan matang yang dilakukan oleh Pemerintah Provinsi NTB dan Komite Olahraga Rekreasi Masyarakat Indonesia (KORMI) NTB. Mereka berupaya keras memastikan setiap aspek penyelenggaraan berjalan mulus, mulai dari pendaftaran hingga akomodasi dan transportasi.
Lonjakan jumlah peserta yang signifikan tentu membawa tantangan tersendiri, terutama dalam hal mobilitas dan akomodasi. Pemerintah Provinsi NTB, melalui koordinasi intensif berbagai pihak, telah menyiapkan strategi komprehensif untuk memastikan kelancaran pergerakan peserta dan kenyamanan selama berada di NTB.
Penjabat (Pj) Sekretaris Daerah (Sekda) NTB, Lalu Moh. Faozal, menjelaskan bahwa peningkatan kebutuhan penerbangan diprediksi akan terjadi secara signifikan pada tanggal 23 hingga 25 Juli 2025 untuk rute Jakarta, Surabaya, dan Denpasar. Hal ini juga berlaku untuk rute Makassar, yang sedang dalam tahap konfirmasi.
“Kami sedang menunggu juga perkembangan yang pesawat Makassar, kemungkinan kita akan menyediakan extra flight pada tanggal 24 untuk rute Jakarta dan Surabaya,” ujar Lalu Moh. Faozal.

Kabar baik datang dari pihak maskapai. Untuk rute Jakarta-Lombok, dipastikan ada penambahan penerbangan dari dua kali menjadi tiga kali sehari pada tanggal 24 Juli. Sementara itu, rute Surabaya-Lombok juga akan mengalami peningkatan frekuensi dari satu kali menjadi dua kali sehari. Pihak penyelenggara sedang menunggu kepastian booking dari peserta yang akan menggunakan rute-rute tersebut.
Namun, untuk rute Denpasar-Lombok, tantangan masih ada. Mengubah penerbangan dari pesawat jenis ATR ke JET belum memungkinkan. Oleh karena itu, Lalu Moh. Faozal mengisyaratkan fokus pada optimalisasi jalur laut. “Kami sudah komunikasikan dengan teman-teman di AKACINDO (Asosiasi Kapal Cepat Indonesia),” katanya.
Solusi yang disiapkan adalah peningkatan frekuensi kapal cepat, khususnya dari Padangbai menuju Senggigi. Jika sebelumnya hanya dua kali sehari, akan ditingkatkan menjadi empat kali sehari. “Kalau memungkinkan teman-teman AKACINDO akan men-support ini, karena jumlah kapal cukup tersedia bergerak baik dari Sanur maupun dari Padangbai,” tambah Lalu Moh. Faozal. Ini menunjukkan fleksibilitas dan kesiapan NTB dalam mengantisipasi lonjakan kedatangan melalui berbagai moda transportasi.
Salah satu inovasi yang patut diacungi jempol adalah penyediaan Shuttle Bus gratis. Bus-bus ini, baik konvensional maupun elektrik, akan melayani rute dari satu tempat pertandingan ke tempat pertandingan lainnya. Kebijakan ini tidak hanya mempermudah akses bagi peserta dan pengunjung, tetapi juga memberikan pengalaman unik dan menjadi bagian dari latihan kesiapan NTB dalam manajemen transportasi untuk event besar seperti PON 2028.
Tak hanya itu, kesiapan transportasi darat juga mencakup infrastruktur pendukung kendaraan listrik. Lalu Moh. Faozal menjelaskan, “Untuk transportasi darat insyaallah besok hari (15/7) kami akan simulasi pergerakan dari transport termasuk charger portable telah tiba di Mataram untuk kebutuhan kapasitas besar.” Dua unit charger portable berkapasitas besar akan ditempatkan di lokasi strategis: satu di Islamic Center dan satu di Dinas Perhubungan. Ini memastikan kebutuhan pengisian daya kendaraan yang beroperasi selama FORNAS dapat terpenuhi.