Mataram, Jurnalekbis.com – Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) bersiap menyambut hajatan akbar Festival Olahraga Masyarakat Nasional (FORNAS) VIII Tahun 2025. Ajang olahraga rekreasi terbesar indonesia/">di Indonesia ini bukan sekadar ajang biasa, melainkan sebuah tes kesiapan monumental bagi NTB, terutama dalam menatap Pekan Olahraga Nasional (PON) 2028 di mana NTB akan menjadi tuan rumah bersama NTT. Dengan skala yang jauh melampaui PON dari segi jumlah induk olahraga (Inorga) yang dipertandingkan, FORNAS VIII 2025 menjadi panggung pembuktian kapasitas dan kapabilitas NTB dalam menyelenggarakan event berskala nasional.
Gubernur NTB, L.M. Iqbal, menegaskan bahwa FORNAS VIII 2025 adalah kegiatan yang sangat besar dan belum pernah diselenggarakan sebelumnya di NTB. Angka 73 Inorga ini jauh melampaui jumlah cabang olahraga (cabor) yang biasa dipertandingkan dalam PON, yang umumnya berkisar 40-an cabor.
“Ini bukan hanya persoalan pembukaan dan penutupan, namun penyelenggaraannya melibatkan 73 Inorga yang akan melakukan eksibisi maupun kompetisi,” ujarnya.
Potensi jumlah peserta pun tak main-main. Diperkirakan 12.000 peserta akan memadati NTB, belum termasuk para pendamping yang akan turut meramaikan suasana. “Artinya, ini kegiatan yang sangat besar dan kita belum memiliki pengalaman untuk itu,” tambah Gubernur Iqbal.
Namun, di balik tantangan tersebut, terhampar peluang emas. FORNAS VIII 2025 menjadi momen krusial bagi NTB untuk menggembleng diri. “Kalau kita belum memiliki pengalaman, ini adalah kesempatan yang baik buat kita untuk mempersiapkan diri dalam rangka pemanasan jelang PON 2028,” jelas Gubernur.
Komitmen Pemerintah Provinsi NTB dalam mendukung FORNAS VIII 2025 sudah terlihat dari alokasi anggaran. Gubernur Iqbal mengungkapkan bahwa anggaran awal sebesar Rp 30 miliar sudah diketok melalui Perda Tahun 2024, bahkan sebelum dirinya dilantik. Namun, melalui proses efisiensi anggaran, jumlah tersebut berhasil dipangkas menjadi Rp 28 miliar, menghemat Rp 2 miliar.
Anggaran Rp 28 miliar ini dibagi menjadi dua pos utama: Rp 25 miliar dialokasikan untuk penyelenggaraan FORNAS secara keseluruhan, sementara Rp 3 miliar sisanya akan diperuntukkan bagi kontingen NTB yang akan berpartisipasi dalam ajang tersebut. Meskipun estimasi kebutuhan anggaran idealnya mencapai Rp 40 miliar, Pemerintah Provinsi NTB tetap optimistis.
“Kita mencari kekurangan di sumber-sumber pendanaan dari luar yang sesuai aturan tanpa meninggalkan hutang,” terang Gubernur Iqbal.
Mengingat NTB belum memiliki pengalaman dalam menyelenggarakan event sebesar FORNAS, bahkan dalam kondisi normal sekalipun, Gubernur Iqbal mengambil langkah strategis. “Baglok (bagian logistik) sudah mencapai 4 bulan dan kita belum memiliki pengalaman,” ungkapnya.

Pemerintah Provinsi NTB aktif mencari dan menggandeng pihak-pihak yang memiliki rekam jejak terbukti dalam pengelolaan event olahraga berskala besar. Ia secara khusus mengundang putra daerah NTB yang berkarir di Jakarta, yang datang membawa tim sekitar 15 orang.
“Makanya kita cari orang-orang yang bisa membantu kita melakukan percepatan,” kata Gubernur.
Tim ini bukanlah sembarang tim. Mereka memiliki pengalaman segudang dalam mengelola event-event internasional, termasuk PON, SEA Games, Asian Games, bahkan Olimpiade. “Pengalaman itulah yang ingin kita serap,” tegas Gubernur Iqbal.
Pendekatan ini sejalan dengan filosofi swakelola yang diusung oleh Pemerintah Provinsi NTB. “Dari awal saya katakan tidak menggunakan EO (Event Organizer), kita swakelola,” ujarnya.
FORNAS bukan hanya ajang kompetisi, tetapi juga sebuah platform untuk mempromosikan gaya hidup aktif dan sehat melalui olahraga rekreasi masyarakat. Induk organisasi olahraga (Inorga) yang bernaung di bawah Komite Olahraga Rekreasi Masyarakat Indonesia (KORMI) memiliki keunikan tersendiri, kerap melibatkan partisipasi aktif dari berbagai lapisan masyarakat, dari anak-anak hingga lansia.
Penyelenggaraan FORNAS VIII 2025 di NTB juga diprediksi akan memberikan dampak ekonomi signifikan. Dengan kehadiran belasan ribu peserta dan pendamping, sektor pariwisata, perhotelan, kuliner, transportasi, dan UMKM di NTB akan merasakan geliat positif. Hotel-hotel akan terisi penuh, restoran dan warung makan akan ramai pengunjung, dan para pelaku UMKM lokal akan memiliki pasar yang lebih besar untuk produk-produk mereka. Ini adalah momentum untuk menunjukkan kekayaan budaya dan keindahan alam NTB kepada khalayak yang lebih luas.
Keberhasilan NTB dalam menyelenggarakan FORNAS VIII 2025 akan menjadi fondasi kuat menuju PON 2028. Pengalaman dalam mengelola logistik, akomodasi, transportasi, keamanan, hingga koordinasi antarberbagai pihak, akan menjadi pembelajaran berharga. Kekurangan dan tantangan yang muncul selama FORNAS akan menjadi bahan evaluasi untuk perbaikan di masa mendatang.
Pembentukan kepanitiaan yang solid, dengan melibatkan putra-putri daerah yang memiliki semangat dan komitmen tinggi, serta didukung oleh para ahli berpengalaman, adalah kunci. “Kita segera menyusun kepanitiaan,” kata Gubernur Iqbal.
FORNAS VIII 2025 adalah lompatan besar bagi NTB. Ini adalah kesempatan untuk menunjukkan kepada Indonesia, dan bahkan dunia, bahwa NTB tidak hanya memiliki keindahan alam yang memukau, tetapi juga kapasitas dan kapabilitas untuk menjadi tuan rumah event olahraga berskala nasional dan internasional. Dengan semangat kebersamaan dan kerja keras, NTB optimis dapat menyukseskan FORNAS VIII 2025, sekaligus memantapkan langkah menuju sukses PON 2028. Mari bersama-sama mendukung dan menjadi bagian dari sejarah olahraga di Nusa Tenggara Barat!