Sumbawa, Jurnalekbis.com– Komitmen Polda Nusa Tenggara Barat (NTB) dalam mendukung program nasional Swasembada Pangan kembali ditegaskan melalui aksi nyata di lapangan. Kepala Biro Perencanaan (Karo Rena) Polda NTB melakukan monitoring langsung terhadap proyek pembangunan gudang penyimpanan jagung di wilayah hukum Polres Sumbawa.
Langkah ini merupakan bagian dari strategi jangka panjang Polri dalam menjaga ketahanan pangan, memperkuat ekosistem pertanian, dan memastikan kesejahteraan petani, khususnya di wilayah Pulau Sumbawa yang selama ini dikenal sebagai salah satu sentra produksi jagung nasional.
Monitoring dilakukan di dua titik strategis yang menjadi lokasi pembangunan gudang, yaitu di Kecamatan Terano dan Kecamatan Moyo Utara, Kabupaten Sumbawa.
Tim dari Polda NTB hadir untuk mengevaluasi sejauh mana progres pembangunan berjalan, memastikan kesesuaian spesifikasi teknis, serta mengantisipasi potensi hambatan di lapangan. Hal ini penting guna memastikan pembangunan gudang dapat selesai tepat waktu, tepat guna, dan berkelanjutan.
Dalam keterangan resminya, Kabid Humas Polda NTB Kombes Pol. Mohammad Kholid, S.I.K. menegaskan bahwa pembangunan gudang ini tidak sekadar proyek infrastruktur biasa. Ia menyebutnya sebagai bagian dari transformasi sistem pertanian NTB, yang membutuhkan intervensi lintas sektor—termasuk dari institusi kepolisian.
“Ini bukan hanya soal infrastruktur, tapi bagian dari komitmen jangka panjang untuk memperkuat ketahanan pangan dan mendukung kesejahteraan petani,” ujar Kombes Kholid.

Sejalan dengan arahan Kapolri, Polri kini memposisikan diri sebagai bagian penting dari penggerak ketahanan pangan nasional. Tidak hanya dalam menjaga keamanan distribusi pangan, tapi juga dalam mendukung infrastruktur penyimpanan hasil pertanian seperti jagung.
Dengan kehadiran gudang jagung yang memadai, petani tidak perlu lagi menjual hasil panennya secara tergesa-gesa. Mereka dapat menyimpan jagung terlebih dahulu dan menunggu momen harga pasar yang lebih tinggi, sehingga keuntungan petani bisa maksimal dan berkelanjutan.
Gudang yang sedang dibangun di Sumbawa ini mengusung konsep penyimpanan modern. Dirancang secara khusus agar jagung bisa disimpan dalam jangka waktu panjang tanpa menurunkan kualitas, fasilitas ini diharapkan mampu memutus rantai ketergantungan petani terhadap tengkulak.
Kondisi tersebut selama ini menjadi momok menahun bagi petani di NTB, di mana saat panen raya, harga jagung seringkali anjlok drastis akibat melimpahnya pasokan dan lemahnya posisi tawar petani di pasar.
“Dengan gudang ini, petani bisa menyimpan hasil panen, menunggu harga stabil, dan tidak lagi bergantung pada tengkulak. Ini juga berarti keamanan ekonomi petani lebih terjamin,” ungkap Kombes Kholid.
Pembangunan gudang jagung di Sumbawa juga sejalan dengan agenda nasional menjadikan Nusa Tenggara Barat sebagai lumbung jagung Indonesia. Pemerintah pusat telah menempatkan NTB sebagai wilayah prioritas pengembangan jagung, melihat potensi lahan, iklim, dan produktivitas yang sangat tinggi.
Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) NTB, produksi jagung NTB pada tahun 2024 mencapai lebih dari 1,6 juta ton, menjadikannya salah satu daerah penyumbang terbesar pasokan jagung nasional.
Dengan infrastruktur penyimpanan yang memadai, maka suplai jagung dari NTB tidak hanya stabil, tetapi juga dapat disesuaikan dengan kebutuhan industri pakan ternak, bioenergi, dan sektor lainnya secara berkelanjutan.