Mataram, Jurnalekbis.com — Panitia Pelaksana Festival Olahraga Masyarakat Nasional (FORNAS) VIII Nusa Tenggara Barat (NTB) akhirnya angkat bicara terkait insiden yang menimpa kontingen Gajah Ball asal Yogyakarta. Insiden tersebut mengakibatkan duka mendalam dan menjadi perhatian publik menjelang pembukaan FORNAS VIII, yang akan digelar pada 26 Juli 2025.
Ketua Panitia Pelaksana FORNAS VIII NTB, Nauvar Furqony Farinduan, menegaskan bahwa kejadian tersebut terjadi di luar rangkaian resmi FORNAS dan tidak berlokasi di area venue perlombaan yang telah disiapkan oleh panitia. Penegasan ini disampaikan untuk meluruskan persepsi publik serta menjaga kredibilitas dan kelancaran penyelenggaraan event nasional ini.
“Kami sangat menyayangkan musibah ini, namun perlu ditegaskan bahwa insiden terjadi di luar venue FORNAS dan tidak dalam rangkaian agenda resmi,” ujar Farin, Jumat malam (25/07/2025).
Menurut keterangan resmi panitia, kontingen Gajah Ball Yogyakarta mengalami musibah saat berwisata di Gili Meno, lombok-utara/">Kabupaten Lombok Utara. Aktivitas tersebut dilakukan di luar agenda resmi FORNAS dan tanpa keterlibatan panitia dalam pengaturannya.
Panitia menegaskan bahwa lokasi Gili Meno bukan bagian dari venue pertandingan, dan kejadian tersebut tidak berkaitan dengan aktivitas perlombaan atau persiapan pertandingan FORNAS.
“Kejadian itu bukan bagian dari perlombaan maupun rangkaian resmi. Kami ingin publik memahami konteksnya secara objektif,” jelas Farin.
Meski tidak terkait langsung dengan kegiatan resmi FORNAS, panitia mengaku langsung memberikan respon cepat dan tanggap begitu mendapatkan informasi tentang insiden tersebut. Termasuk dalam upaya pemulangan jenazah korban dengan pengawalan yang layak serta pendampingan terhadap kontingen yang terdampak.

“Kami tetap mengambil tanggung jawab moral untuk membantu. Koordinasi dengan pihak medis dan aparat keamanan langsung kami lakukan,” imbuh Farin.
Langkah ini menjadi bukti bahwa FORNAS VIII NTB tetap menjunjung tinggi nilai-nilai solidaritas antar kontingen, sekaligus menunjukkan komitmen panitia untuk menjaga keselamatan seluruh peserta—baik dalam maupun luar kompetisi.
Untuk pelaksanaan FORNAS sendiri, panitia menjamin bahwa seluruh venue telah dilengkapi sistem pengamanan dan layanan kesehatan berstandar tinggi. Di setiap lokasi pertandingan, telah tersedia tim medis siaga, command center, serta personel pengamanan dari unsur TNI-Polri yang bekerja secara sinergis.
“Kami menerapkan standar multi-event internasional. Command center, ambulans, dan personel medis sudah disiapkan sejak awal,” tegas Farin.
Ia juga menyebutkan bahwa protokol keamanan dan SOP penanganan darurat telah dirancang sesuai standar nasional, dengan simulasi telah dilakukan bersama pemerintah daerah, Dinas Kesehatan, dan unsur keamanan lainnya.
Farin berharap insiden ini menjadi pengingat bagi seluruh kontingen untuk tetap mematuhi protokol keselamatan, termasuk saat berada di luar rangkaian resmi FORNAS. Ia mengimbau setiap kontingen agar melakukan kegiatan wisata atau kunjungan informal dengan pendampingan, serta melakukan koordinasi dengan panitia atau LO (Liaison Officer) resmi.
“Kami tidak bisa mengontrol semua kegiatan peserta di luar agenda, tapi kami siap membantu jika ada koordinasi sebelumnya. Keselamatan adalah tanggung jawab bersama,” ujarnya.
Dalam kesempatan yang sama, Farin juga menyampaikan rasa duka dan empati mendalam kepada kontingen Gajah Ball Yogyakarta. Ia meminta masyarakat dan media untuk tidak membesar-besarkan insiden ini hingga mengaburkan semangat dan kerja keras seluruh panitia dan peserta yang telah mempersiapkan diri selama berbulan-bulan.
“Kami terus menjaga agar FORNAS VIII NTB berjalan aman, nyaman, dan menyenangkan bagi seluruh kontingen. Mari kita fokus pada tujuan utama: merayakan olahraga masyarakat dan semangat kebersamaan,” tutupnya.