FORNAS

Ketum Pergatsi Imbau Atlet Jaga Kesehatan Usai Insiden di Gili

×

Ketum Pergatsi Imbau Atlet Jaga Kesehatan Usai Insiden di Gili

Sebarkan artikel ini
Ketum Pergatsi Imbau Atlet Jaga Kesehatan Usai Insiden di Gili
Kunjungi Sosial Media Kami

Mataram, Jurnalekbis.com— Suasana penyelenggaraan Festival Olahraga Masyarakat Nasional (FORNAS) VIII 2025 di Nusa Tenggara Barat (NTB) mendadak diliputi kabut duka. Seorang atlet gateball asal Yogyakarta, R. Haryo Wijoseno (RHW), meninggal dunia saat tengah berwisata di perairan Gili Trawangan, lombok-utara/">Kabupaten Lombok Utara, pada Kamis (24/07/2025), hanya dua hari menjelang pembukaan resmi ajang olahraga masyarakat terbesar indonesia/">di Indonesia tersebut.

Kabar duka ini disampaikan langsung oleh Wakil Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) RI, yang juga menjabat sebagai Ketua Umum Persatuan Gateball Seluruh Indonesia (Pergatsi), Diana Kusumastuti, saat menghadiri pertemuan teknis panitia dan kontingen di Kota Mataram, Jumat malam (25/07/2025).

“Hari ini kami mendapatkan kabar duka dari salah satu atlet dari peserta yang ikut dalam FORNAS dari Yogyakarta yang meninggal dunia sebelum pelaksanaan pertandingan. Kami, pengurus besar Pergatsi, turut berduka cita yang sedalam-dalamnya atas kepergian almarhum R. Haryo Wijoseno,” ucap Diana dengan suara penuh keprihatinan.

Baca Juga :  Jelang Pembukaan FORNAS VIII NTB, 18.615 Peserta Sudah Terakreditasi

RHW, yang diketahui berusia 64 tahun, merupakan salah satu atlet senior dan pegiat aktif olahraga gateball. Beliau tergabung dalam kontingen DIY dan sempat menikmati waktu luang menjelang pertandingan dengan mengunjungi Gili Trawangan, salah satu destinasi wisata andalan di NTB. Sayangnya, saat sedang menikmati suasana pantai, RHW mengalami insiden yang berujung pada wafatnya almarhum.

Sebagai bentuk penghormatan dan belasungkawa atas kepergian RHW, seluruh jajaran pengurus Pergatsi dan atlet gateball yang bertanding dalam FORNAS VIII di NTB diwajibkan menggunakan pita hitam selama pertandingan berlangsung.

“Kami semua akan menggunakan pita hitam menandakan bahwa kami tengah berduka. Ini memang tidak disengaja dan kami percaya ini adalah kehendak Allah SWT. Kami berdoa semoga almarhum mendapat tempat terbaik di sisi-Nya,” ujar Diana dengan penuh haru.

Pita hitam yang dikenakan bukan hanya menjadi simbol duka, tetapi juga bentuk solidaritas dan penghargaan terhadap sosok RHW yang telah lama berkontribusi terhadap pengembangan gateball, baik di tingkat lokal maupun nasional.

Baca Juga :  Gebyar FORNAS VIII 2025 Panaskan Suasana Car Free Day Udayana

Meskipun dalam suasana berkabung, Diana menegaskan bahwa pertandingan cabang olahraga Gateball tetap akan dilaksanakan sesuai jadwal yang telah ditentukan. Ia menyebut bahwa semangat RHW akan menjadi penyemangat bagi rekan-rekannya yang kini masih bertanding di lapangan.

“FORNAS adalah ajang kebersamaan dan sportivitas. Kita tetap akan melanjutkan pertandingan gateball, meski dalam suasana duka. Ini bentuk penghormatan kita kepada semangat almarhum yang pasti ingin melihat olahraga ini terus berjalan,” katanya.

Sebagai informasi, gateball merupakan salah satu dari ratusan cabang olahraga rekreasi yang dipertandingkan dalam FORNAS VIII 2025. Olahraga ini dikenal sebagai permainan strategi yang bisa dimainkan oleh semua usia, dan memiliki basis komunitas yang berkembang pesat di banyak daerah di Indonesia, termasuk Yogyakarta.

Kejadian meninggalnya atlet RHW ini juga menjadi pengingat keras bagi seluruh peserta FORNAS untuk selalu menjaga kesehatan dan keselamatan, baik di dalam maupun di luar arena pertandingan. Diana Kusumastuti secara khusus mengimbau kepada semua kontingen untuk tidak mengabaikan aspek kehati-hatian selama mengikuti kegiatan.

Baca Juga :  WBAC NTB Loloskan 4 Tim ke Perempat Final Airsoft FORNAS VIII

“Saya mengingatkan kepada seluruh atlet, baik dari gateball maupun cabang olahraga lainnya, untuk tetap menjaga stamina, perhatikan kesehatan, dan jangan abaikan keselamatan selama berada di NTB. Laksanakan pertandingan dengan penuh semangat, tapi juga jaga sportifitas dan kewaspadaan,” pesannya.

Imbauan ini sangat penting mengingat mayoritas peserta FORNAS berasal dari berbagai daerah dengan latar belakang geografis dan cuaca yang berbeda. NTB sebagai tuan rumah memang dikenal dengan destinasi wisatanya yang menawan, namun tetap perlu kehati-hatian terutama saat beraktivitas di alam terbuka seperti pantai dan perairan.

Kejadian tragis ini menjadi pengingat penting bagi panitia dan pemerintah daerah terkait pentingnya sistem mitigasi risiko dalam penyelenggaraan event skala besar. Dengan lebih dari 20.000 pegiat olahraga dari 38 provinsi berkumpul di satu wilayah dalam waktu bersamaan, potensi risiko non-kompetitif—seperti kelelahan, kecelakaan saat rekreasi, dan insiden medis—harus diantisipasi secara matang.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *