Mataram, Jurnalekbsi.com – Hawa kompetisi jurnalekbis.com/tag/festival/">Festival Olahraga Masyarakat Nasional (FORNAS) VIII Nusa Tenggara Barat 2025 kian membara. Dari sekian banyak Induk Olahraga Rekreasi Masyarakat Indonesia (Inorga) yang memeriahkan ajang akbar ini, satu nama berhasil mencuri perhatian publik dan menjadi magnet tersendiri: Perhimpunan Masyarakat Kebugaran Indonesia (PMKI). Berlokasi strategis di Mall Mataram, para peserta PMKI tak hanya berlomba, namun juga menunjukkan kebolehan mereka dalam menampilkan senam kebugaran yang bukan sekadar rangkaian gerakan, melainkan sebuah manifestasi gaya hidup sehat yang dapat diakses semua kalangan.
Dalam pandangan umum, senam seringkali diasosiasikan dengan gerakan artistik, tarian, atau koreografi kompetitif. Namun, PMKI datang dengan filosofi yang jauh lebih dalam. Eka Fitri Widiaastuti, Technical Delegate PMKI, menjelaskan esensi keberadaan mereka dengan sangat gamblang.
“PMKI ini sebenarnya senam kebugaran. Lebih ke senam, tapi fokus utamanya itu menunjukkan titik kebugaran kita, Jadi, beda dengan senam lain, kita senam tapi kita memperlihatkan kebugaran di tengah masyarakat. Sasarannya pun universal, baik dari kalangan ASN, anak-anak, maupun pihak lansia. Pokoknya, semua lapisan masyarakat,” tegas Eka Fitri. Senin (28/7).
Pernyataan ini bukan sekadar slogan. Ini adalah visi yang diwujudkan dalam setiap program dan senam yang mereka kembangkan. PMKI memandang senam sebagai alat powerful untuk mencapai kebugaran optimal. Artinya, setiap gerakan, setiap irama, dan setiap sesi latihan dirancang secara spesifik untuk meningkatkan berbagai komponen kebugaran fisik: mulai dari daya tahan kardiovaskular, kekuatan otot, fleksibilitas, hingga keseimbangan. Ini adalah respons proaktif terhadap tantangan kesehatan modern, di mana gaya hidup sedentari dan kurangnya aktivitas fisik menjadi pemicu berbagai penyakit. PMKI menawarkan solusi yang menyenangkan dan mudah diimplementasikan, membuka pintu bagi siapa saja untuk memulai perjalanan kebugaran mereka, tanpa memandang usia atau latar belakang.
Untuk mewujudkan misi inklusifnya di Fornas VIII NTB 2025, PMKI tidak tanggung-tanggung. Mereka telah mempersiapkan ‘arsenal’ kebugaran berupa empat mata lomba senam utama yang inovatif, yang kemudian terbagi lagi ke dalam dua belas kategori kompetisi yang sangat komprehensif. Strategi ini dirancang untuk memastikan setiap individu atau kelompok dapat menemukan platform yang paling sesuai dengan kemampuan dan preferensi mereka.
Empat mata lomba unggulan yang diperlombakan PMKI adalah: Senam SKJ Kita Bisa, Senam Joget Juara, Senam SKJ Segar Sehat Bugar PMKI dan Senam GSB (Gerak Sehat Bugar)
Seluruh mata lomba ini kemudian dipecah menjadi dua belas kategori yang mencakup nomor perorangan, berpasangan, dan beregu. Ini adalah bukti nyata komitmen PMKI untuk menyediakan wadah yang adil dan beragam, memungkinkan setiap peserta – dari individu yang ingin menonjolkan keterampilan pribadi, hingga tim yang mengedepankan kekompakan dan sinkronisasi – untuk berpartisipasi dan menunjukkan yang terbaik.
Keunikan PMKI tidak hanya terletak pada jenis senam dan mata lomba yang mereka usung, tetapi juga pada sistem penilaian yang diterapkan. Ini bukanlah sistem penilaian yang kaku, melainkan dirancang secara adaptif untuk setiap kategori.
“Untuk sistem penilaian, kita ada khusus, memang didesain setiap kita me- launching senam pasti punya penilaian tersendiri, setiap kategori senam, baik dari kategori beregu, perorangan, dan pasangan, ada penilaiannya masing-masing.” ungkap Eka Fitri.

Ini berarti, seorang juri tidak akan menggunakan kriteria yang sama untuk menilai keindahan gerakan individu dan kekompakan tim beregu. Kriteria disesuaikan untuk menangkap esensi dan kekuatan masing-masing format. Misalnya, pada kategori perorangan, fokus mungkin lebih pada teknik individu, kekuatan, dan ekspresi. Sementara untuk kategori berpasangan, sinkronisasi, interaksi, dan harmoni gerakan akan menjadi penentu. Untuk kategori beregu, koordinasi kelompok, formasi, dan energi kolektif akan mendapatkan bobot penilaian lebih. Pendekatan ini memastikan bahwa penilaian dilakukan secara objektif, transparan, dan menjunjung tinggi keadilan, sehingga hasil akhir benar-benar mencerminkan performa terbaik dari setiap peserta sesuai kategorinya.
Semangat kebugaran yang diusung PMKI berhasil menarik perhatian luas dari berbagai penjuru tanah air. Buktinya, Fornas VIII NTB 2025 menjadi panggung bagi delegasi dari sembilan provinsi yang berbeda, bersatu padu menyuarakan pentingnya hidup sehat melalui senam. Provinsi-provinsi yang mengirimkan kontingennya meliputi:
- Nusa Tenggara Barat (NTB), sebagai tuan rumah yang bangga dan bersemangat.
- DKI Jakarta, representasi ibu kota yang senantiasa bergerak dinamis.
- Sumatera Selatan, menunjukkan kekuatan dari Bumi Sriwijaya.
- Riau, dengan energi dan kebugaran dari tanah Melayu.
- Lampung, turut membakar semangat dari ujung selatan Sumatera.
- Jawa Tengah, memadukan tradisi dengan inovasi kebugaran.
- Kalimantan Timur, membawa semangat sehat dari Pulau Borneo.
- Serta dua provinsi lainnya yang tak kalah antusiasnya, menandakan jangkauan luas PMKI.
Setiap kontingen dari provinsi-provinsi ini memiliki kebebasan penuh untuk mengikuti semua mata lomba yang ditawarkan PMKI. Ini bukan hanya tentang kompetisi, tetapi juga tentang membangun jaringan, berbagi pengalaman, dan menginspirasi lebih banyak orang di daerah asal mereka untuk mengadopsi gaya hidup aktif. Kehadiran wakil dari berbagai daerah ini menegaskan bahwa PMKI bukan sekadar organisasi lokal, melainkan sebuah gerakan nasional yang bertekad menyehatkan Indonesia dari Sabang sampai Merauke.
Kompetisi senam kebugaran PMKI di Fornas VIII NTB 2025 dirancang secara cermat dalam durasi dua hari, memastikan setiap mata lomba mendapatkan alokasi waktu yang optimal dan fokus yang maksimal. Penjadwalan ini juga memperhitungkan aspek kenyamanan dan energi para peserta.
Pada Hari Pertama, yang langsung digelar di Mall Mataram, dua mata lomba utama siap menggebrak “Pagi hari, panggung dibuka dengan Senam SKJ Kita Bisa, yang langsung membangkitkan semangat kebersamaan dan energi positif. Siang harinya, giliran Senam Joget Juara yang akan mengambil alih, menjanjikan tontonan yang penuh keceriaan dan gerakan dinamis.
“Untuk beregu dan berpasangan tidak ada penyisihan, yang hanya semifinal itu hanya perorangan saja, langsung hari ini,” ungkap Eka Fitri.
Bagaimana dengan pengumuman pemenang? PMKI memilih untuk menjaga suspense hingga akhir. “Pengumuman pemenang nanti hari kedua,” tambahnya. Ini adalah strategi yang cerdas untuk menjaga antusiasme dan memastikan semua peserta tetap terlibat hingga puncak acara.
Hari Kedua kompetisi, yang juga akan berlangsung di lokasi yang sama, akan melanjutkan keseruan dengan: Senam SKJ Segar Sehat Bugar PMKI di sesi pagi, dan di siang hari, panggung akan ditutup dengan Senam GSB (Gerak Sehat Bugar), sebuah penutup yang sempurna untuk rangkaian kompetisi yang penuh semangat dan inspirasi.
Partisipasi PMKI di Fornas VIII NTB 2025 bukan hanya tentang memenangkan medali atau mengukir prestasi. Ini adalah tentang menanamkan kesadaran akan pentingnya kebugaran sebagai gaya hidup. Lokasi di Mall Mataram juga menjadi strategi cerdas, mendekatkan olahraga rekreasi langsung ke pusat keramaian, membuatnya lebih mudah diakses dan dilihat oleh masyarakat luas. Hal ini sejalan dengan upaya pemerintah untuk memasyarakatkan olahraga dan mengolahragakan masyarakat.