BisnisEkonomi

Bulog-Disdag NTB Gencarkan GPM, Fokus Tekan Lonjakan Harga Beras

×

Bulog-Disdag NTB Gencarkan GPM, Fokus Tekan Lonjakan Harga Beras

Sebarkan artikel ini
Bulog-Disdag NTB Gencarkan GPM, Fokus Tekan Lonjakan Harga Beras
Kunjungi Sosial Media Kami

Lombok Barat, Jurnalekbis.com – Menghadapi kenaikan harga beras yang melanda sejumlah daerah indonesia/">di Indonesia, Perum Bulog bersama perdagangan/">Dinas Perdagangan Nusa Tenggara Barat (NTB) menggelar pangan-murah/">gerakan pangan murah di Desa Peresak, Kecamatan Narmada, Kabupaten Lombok Barat, Minggu (7/9/2025). Langkah ini diambil untuk menekan lonjakan harga sekaligus menjaga stabilitas inflasi di tengah masyarakat.

Kegiatan tersebut sekaligus menjadi bagian dari strategi pemerintah daerah dan Bulog dalam memastikan ketersediaan beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) di tengah situasi harga yang cenderung naik.

Pimpinan Wilayah Bulog NTB, Sri Muniati, menjelaskan bahwa hasil rapat Tim Pengendalian Inflasi Pusat (TPIP) menunjukkan sebanyak 214 kabupaten/kota di Indonesia mengalami kenaikan harga beras, termasuk Lombok Barat. Data ini juga diperkuat oleh hasil pemantauan Dinas Perdagangan NTB.

Baca Juga :  Mengenal Lebih Dalam Perusahaan Tercatat di BEI: Fondasi Kuat Ekonomi dan Investasi Nasional

“Dari hasil harga yang dirilis itu, kami mendapat informasi salah satunya berdasarkan data pengamatan dari Dinas Perdagangan. Karena itu Bulog berkoordinasi dengan Dinas Perdagangan NTB dan didukung penuh untuk mengendalikan laju inflasi, minimal menahan kenaikan harga mingguan,” kata Sri.

Salah satu strategi yang digunakan adalah memanfaatkan kegiatan Car Free Day (CFD) di berbagai titik, termasuk Desa Peresak, untuk mendekatkan pasokan beras SPHP ke masyarakat. Selain beras, Bulog juga menyiapkan komoditas lain seperti gula pasir dan minyak goreng sesuai kebutuhan.

“Rata-rata setiap kegiatan seperti ini, beras SPHP yang kami siapkan maksimal dua ton, ditambah gula dan minyak goreng seperlunya. Sesuai permintaan masyarakat bisa lebih, tapi rata-rata dua ton per titik,” ujarnya.

Baca Juga :  Gubernur NTB Dorong Optimalisasi Peran BRIDA sebagai Inkubator UMKM dan Peningkat PAD

Sri menegaskan, upaya stabilisasi harga tidak hanya dilakukan di Lombok Barat, melainkan juga di Lombok Tengah, Lombok Utara, hingga Kabupaten Bima. Ke depan, kegiatan serupa akan diperluas ke lebih banyak daerah agar masyarakat bisa mendapatkan kebutuhan pokok dengan harga terjangkau.

Kepala Dinas Perdagangan NTB, Jamaludin Maladi, menambahkan bahwa ada empat hingga lima kabupaten/kota di NTB yang masuk dalam daftar daerah dengan kenaikan harga beras, gula, dan minyak goreng.

“Selain Lombok Barat, ada juga Lombok Tengah yang masuk dalam data daerah dengan kenaikan harga beras. Karena itu kegiatan pangan murah ini akan terus kita gelar di kabupaten lainnya,” jelas Jamaludin.

Menurutnya, pemanfaatan CFD cukup efektif karena banyak warga berbelanja dan UMKM juga bisa membeli beras SPHP, gula, maupun minyak goreng dengan harga lebih murah dibanding pasar.

Baca Juga :  Tingkatkan Pergerakan Ekonomi, Pemprov NTB Selalu Beri Ruang Bagi Para UMKM

Baik Bulog maupun Disdag NTB menegaskan, langkah ini merupakan upaya antisipatif agar kenaikan harga beras tidak semakin membebani masyarakat. Distribusi pangan murah secara rutin diharapkan mampu menjaga harga tetap stabil dan mencegah lonjakan inflasi lebih lanjut.

“Prinsipnya, jangan sampai kita bertindak setelah harga sudah naik tinggi. Justru sebaliknya, kita harus mengantisipasi agar harga stabil dan masyarakat tetap bisa mendapatkan beras dengan harga terjangkau,” tutup Sri.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *