Mataram, Jurnalekbis.com – Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) Nusa Tenggara Barat (NTB) tengah mempersiapkan langkah strategis untuk meningkatkan kapasitas aparatur sipil negara (ASN) di sektor pariwisata. Tidak hanya bagi ASN Dinas Pariwisata, program ini juga menyasar ASN dari berbagai dinas teknis seperti perikanan, kelautan, dan pertanian yang memiliki potensi besar dalam pengembangan destinasi wisata berbasis desa.
Kepala BPSDM NTB, Baiq Nelly Yuniarti, menjelaskan bahwa di pertengahan tahun pihaknya lebih fokus memenuhi kebutuhan teknis daerah seperti diklat bendahara hingga pengadaan barang dan jasa. Namun, memasuki akhir tahun, arah program mulai diperluas ke sektor pariwisata.
“Di bulan Oktober ini kami akan mulai membuka dua kelas diklat pariwisata bekerja sama dengan Poltekpar Lombok Tengah. Sasaran kami bukan ASN Dinas Pariwisata, melainkan ASN teknis yang punya potensi pariwisata, misalnya dari Dinas Perikanan dan Kelautan atau Dinas Pertanian,” ungkap Nelly, Selasa (23/9/2025).
Menurutnya, banyak potensi wisata di NTB yang lahir dari sektor teknis. Contohnya pesisir yang dikelola nelayan bisa diolah menjadi destinasi wisata bahari, atau hamparan sawah terasering yang indah bisa dikembangkan sebagai agrowisata. Hal ini, lanjut Nelly, hanya bisa terwujud jika ASN di masing-masing sektor mampu berpikir lintas disiplin.
“Jangan berpikir sempit kalau saya ASN di Dinas Perikanan maka urusannya hanya nelayan dan ikan. Justru ada potensi ekonomi lain seperti menjadikan kawasan pesisir sebagai objek wisata. Begitu juga pertanian, sawah yang cantik bisa diolah menjadi destinasi. ASN kita harus dibekali wawasan pariwisata,” katanya.

Kerja sama dengan Poltekpar Lombok Tengah dipilih karena lembaga tersebut memiliki kurikulum kepariwisataan yang sudah teruji. Dengan demikian, materi diklat dapat langsung menyentuh aspek teknis, mulai dari tata kelola hingga hospitality.
Selain itu, BPSDM NTB juga berupaya membangun pola pikir kolaboratif antar-OPD. Nelly mencontohkan pengelolaan sampah di kawasan Mandalika yang dilakukan BSF Lombok. Sampah organik industri pariwisata diolah menjadi pupuk, kemudian hasil panen sayuran organik kembali dipasok ke hotel-hotel di Mandalika.
“Itulah ekosistem yang ingin kita bangun. ASN dari DLH, Bappenda, Dispar, hingga Bappeda harus mampu berkolaborasi. Kalau berpikir parsial, pembangunan tidak akan maju,” tegasnya.
BPSDM juga menyiapkan sistem pembelajaran berbasis digital melalui corporate university. ASN cukup mengakses aplikasi learning management system (LMS) untuk mendapatkan materi, misalnya cara promosi destinasi wisata atau pengelolaan potensi desa.
“Dengan sistem ini, ASN tidak harus selalu ikut diklat tatap muka. Mereka bisa belajar dari kantornya masing-masing. Materi sudah kami siapkan sesuai kebutuhan,” jelas Nelly.
Program pengembangan ASN berbasis pariwisata ini sejalan dengan visi Pemprov NTB menjadikan sektor pariwisata sebagai unggulan, sekaligus mendukung agenda nasional seperti ekonomi biru dan hijau/">ekonomi hijau. Melalui kolaborasi lintas sektor, BPSDM berharap lahir inovasi desa wisata yang berdaya saing, sekaligus membuka ruang bagi masyarakat pesisir, pertanian, dan desa hutan untuk terlibat langsung dalam perputaran ekonomi pariwisata.
