Mataram, Jurnalekbis.com – Suasana meriah dan penuh optimisme menyelimuti Halaman Lombok Epicentrum Mall pada Minggu (27/7) sore. Ribuan pasang mata tertuju pada panggung utama, di mana gelaran akbar Expo Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Provinsi NTB resmi dibuka. Acara ini merupakan bagian tak terpisahkan dari rangkaian Festival Olahraga Rekreasi Masyarakat Nasional (FORNAS) VIII 2025 yang sedang berlangsung di Nusa Tenggara Barat, menegaskan komitmen daerah ini untuk tidak hanya sukses dalam penyelenggaraan olahraga, tetapi juga dalam memajukan ekonomi kreatif lokal.
Pembukaan Expo Dekranasda NTB ini menjadi sangat istimewa dengan kehadiran langsung Menteri Ekonomi Kreatif RI, Teuku Riefky Harsya. Beliau tidak sendiri, turut mendampingi adalah Gubernur NTB, Dr. Lalu Muhamad Iqbal, serta Ketua Dekranasda Provinsi NTB, Sinta M. Iqbal. Kehadiran para petinggi ini menunjukkan betapa strategisnya peran UMKM dan ekonomi kreatif dalam visi pembangunan NTB. Expo ini bukan hanya sekadar pameran, melainkan panggung nasional bagi para pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) lokal untuk menampilkan produk-produk kerajinan tangan berkualitas tinggi mereka.
Momen paling mencuri perhatian dalam pembukaan Expo adalah ketika Menteri Teuku Riefky Harsya berkeliling, meninjau langsung booth-booth pameran yang dipenuhi dengan ragam kerajinan tangan khas NTB. Dari tenun songket yang indah, perhiasan mutiara Lombok yang memesona, hingga anyaman bambu dan kayu ukir yang detail, setiap karya memancarkan keunikan dan kualitas yang luar biasa.
Gubernur NTB, Dr. Lalu Muhamad Iqbal, lantas membagikan kesan mendalam sang Menteri terhadap produk-produk UMKM NTB tersebut. “Beliau kaget-kaget, ternyata kerajinannya itu presisi sekali, sudah bagus sekali kerajinannya, crafting-nya bagus,” tutur Iqbal.
Pujian ini bukan isapan jempol belaka. Ketika seorang Menteri Ekonomi Kreatif, yang notabene memiliki standar tinggi dan sering melihat berbagai karya dari seluruh penjuru negeri, memberikan “jempol” secara langsung, itu adalah sebuah validasi kualitas yang tak terbantahkan. “Kalau Menteri Ekonomi Kreatif sudah memberikan jempol berarti itu bagus beneran,” tegasnya.
Kualitas presisi dan kerapian dalam setiap detail kerajinan tangan NTB menjadi poin penting yang menarik perhatian Menteri. Ini menunjukkan bahwa para perajin lokal tidak hanya mengandalkan bahan baku alami yang kaya, tetapi juga memiliki keterampilan teknis dan artistik yang mumpuni. Daya tarik ini diharapkan dapat menarik perhatian pembeli, investor, hingga pelaku usaha dari luar daerah, membuka peluang pasar yang lebih luas bagi produk-produk NTB.
Gubernur Dr. Lalu Muhamad Iqbal tidak hanya menyampaikan pujian dari Menteri, tetapi juga menegaskan kembali komitmen kuat Pemerintah Provinsi NTB dalam mendukung pengembangan ekonomi kreatif. “Pemerintah Provinsi NTB akan terus mendukung pengembangan ekonomi kreatif, termasuk pembinaan dan permodalan bagi pelaku UMKM,” ujarnya.

Dukungan ini sangat krusial. Pembinaan yang terstruktur dapat membantu UMKM meningkatkan kualitas produk, manajemen usaha, hingga strategi pemasaran. Sementara itu, akses permodalan yang lebih mudah akan menjadi napas bagi UMKM untuk mengembangkan skala produksi, berinovasi, dan menjangkau pasar yang lebih luas. Expo ini, lanjut Gubernur, adalah “momentum penting bagi UMKM NTB untuk unjuk gigi di hadapan publik nasional.” Ini adalah panggung bagi mereka untuk tidak hanya menjual produk, tetapi juga membangun jejaring, mengamati tren pasar, dan mendapatkan umpan balik langsung dari konsumen.
Dengan adanya forum seperti Expo Dekranasda ini, UMKM NTB diharapkan dapat meningkatkan daya saing, memperluas pasar, dan pada akhirnya, meningkatkan kesejahteraan para perajin dan pelaku ekonomi kreatif di seluruh provinsi.
Dalam sambutannya yang penuh visi, Menteri Teuku Riefky Harsya secara lugas menyatakan bahwa ekonomi kreatif bukanlah sekadar pelengkap, melainkan sektor strategis yang memiliki peran sentral dalam pembangunan nasional. Ia mengidentifikasi tujuh subsektor prioritas nasional yang menjadi fokus pemerintah: fesyen, kuliner, kriya, musik, film/animasi/video, game, dan aplikasi.
Menteri menyoroti potensi besar NTB dalam kolaborasi antar-subsektor ini. “Animonya di daerah-daerah tentang ekonomi kreatif ini luar biasa,” ungkapnya. Fenomena ini tercermin dari semakin banyaknya provinsi dan kabupaten/kota yang kini membentuk dinas khusus ekonomi kreatif. Ini adalah indikator kuat bahwa kesadaran akan pentingnya sektor ini telah menguat di seluruh pelosok negeri. NTB, dengan kekayaan budaya dan alamnya, memiliki modal besar untuk mengembangkan ketujuh subsektor tersebut, terutama kriya (kerajinan), kuliner, dan fesyen yang berakar kuat pada tradisi lokal.
Potensi kolaborasi antar-subsektor di NTB sangat menjanjikan. Bayangkan, fesyen yang terinspirasi dari motif tenun lokal, kuliner khas yang disajikan dengan kemasan kreatif, atau bahkan film/animasi yang mengangkat cerita rakyat NTB. Sinergi ini dapat menciptakan ekosistem ekonomi kreatif yang holistik dan berkelanjutan, menghasilkan produk-produk yang tidak hanya bernilai ekonomi tinggi tetapi juga kaya akan identitas lokal.
Lebih lanjut, Menparekraf menegaskan bahwa fokus utama pemerintah adalah pada penciptaan lapangan kerja, peningkatan ekspor, dan investasi. Ini adalah tiga pilar utama yang menjadi target Kementerian Ekonomi Kreatif dalam mendorong sektor ini. Setiap produk kerajinan yang terjual, setiap ide kreatif yang dikembangkan, dan setiap talenta lokal yang diberdayakan, secara langsung berkontribusi pada penciptaan lapangan kerja baru. Peningkatan kualitas dan daya saing produk UMKM diharapkan akan membuka gerbang pasar ekspor, membawa nilai tambah bagi perekonomian nasional. Selain itu, menarik investasi di sektor kreatif akan mempercepat pertumbuhan dan inovasi.
Menteri menyatakan komitmen penuh Kementerian Ekonomi Kreatif untuk bersinergi dengan pemerintah daerah dalam membangkitkan perekonomian NTB melalui penguatan sektor kreatif. Sinergi ini akan mencakup berbagai aspek, mulai dari kebijakan yang mendukung, fasilitas pelatihan, akses permodalan, hingga promosi dan pemasaran di tingkat nasional maupun internasional.