BeritaBerita ViralNews

NTB Memasuki Musim Kemarau dengan Curah Hujan Rendah dan Potensi Kekeringan

×

NTB Memasuki Musim Kemarau dengan Curah Hujan Rendah dan Potensi Kekeringan

Sebarkan artikel ini
NTB Memasuki Musim Kemarau dengan Curah Hujan Rendah dan Potensi Kekeringan

JE-Mataram – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (jurnalekbis.com/2024/06/06/gempa-m-51-guncang-sumbawa-barat-ntb-getaran-terasa-di-11-daerah/" target="_blank" rel="noopener">BMKG) Nusa Tenggara Barat (NTB) menyampaikan bahwa curah hujan di wilayah NTB pada dasarian II Juni 2024 secara umum tergolong rendah (0-10 mm/dasarian). Hal ini mengindikasikan bahwa NTB telah memasuki musim kemarau.

“Curah hujan terendah tercatat di Pos Hujan Aikmel, Kabupaten Lombok Timur sebesar 3 mm/dasarian,” ujar Angga Permana, Forecaster BMKG Stasiun Klimatologi NTB.

Selain itu, BMKG juga menyampaikan bahwa potensi Hari Tanpa Hujan Berturut-turut (HTH) di NTB umumnya berada pada kategori Menengah hingga Sangat Panjang (11 – 60 hari). HTH terpanjang tercatat di Pos Hujan Labuhan Badas, Kabupaten Sumbawa selama 57 hari.

Baca Juga :  KKJ NTB Kecam Oknum Caleg PSI Soal Insiden Pengancaman 3 Wartawan TV Nasional

Berdasarkan data dan analisis, BMKG memprediksi bahwa pada dasarian III Juni 2024 (21-30 Juni 2024) peluang curah hujan di NTB sangat rendah. Potensi hujan >20 mm/dasarian diprediksi berpeluang terjadi <10% di seluruh wilayah NTB.

“Kondisi ini berpotensi menimbulkan kekeringan meteorologis (iklim) di beberapa daerah di NTB,” jelas Angga.

Daerah-daerah yang berpotensi mengalami kekeringan dengan kategori “Siaga” antara lain:

  • Dompu: Kecamatan Kilo dan Pajo
  • Kabupaten Bima: Kecamatan Belo, Lambitu, dan Palibelo
  • Kota Bima: Kecamatan Raba
  • Lombok Barat: Kecamatan Lembar
  • Sumbawa: Kecamatan Labuhan Badas, Sumbawa, dan Unter Iwes
  • Sumbawa Barat: Kecamatan Jereweh

BMKG menghimbau masyarakat NTB untuk menggunakan air secara bijak, efektif, dan efisien selama musim kemarau ini. Masyarakat juga diimbau untuk mewaspadai potensi terjadinya bencana kebakaran hutan dan lahan serta kekeringan.

Baca Juga :  OJK: Perbankan Indonesia Solid, Siap Hadapi Tantangan Global

“Masyarakat dapat memanfaatkan penampungan air seperti embung, waduk, atau penampungan air hujan lainnya untuk mengantisipasi kekurangan air,” imbuh Angga.

BMKG juga menghimbau masyarakat untuk selalu memperhatikan informasi BMKG terbaru guna mengantisipasi dampak bencana dan kerugian dalam perencanaan kegiatan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *