Mataram, Jurnalekbis.com– Quick Response Code Indonesian Standard (2024/08/18/ntb-genjot-digitalisasi-ekonomi-qris-jadi-andalan/" target="_blank" rel="noopener">QRIS) semakin mengukuhkan posisinya sebagai metode pembayaran digital pilihan di Nusa Tenggara Barat (NTB). Hal ini terlihat dari antusiasme masyarakat dan pelaku usaha dalam menyambut Pekan QRIS Nasional (PQN) yang diselenggarakan oleh Bank Indonesia (BI) Provinsi NTB, di Taman Budaya Kota Mataram. Minggu (18/8).
PQN sendiri merupakan inisiatif strategis BI untuk memperluas adopsi QRIS, meningkatkan literasi keuangan digital, dan mendorong terciptanya ekosistem pembayaran yang lebih inklusif. Dengan mengusung tema ” Pekan QRIS Nasional (PQN) “, acara ini bertujuan untuk memberikan pemahaman yang lebih mendalam kepada masyarakat mengenai manfaat dan kemudahan bertransaksi menggunakan QRIS.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi NTB, Berry Arifsyah Harahap, dalam sambutannya menyampaikan bahwa QRIS telah menjadi tulang punggung dalam mendorong digitalisasi pembayaran di NTB.
“QRIS menawarkan kemudahan dan keamanan bagi pengguna. Dengan hanya sekali scan, transaksi dapat dilakukan dengan cepat dan tanpa perlu membawa uang tunai,” ujar Berry.
Salah satu keunggulan QRIS adalah interoperabilitasnya. Seluruh penyedia jasa pembayaran dapat menggunakan satu kode QR yang sama, sehingga memudahkan konsumen untuk bertransaksi di berbagai merchant. Selain itu, QRIS juga dilengkapi dengan fitur keamanan yang canggih, sehingga transaksi menjadi lebih aman dan terpercaya.
Untuk semakin mempermudah transaksi, BI juga telah meluncurkan QRIS Tab. Teknologi ini memungkinkan pengguna untuk melakukan pembayaran dengan hanya menempelkan smartphone pada perangkat QRIS Tab. “QRIS Tab akan sangat bermanfaat bagi UMKM yang memiliki banyak transaksi kecil. Dengan QRIS Tab, proses pembayaran menjadi lebih cepat dan efisien,” tambah Berry.
Data terbaru dari BI menunjukkan bahwa pertumbuhan pengguna QRIS di NTB sangat menggembirakan. Hingga [bulan], jumlah pengguna QRIS telah mencapai 495 ribu dengan total volume transaksi mencapai 10 juta. Sementara itu, jumlah merchant QRIS juga meningkat signifikan menjadi 311 ribu.
“Nilai transaksi QRIS di NTB pada tahun 2024 saja mencapai Rp1,08 triliun. Angka ini menunjukkan bahwa masyarakat NTB semakin terbiasa dan percaya menggunakan QRIS sebagai alat pembayaran,” ungkap Berry.
Bagi pelaku UMKM, QRIS menawarkan berbagai manfaat, antaranya transaksi menjadi lebih cepat dan mudah, sehingga menghemat waktu dan tenaga, transaksi menjadi lebih aman karena tidak melibatkan uang tunai dan catatan transaksi QRIS dapat digunakan sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan pembiayaan dari perbankan.
Meskipun pertumbuhan QRIS di NTB sangat pesat, masih ada beberapa tantangan yang perlu diatasi, seperti perluasan jaringan merchant di daerah-daerah terpencil dan peningkatan literasi digital di kalangan masyarakat.
Namun demikian, potensi pertumbuhan QRIS di NTB masih sangat besar. Dengan dukungan dari pemerintah, pelaku usaha, dan masyarakat, QRIS dapat menjadi salah satu penggerak utama perekonomian digital di NTB.