jurnalekbis.com/wp-content/uploads/2023/06/IMG_0230-250x190.jpg" alt="" width="250" height="190" />Jurnalekbis.com- Seorang warga sehari-hari berprofesi sebagai anggota kepolisian Bhabinkamtibmas di Desa Selat Kecamatan Narmada Kabupaten Lombok Barat Nusa Tenggara Barat (NTB) membuat wisata anggur dengan memanfaatkan pekarangan rumahnya.
Aipda Firman Eka Jaya, dengan keahlian bertani otodidak berbekal belajar bertani melalui media sosial, ia berhasil membudidayakan berbagai jenis varietas anggur impor di lahan sempit miliknya, salah satu varietas yang paling di gemari oleh pengunjung adalah anggur jenis Jupiter.
Buah anggur Jupiter ini berasal dari Amerika Serikat, dan memiliki buah kecil dan rasanya seperti permen karet, sehingga anggur jenis ini, banyak diburu dan dicari oleh pengunjung yang datang di kebun wisata anggur milik Firman.
Aipda Firman Eka Jaya mengatakan Variats anggur Jupter ini , sudha banayk di kembanmgkan dan dibudidayakan oleh komunitas anggur, karena memilki cita rasa yang unik seperti makan permen karet, hingga berbeda dengan dengan anggur yang lain.
“Banyak di kembangkan di daerah yang lain dan komunitas karena rasanya unik, anggur ini berasal dari Amerika dan karakter buah ini lebih kecil, cuman rasanya yang unik seperti permen karet ada aroma moskatnya,” ungkapnya.
Lebih lanjut Firman menuturkan, karena citra ras yang unik tersebut, bibit anggur Jupiter banyak diburu oleh pengujung.
“Banyak diburu pengunjung dan warga terutama bibitnya,” ujarnya
Untuk perawatan sendiri, anggur Jupiter sama seperti tanaman anggur lainnya, namun anggur Jupiter ini, lebih tahan berbagi serangan hama dan terus berbuah sepanjang tahun, berbeda dengan anggur lain, yang memiliki waktu berbuah.
“Sama seperti yang lain, kalau yang tidak pernah berhenti berbuah sepanjang tahun, dan ini juga karakter buahnya agak kuat dari gempuran hama, jamur lebih kuatlah ketimbang yang lain, tapi kelemahannya diBeri buah agak kecil, cuman rasa bisa di adu,” tegasnya.
Lanjut Firman, karena kesibukannya sebagai polisi, pembuat waktunya untuk merawat anggur sedikit menurun, sehingga varietas anggur Jupiter kurang perawatan maksimal.
“Sebenarnya buahnya bisa seperti anggur yang lain, dengan cara kiat harus diregangkan buahnya saat kecil, tapi karena waktu dan kekurangan tenaga ya seperti ini,” ucapnya.
Dalam sekali panen, anggut Jupiter bisa menghasilkan 10 kilogram, satu kilo gram di jual dengan harga Rp. 80 ribu, anggur ini jarang ditemukan di pasar maupun di toko buah, karena banyak diburu oleh warga.
“Kalau perharinya, jika semuanya rata-rata berbuah bisa lebih sampai 10 kg, karena penampilan kecil kita jual dengan harga Rp. 85 ribu perkilo,” pungkasnya.
Salah seorang pengunjung Handayani mengaku baru pertama merasakan anggur rasa permen karet, lebih manis, dan tidak menyangka buah yang kecil yang banyak warga berpikiran tidak enak, namun ternyata rasanya tidka kalh denagn anggur lainnya.
“Tadi katanya anggur Jupiter, rasanya seperti permen karet, enak sih, ada rasa manis-manisnya, tapi walaupun kecil biasanya orang mikirnya kalau kecil itu tidak enak, ternyata ini lebih enak daripada anggur pada umumnya,” ucapnya.
Lebih lanjut Handayani mengaku, ia mengetahui wisata anggur ini, dari temannya, karena penasaran hingga rela dari Mataram, demi bisa merasakan sensasi memetik anggur dari pohonya.
“Saay tahu dari teman, bahwa di desa Selat Narmada ini ada kebun anggur, pengen lah sekali-sekali , daripada kan di sembalun ada stroberi sudah bosan, sekali-sekali mencari anggur ternyata lebih dekat,” ujarnya.
Di wisata anggur milik Firman ini, tersedia berbagai macam varietas anggur, paling primadona seperti anggur jenis Trans, Jupiter, Julian, Akademik, Expres , dan masih banyak jenis lainnya. Bahkan Firman tidak segan-segan mengajarkan cara bercocok tanam anggur kepada setiap pengunjung yang datang di kebun wisata anggur miliknya.