BeritaBisnisDaerah

Berry Optimis Pertumbuhan Ekonomi NTB Terus Naik Meski Lambat

×

Berry Optimis Pertumbuhan Ekonomi NTB Terus Naik Meski Lambat

Sebarkan artikel ini
Kunjungi Sosial Media Kami

jurnalekbis.com/wp-content/uploads/2023/09/WhatsApp-Image-2023-09-25-at-18.13.47-250x190.jpeg" alt="" width="164" height="125" />JE-Mataram,- Kantor perwakialn wilayah Bank indonesai Nusa Tenggara Barat (NTB), menyatakan pertumbuhan ekonomi global 2023 diperkirakan tetap sebesar 2,7% (yoy), namun disertai dengan pergeseran pertumbuhan. Pertumbuhan ekonomi AS dan beberapa negara maju di Eropa

“Diperkirakan lebih baik, dipengaruhi oleh konsumsi rumah tangga seiring perbaikan upah dan keyakinan konsumen. Di sisi lain, pertumbuhan ekonomi Tiongkok terpantau lebih rendah, sejalan dengan tertahannya konsumsi dan investasi terutama sektor properti. Adapun penurunan inflasi global terpantau berlanjut, meski tekanan inflasi di negara maju masih relatif,” ungkap Kepala Kantor Perwakilan Wilayah BI NTB, Berry Arifsyah Harahap, Selasa (26/9).

Lebih lanjut Berry menegaskan bahwa sejalan dengan global, perbaikan ekonomi domestik terus berlanjut dan tumbuh lebih tinggi sebesar 5,17% (yoy) pada triwulan II 2023, ditopang oleh seluruh lapangan usaha yang tercatat

“Positif, terutama sektor industri, perdagangan, dan transportasi. Sementara itu, tekanan inflasi tahunan terpantau terus menurun dan mendukung stabilitas perekonomian,”ujarnya.

Selain itu, ekonomi NTB pada triwulan II 2023 mengalami kontraksi -1,54% (yoy), terutama disebabkan oleh kinerja sektor pertambangan yang juga terkontraksi -24,45% (yoy) sebagai dampak dari, perolehan kuota ekspor yang lebih lambat dari prakiraan sebelumnya. Lebih lanjut, kondisi tersebut turut mendorong kinerja ekspor LN NTB mengalami kontraksi -89,19% (yoy). Di sisi

Baca Juga :  Korban Tabrakan Perahu Ditemukan Tewas

“Penurunan lebih dalam relatif tertahan oleh akselerasi pertumbuhan sektor Konstruksi yang tumbuh hingga 14,93% (yoy) sejalan dengan berlanjutnya pembangunan smelter,” ucapnya.

Sementara itu, inflasi NTB pada bulan Agustus 2023 tercatat 0,05% (mtm), lebih rendah dari bulan sebelumnya yang disumbang oleh deflasi pada kelompok Makanan, Minuman dan tembakau seiring masuknya panen pada beberapa komoditas. Adapun secara tahunan inflasi NTB terpantau sebesar 2,84% (yoy), lebih rendah dibandingkan Nasional yang sebesar 3,27% (yoy).

“Lebih terkendalinya tekanan inflasi dibandingkan tahun sebelumnya tidak terlepas dari tekanan harga minyak dunia yang jauh menurun dibandingkan tahun sebelumnya, termasuk upaya pengendalian inflasi yang secara konsisten dilakukan melalui sinergi TPID,” jelasnya.

Pada tahun 2023, perekonomian Provinsi NTB diprakirakan akan tetap tumbuh positif pada kisaran 1,5%-2,3% (yoy). Dari sisi pengeluaran, pertumbuhan terutama didukung oleh tingkat konsumsi yang lebih baik serta peningkatan kinerja investasi sejalan dengan berlangsungnya pembangunan smelter yang ditargetkan selesai pada awal tahun 2024.

“Secara sektoral pertumbuhan terutama didukung oleh peningkatan kinerja sektor perdagangan dan sektor konstruksi. Pertumbuhan lebih lanjut relatif tertahan oleh penurunan kinerja sector pertanian sejalan dengan potensi dampak dari musim kemarau (El Nino) dan berkurangnya alokasi pupuk subsidi. Selain itu, penurunan juga diperkirakan terjadi pada sektor pertambangan yang utamanya dipengaruhi oleh perolehan izin kuota ekspor 2023 yang lebih lambat dan faktor base effect pertumbuhan tahun 2022 yang telah tinggi,” terangnya.

Baca Juga :  Cawapres Mahfud Jadikan Program Kaum Dhuafa Sebagai Prioritas

Kinerja perbankan di Provinsi NTB pada triwulan III 2023 meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya, tercermin dari penyaluran kredit yang tumbuh 1,72% (yoy), lebih tinggi dibandingkan triwulan II 2023 sebesar 0,49% (yoy). Berdasarkan jenis penggunaan, membaiknya penyaluran kredit tersebut terutama ditopang oleh penyaluran kredit modal kerja yang tumbuh meningkat dari 5,32% (yoy) menjadi 8,46% (yoy), serta kredit konsumsi yang tetap tumbuh positif meski melandai.

“Sementara itu, secara sektoral peningkatan pertumbuhan penyaluran kredit terutama ditopang oleh kredit pertambangan yang tumbuh lebih baik seiring dengan telah diperolehnya kuota ekspor tembaga. Sejalan dengan itu, kinerja penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) juga tercatat tumbuh lebih baik meski masih terkontraksi sebesar -2,85% (yoy),” tendasnya.

Kinerja penyaluran kredit pada triwulan III 2023 tumbuh 1,72% (yoy), lebih tinggi dari triwulan sebelumnya sebesar 0,49% (yoy). Berdasarkan jenis penggunaan, pertumbuhan yang lebih tinggi didorong oleh akselerasi pertumbuhan kredit modal kerja dan kredit investasi yang tumbuh lebih baik meski masih terkontraksi. Sementara secara sektoral, peningkatan kinerja kredit terutama bersumber dari sektor pertambangan yang tumbuh lebih baik seiring dengan telah diperolehnya kuota ekspor tembaga.

Baca Juga :  OYO Gebrak Pasar Korporat RI dengan Oravel Travel Solutions

“kredit sektor perdagangan yang memiliki pangsa terbesar tetap tumbuh tinggi 7,86% (yoy) sejalan dengan terus membaiknya aktivitas ekonomi. Lebih lanjut, kondisi tersebut turut tercermin dari penyaluran kredit rumah tangga, khususnya KPR yang tetap tumbuh tinggi dan kredit multiguna yang tumbuh lebih baik. Sementara itu, penyaluran kredit UMKM terpantau tumbuh terakselerasi sebesar 6,21% (yoy),’ pungkasnya

Aliran uang kartal pada triwulan III 2023 (per September) tercatat mengalami net-inflow sebesar Rp1.351 Miliar sejalan dengan normalisasi aktivitas perekonomian masyarakat pasca periode HBKN dan peak season pariwisata. Di sisi lain, penetrasi transaksi digital di masyarakat NTB terpantau terus berlanjut. Nominal transaksi menggunakan kartu (APMK) tercatat tumbuh meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya. Sementara itu, hingga Juli 2023, QRIS mencatatkan penambahan 26.642 pengguna baru, dengan volume transaksi akumulatif selama tahun 2023 mencapai 3,01 Juta transaksi.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *