JE-Lombok Barat- Ingin merasakan sensasi berbeda saat berlibur di Lombok Nusa Tenggara Barat (NTB), mungkin Anda bisa mencoba mengunjungi Kampung jurnalekbis.com/tag/anggur/">Anggur di desa Selat. Wisata ini, pengunjung bisa melihat dan memetik sendiri buah anggur yang tumbuh subur di halaman rumah warga. Sabtu (13/1/2024).
Kampung Anggur terletak di Desa Selat, Kecamatan Narmada, Kabupaten Lombok Barat, NTB. Jaraknya hanya sekitar 15 sampai 30 menit berkendara dari pusat kota Mataram. Sesuai dengan namanya, ada lima rumah yang tergabung dalam kelompok budidaya anggur memiliki tanaman anggur yang merambat di atap atau pagar.
Salah seorang pembudidaya anggur Aipda Firman Eka Jaya mengatakan, awalnya ia membuat wisata kampung wisata anggur, dikarenakan banyaknya warga yang antusias membudidayakan anggur, dengan memanfaatkan pekarangan rumah mereka, sehingga mereka bersepakat untuk membuat kampung wisata anggur.
“Kami menjadikan kampung kami ini, menjadi pusat wisata anggur dan kita padukan dengan kuliner, itu yang akan menjadi pendapatan warga masyarakat kami,” ungkapnya.
Karena tumbuh subur, dengan buah yang cukup lebat, dan lokasinya dekat dengan beberapa objek wisata pemandian di Narmada, membuat wisata kampung anggur ini, banyak dikunjungi oleh wisatawan terlebih pada hari-hari libur, untuk hanya sekedar selfie ataupun memetik langsung buah anggur dari pohon,
“Kunjungan tiap hari , dan kalau sekarang insya allah ada, kalau kunjungan selama ini ada dari luar desa dan ada juga dari luar NTB banyak, ini juga dekat dengan wisata pemandian, kalau wisatawan asing belum ada, tapi untuk kedepan insyaallah kita akan promosikan, biar dapat dikunjungi oleh wisatawan asing,” ujarnya.
Tingginya animo wisatawan yang datang berkunjung, sehingga buah anggur tidak bisa di jual ke luar, pasalnya para pengunjung langsung memetik dan mencicipi anggur dari pohonya, bahkan membeli langsung untuk dibawa pulang, sehingga buah anggur tidak bisa di jual ke luar.
“Kalau untuk sementara dipasarkan di tempat, karena kami kualahan juga untuk menjual hasilnya, saking banyaknya wisatawan yang langsung datang memetik dan membeli langsung, untuk perkilonya variasi, mulai dari harga 50 ribu untuk jenis anggur Trans, kalau jenis Julian itu 75 ribu hingga 100 ribu di tingkat petani,” jelasnya.
Para pengunjung tidak usah khawatir mencicipi anggur dari pohonya, dikarenakan, anggur yang ditanam menggunakan pola organik, sehingga jauh dari bahan kimia, sehingga buah anggur ini, tidak mengenal musim. Sekali panen petani mampu meraup omset lima juta rupiah untuk ukuran 5×5 meter.
“Kalau lahannya sendiri, paling sedikit itu 5x 5 meter bisa menghasilkan 5 juta sekali panen, kalau panen itu bisa 3 kali dalam setahun, buah ini tidak mengenal musim, dan perawatan bisa sambilan, seperti saya sebagai pembina desa, alhamdulillah tidak memberatkan tugas pokok kita,” pungkasnya.
Riskia dan Ayu Vita pengunjung wisata kampung Anggur mengaku, anggur yang disajikan memiliki citra rasa yang berbeda dengan anggur pada umumnya, salah satu anggur jenis Jupiter memiliki cita seperti permen karet, perpaduan mint dan rasa mangga.
“Ada pokoknya kecil-kecil warnanya itu agak ungu tidak hijau, itu rasanya manis banget, kalau kita makan ada rasa mangga, makan anggur tapi kayak rasa mangga ada juga anggur rasa mint, manis banget,” ucapnya.
Selain itu, setelah mengetahui wisata ini d i media sosial, mereka tidak menyangkan bahwa anggur memiliki puluhan jenis.
“Awalnya tidak respek sih, soalnya kita tahu anggur itu hanya warna merah dan ungu serta hijau, tapi ternyata disini variannya banyak sekali, di sini ada 32 varian anggur ,”terangnya.
Di wisata anggur milik Firman ini, tersedia berbagai macam varietas anggur, paling primadona seperti anggur jenis Trans, Jupiter, Julian, Akademik, Expres , dan masih banyak jenis lainnya. Bahkan Firman tidak segan-segan mengajarkan cara bercocok tanam anggur kepada setiap pengunjung yang datang di kebun wisata anggur miliknya.