JE-Mataram– Nilai Tukar Petani (NTP) di Nusa Tenggara Barat (NTB) pada Februari jurnalekbis.com/tag/2024/">2024 mengalami kenaikan 0,52 persen dibandingkan bulan sebelumnya. Hal ini menunjukkan bahwa daya beli petani di NTB semakin meningkat.
Kepala BPS NTB, Drs. Wahyudin M.M., menjelaskan bahwa kenaikan NTP ini disebabkan oleh naiknya Indeks Harga yang Diterima Petani (It) sebesar 0,78 persen, lebih tinggi dibandingkan kenaikan Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) sebesar 0,26 persen.
“Kenaikan NTP ini merupakan kabar gembira bagi para petani di NTB,” kata Wahyudin dalam rilis resmi, Jumat (1/3/2024).
Secara rinci, NTP subsektor Tanaman Pangan mengalami kenaikan tertinggi, yaitu sebesar 2,30 persen. Disusul oleh NTP subsektor Hortikultura (1,21 persen), Peternakan (0,24 persen), dan Perikanan (0,17 persen).
Hanya NTP subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat yang mengalami penurunan, yaitu sebesar 0,36 persen.
Di sisi lain, Indeks Konsumsi Rumah Tangga (IKRT) di NTB juga mengalami kenaikan pada Februari 2024, yaitu sebesar 0,25 persen. Kenaikan ini disebabkan oleh kenaikan harga pada beberapa kelompok pengeluaran, seperti makanan, minuman, dan tembakau; pakaian dan alas kaki; serta perlengkapan, peralatan, dan pemeliharaan rutin rumah tangga.
Sementara itu, Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian (NTUP) NTB pada Februari 2024 juga mengalami kenaikan sebesar 0,46 persen dibandingkan bulan sebelumnya.
Kenaikan NTP dan NTUP ini menunjukkan bahwa daya beli petani dan kondisi usaha rumah tangga pertanian di NTB semakin membaik.