JE-Bali – Menjelang Hari Kartini yang jatuh pada tanggal 21 April, Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (P3A) bersama mitra pembangunan mengadakan Musyawarah Nasional (Munas) di Badung, Bali, selama dua hari. Munas kali ini mengusung tema “Perempuan Bagi Bumi Pertiwi” dan diikuti oleh 1500 peserta dari seluruh jurnalekbis.com/tag/indonesia/">Indonesia.
Menteri P3A, Ibu Bintang Prayoga, hadir langsung dalam acara ini dan menyampaikan beberapa pesan penting. Beliau menekankan pentingnya peningkatan peran perempuan dalam pemerintahan, pemberdayaan perempuan secara berkelanjutan, dan penghentian kekerasan terhadap perempuan, termasuk perempuan disabilitas dari semua unsur.
“Munas 2024 ini menjadi momen penting bagi perempuan Indonesia untuk bersatu dan memperkuat suara mereka. Dalam kesempatan ini, Menteri P3A menyampaikan 9 agenda nasional perempuan, disabilitas, dan kelompok marjinal kepada perwakilan perempuan dari seluruh Indonesia,” ungkapnya.
Sembilan agenda tersebut meliputi:
- Kemiskinan (Perlindungan Sosial)
- Pekerja Perempuan (Pekerja Migran, Pekerja Rumah Tangga, TPPO, Pekerjaan yang Layak)
- Kesempatan Kerja bagi Disabilitas
- Pencegahan Perkawinan Anak, Pemberdayaan Ekonomi Perempuan
- Kepemimpinan Perempuan (Partisipasi Perempuan dalam Pengambilan Keputusan)
- Kesehatan Perempuan (Kesehatan Mental, Hak Kesehatan Reproduksi Perempuan dan Remaja)
- Perempuan dan Lingkungan: Pengelolaan Sumber Daya Alam, Masyarakat Adat
- Kekerasan terhadap Perempuan dan Anak
- Perempuan dan Anak Berhadapan dengan Hukum
Salah satu mitra pembangunan yang hadir dalam Munas ini adalah Inklusi melalui program DIGNITY yang diamanatkan kepada PRY YAKKUM sebagai mitranya. Program ini hadir di 8 provinsi, termasuk Nusa Tenggara Barat, di mana Lombok Independent Disabilitas Indonesia (LIDI NTB) menjadi perwakilannya.

Karina Dewiati, seorang penyandang disabilitas psikososial dari LIDI NTB, hadir dalam Munas ini dan merasa terinspirasi oleh semangat para perempuan lainnya. Ia baru saja menjadi bendahara Kelompok Swabantu di desanya dan ingin terus mengembangkan diri dan memperjuangkan hak-hak penyandang disabilitas.
“Saya semakin bersemangat. Melalui kegiatan ini, pandangan saya semakin luas. Ternyata, di luar sana masih banyak teman-teman yang senasib dengan saya, dan mereka tetap bersemangat dan berjuang untuk kaumnya agar mendapat perhatian dari pemerintah daerah mereka masing-masing,” ujar Karina.
Lalu Wisnu, penanggung jawab Program DIGNITY di NTB, menambahkan bahwa kegiatan seperti Munas ini penting untuk meningkatkan kepercayaan diri penyandang disabilitas psikososial yang sering mengalami diskriminasi dan stigma.
“Mereka sering dianggap tidak mampu mandiri, bahkan tidak bisa mengurus diri sendiri,” kata Lalu Wisnu. “Melalui Munas Perempuan ini, kita berharap perempuan disabilitas, terutama disabilitas psikososial, mendapatkan tempat yang layak di tengah keluarga, lingkungan, dan pemerintah, dan mendapat perhatian yang lebih baik.”
Munas Perempuan 2024 ini merupakan langkah penting dalam mewujudkan kesetaraan dan keadilan bagi perempuan di Indonesia. Dengan semangat persatuan dan tekad yang kuat, para perempuan Indonesia yakin dapat mencapai masa depan yang gemilang.