Meskipun curah hujan tergolong rendah, beberapa wilayah di NTB mengalami kekeringan, ditandai dengan Hari Tanpa Hujan Berturut-turut (HTH) yang tergolong Sangat Pendek (1-5 hari). HTH terpanjang tercatat di Moyohilir, Kabupaten Sumbawa, mencapai 13 hari.
Menurut Forecaster on duty BMKG NTB, Ni Made Adi P, saat ini wilayah NTB memasuki periode peralihan musim dari hujan ke kemarau. Hal ini ditandai dengan curah hujan yang semakin berkurang dan beralihnya angin menjadi angin timuran.
“Pada dasarian I Mei 2024 (1-10 Mei 2024), potensi hujan di NTB diprediksi semakin berkurang,” ujar Ni Made Adi P. Peluang hujan dengan intensitas lebih dari 20 mm per dasarian dengan probabilitas lebih dari 50% hanya diprediksikan terjadi di wilayah Lombok Barat bagian utara, Kota Mataram, dan sebagian kecil Lombok Tengah bagian utara.
Meskipun musim kemarau mulai menyapa, Ni Made Adi P mengimbau masyarakat untuk tetap waspada terhadap potensi bencana hidrometeorologi, seperti hujan lebat disertai angin kencang, banjir, dan tanah longsor, yang dapat terjadi secara tiba-tiba dan bersifat lokal.
“Masyarakat diimbau untuk memanfaatkan air hujan saat musim hujan untuk mengisi penampungan air seperti embung, waduk, atau penampungan air hujan lainnya,” tambahnya.
Ni Made Adi P juga mengingatkan masyarakat untuk selalu memperhatikan informasi BMKG terbaru guna mengantisipasi dampak bencana dan kerugian dalam perencanaan kegiatan. “Tetap jaga kesehatan di tengah peralihan musim ini,” tutupnya.