JE-Mataram – Kabar gembira datang dari Nusa Tenggara Barat! Di tengah gejolak jurnalekbis.com/tag/inflasi/">inflasi nasional, NTB berhasil menorehkan prestasi dengan angka inflasi year-on-year (y-on-y) terendah di bulan April 2024, yaitu 3,31 persen. Angka ini menunjukkan komitmen dan kerja keras pemerintah daerah dan seluruh elemen masyarakat dalam menjaga stabilitas harga.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) NTB, Indeks Harga Konsumen (IHK) Provinsi NTB pada April 2024 mencapai 106,80. Angka ini menunjukkan adanya kenaikan harga dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Kenaikan ini didorong oleh beberapa kelompok pengeluaran, seperti makanan, minuman, dan tembakau (6,90 persen); perawatan pribadi dan jasa lainnya (3,17 persen); penyediaan makanan dan minuman/restoran (2,30 persen); dan rekreasi, olahraga, dan budaya (1,72 persen).
Namun, di tengah kenaikan tersebut, terdapat satu kelompok pengeluaran yang mengalami penurunan indeks, yaitu informasi, komunikasi, dan jasa keuangan (-0,75 persen). Hal ini menunjukkan bahwa upaya pemerintah dalam menjaga stabilitas harga di beberapa sektor telah membuahkan hasil.
“Pencapaian ini patut diapresiasi. Inflasi terendah di NTB ini menunjukkan sinergi yang kuat antara pemerintah daerah, Forkopimda, pelaku usaha, dan masyarakat dalam menjaga stabilitas harga,” ujar Kepala BPS NTB, Drs. Wahyudin, MM.
Lebih lanjut, Wahyudin menjelaskan bahwa inflasi month-to-month (m-to-m) NTB di bulan April 2024 sebesar 0,06 persen, dan inflasi year-to-date (y-to-d) mencapai 1,05 persen. Angka-angka ini menunjukkan tren inflasi yang terkendali dan stabil.
Pencapaian NTB dalam menekan inflasi ini patut menjadi contoh bagi daerah lain indonesia/">di Indonesia. Dengan kerja sama dan komitmen yang kuat, inflasi nasional dapat dikendalikan dan stabilitas harga dapat dijaga.
Beberapa upaya yang dilakukan NTB untuk menekan inflasi antara lain, Pemerintah daerah secara rutin menggelar pasar/">operasi pasar murah untuk menyediakan bahan pokok dengan harga terjangkau bagi masyarakat.
“Tim Satgas Pangan secara berkala memantau harga bahan pokok di pasar tradisional dan modern untuk memastikan tidak terjadi penimbunan atau kenaikan harga yang tidak wajar,” ucapnya.
Selain itu, Pemerintah daerah berkoordinasi dengan pelaku usaha untuk memastikan ketersediaan bahan pokok dan kelancaran distribusi.
“Pemerintah daerah gencar melakukan sosialisasi kepada masyarakat tentang pentingnya menjaga stabilitas harga dan tips hemat berbelanja,” pungkasnya.
