JE-Sumbawa- Pasca penetapan jurnalekbis.com/tag/harga/">Harga Pembelian Pemerintah (HPP) jagung oleh Badan Pangan Nasional (Bappenas) di angka Rp5.000/kg, antusiasme petani Sumbawa untuk menjual panen mereka langsung melonjak. Terlihat di pabrik pengolahan jagung Corn Drying Center (CDC) milik Bulog NTB di Kecamatan Manggelewa, Kabupaten Dompu, antrian truk yang mengangkut jagung mengular hingga belasan kilometer.
Meskipun harus menunggu berjam-jam, para petani tetap rela antri demi mendapatkan harga yang lebih baik untuk hasil panen mereka. Kapasitas CDC yang mencapai 9.000 ton per 3 silo tak mampu menampung lonjakan panen jagung yang luar biasa ini.
“Kapasitas satu silo 3.000 ton, kita ada 3 mesin, jadi kalau 3 silo ada 9000 ton. Sekarang kita lagi penyerapan, selanjutnya bisa maksimal, karena sekarang kita masih proses uji coba kita menguji silonya,” ujar Operation Manager spj Bima Muh. Zainul Ikhsani. Selasa (14/5).
Nantinya setiap mesin akan diuji coba dengan 3.000 ton jagung. Dimana 3.000 ton dari satu mesin dipindahkan ke mesin satunya untuk menguji kapasitas dan ketahanan silonya. Sehingga untuk full terisi masih dilakukan secara bertahap.

“Untuk pengeringannya itu normalnya 240 ton/harinya. Jadi kita bisa bongkar truk itu sekitar 25-30 truk/hari dan isinya sekitar 250 ton atau tergantung isi truk,” tuturnya.
Dikatakan, jika 3 mesin silo yang ada sudah penuh terisi 9.000 ton maka selesai. Adanya CDC yang masih menerima jagung petani, bahkan harganya sesuai dengan HPP, beberapa truk sempat membludak mengantri agar jagung mereka bisa terserap oleh CDC yang dikelola oleh Bulog.
“Iya alhamdulillah (banyak yang antri), kalau swasta itu sudah tutup, disini langsung membludak kemarin sempat antrian sampai 60 truk. Tapi disesuaikan dengan mesin kita, sekarang masih uji coba mesin. Nanti kalau sudah lancar mungkin bisa kita tampung,” jelasnya.
Kehadiran CDC ditengah-tengah petani jagung, terutama yang berada di sekitar CDC sangat terbantu. Pasalnya harga jagung diserap bulog jauh lebih baik dari perusahaan swasta, karena menggunakan HPP.
“Kalau kita perbandingkan swasta dengan disini menurut saya lebih bagus yang disini (CDC). Pembelian CDC cukup membantu masyarakat, kami petani sendiri kalau mau memasukkan sendiri 4.200 itu harga basah, di lain tempat itu harga kering,” ujar Pembina Kelompok Tani Desa Nusa Jaya, Dompu, Jumawardi.
Menurutnya harga pembelian jagung itu sudah cukup bagus apalagi dalam kondisi basah. Lain halnya kalau kondisi kering. Tetapi petani tetap terbantu dengan adanya CDC meski produksi menurun, tapi harga yang diberikan cukup membantu. Untuk mereka yang mau hasil panennya diserap memang ada beberapa syarat harus dipenuhi, baik itu oleh Bulog maupun swasta.
“Ada beberapa masyarakat juga yang harus dipenuhi dia punya NIB, punya nomor rekening, punya NPWP. Nati kelompok tani bisa memfasilitasi petani. Kalau dulu sulit, tapi sekarang lebih gampang karena ada kelompok tani,” pungkasnya.