BeritaBisnisEkonomiNewsPasar

BPS Catat Inflasi Y-On-Y NTB Mencapai 2,77 Persen

×

BPS Catat Inflasi Y-On-Y NTB Mencapai 2,77 Persen

Sebarkan artikel ini
Inflasi NTB Naik, Harga Bahan Pokok Jadi Penyebab Utama
Inflasi NTB Naik, Harga Bahan Pokok Jadi Penyebab Utama
Kunjungi Sosial Media Kami

JE-Mataram – jurnalekbis.com/tag/harga/">Harga bahan pokok yang meroket menjadi biang keladi inflasi di Nusa Tenggara Barat (NTB) bulan Mei 2024. Data Badan Pusat Statistik (BPS) NTB menunjukkan inflasi year-on-year (y-on-y) mencapai 2,77 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) 106,36. Artinya, secara tahunan, harga-harga di NTB mengalami kenaikan.

“Hampir semua kelompok pengeluaran mengalami kenaikan, kecuali informasi, komunikasi, dan jasa keuangan,” ungkap Drs. Wahyudin M.M., Kepala BPS NTB.

Adapun kelompok pengeluaran yang paling terdampak adalah makanan, minuman, dan tembakau, dengan kenaikan 5,08 persen. Kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) turut memperparah situasi.

Meski mengalami inflasi tahunan, NTB justru mengalami deflasi bulan ke bulan (m-to-m) sebesar 0,41 persen pada Mei 2024. Hal ini menunjukkan bahwa secara bulanan, harga-harga di NTB cenderung turun.

“Penurunan harga beberapa komoditas seperti cabai merah, daging ayam, dan bawang merah pada awal Mei 2024 menyebabkan deflasi bulan ke bulan,” jelas Wahyudin.

Baca Juga :  Pertumbuhan Nilai Tukar Petani di NTB: Lebih dari 100%

Pemerintah provinsi NTB bersama kabupaten/kota terus berupaya mengendalikan inflasi melalui berbagai langkah, seperti pasar/">operasi pasar murah (OPM), Distribusi bahan pokok bersubsidi, pemantauan harga komoditas dan edukasi masyarakat untuk hemat belanja

“Upaya pengendalian inflasi membutuhkan kerjasama dari semua pihak, baik pemerintah, swasta, maupun masyarakat,” tegas Wahyudin.

Lebih lanjut, Wahyudin menjelaskan bahwa tingkat inflasi y-on-y NTB mencapai 2,77 persen dan tingkat inflasi y-to-d sebesar 0,63 persen.

“Seluruh wilayah IHK di NTB mengalami inflasi y-on-y. Inflasi y-on-y tertinggi terjadi di Kota Mataram sebesar 3,18 persen dengan IHK 106,56 dan terendah terjadi di Kab. Sumbawa sebesar 2,19 persen dengan IHK 106,27,” pungkas Wahyudin.

Baca Juga :  IPM NTB 2024 Tumbuh Cepat, Masuk 10 Besar Nasional

Upaya pengendalian inflasi harus terus dilakukan untuk menjaga daya beli masyarakat dan stabilitas ekonomi NTB.

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *