JE-Mataram – jurnalekbis.com/tag/bendungan/">Bendungan 2024/06/27/pelarian-berakhir-buronan-penyerangan-lombok-barat-dibekuk-di-pantai-selong-belanak/" target="_blank" rel="noopener">Meninting di Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat, yang dijuluki sebagai bendungan tertinggi di NTB, mengalami penundaan peresmian oleh Presiden Joko Widodo. Semula ditargetkan Juni 2024, namun cuaca ekstrem dengan curah hujan tinggi di bulan Juni menjadi penghambat utama.
Menurut Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Bendungan Meninting, Lalu M Asgar, progres pembangunan hingga 7 Juli 2024 telah mencapai 84,4%.
“Kontrak awal kami berakhir 30 Juni 2024. Namun, kami mendapat dispensasi perpanjangan kontrak dari pupr/">Kementerian PUPR ke semester 2 karena beberapa faktor, salah satunya kondisi cuaca yang tidak mendukung,” jelas Asgar.
Penundaan ini dikarenakan tingginya curah hujan di bulan Juni, sehingga material timbunan menjadi tidak maksimal dan membutuhkan waktu pengeringan yang lama.
“Tipe Bendungan Meninting yang tinggi tegak dengan Randem Tanam membutuhkan material yang kering untuk pemadatan. Bila hujan, minimal tiga hari dibutuhkan untuk pengeringan sebelum dilanjutkan,” ungkap Asgar.
Meskipun mengalami keterlambatan, Asgar optimis Bendungan Meninting dapat diresmikan antara September dan Oktober 2024, dengan catatan cuaca mendukung.
“Kami terus berkoordinasi dengan Tim Evaluasi Pemantau dan Evaluasi PSN. Jika cuaca cerah di bulan ini dan bulan depan, target tersebut bisa tercapai,” ujarnya.
Menteri PUPR pun telah mengetahui kendala ini dan mengingatkan agar prioritas utama adalah menjaga stabilitas dan kualitas material.
“Biaya proyek tidak mengalami perubahan. Tetap sesuai DIPA Bendungan Meninting sebesar Rp 1,4 Triliun dari Desember 2018 hingga saat ini,” tegas Asgar.
Bendungan Meninting tidak hanya berfungsi sebagai waduk, tetapi juga ditargetkan menjadi objek wisata baru dengan berbagai fasilitas, seperti trek sepeda standar internasional.