News

Musim Kemarau, Petani Tembakau di Lombok Timur Gunakan Es Batu untuk Menyiram Tanaman

×

Musim Kemarau, Petani Tembakau di Lombok Timur Gunakan Es Batu untuk Menyiram Tanaman

Sebarkan artikel ini
Musim Kemarau, Petani Tembakau di Lombok Timur Gunakan Es Batu untuk Menyiram Tanaman
Kunjungi Sosial Media Kami

JE-Lombok TimurKemarau yang melanda beberapa bulan terakhir ini membuat sejumlah wilayah di Kabupaten jurnalekbis.com/2024/07/15/ini-prioritas-tgf-jika-memimpin-lombok-timur-kuncinya-sda-dan-sdm/" target="_blank" rel="noopener">Lombok Timur (Lotim) mengalami kekeringan. Hal ini berdampak besar bagi para petani, terutama petani tembakau yang memasuki musim tanam.

Lahan-lahan pertanian di wilayah selatan Lotim, khususnya di Kecamatan Jerowaru, terlihat kering, mengeras, dan retak. Panas yang menyengat sepanjang hari membuat para petani tidak bisa menanam tembakau.

Namun, kekeringan Ddi musim kemarau ini tidak membuat para petani patah semangat. Mereka tetap berinovasi untuk bertahan, dengan menggunakan es batu sebagai pengganti air.

Baca Juga :  Tradisi Peresean:Tradisi Meminta Hujan hingga Atraksi Budaya Lombok

Penggunaan es batu ini terbilang unik dan menjadi solusi kreatif para petani. Hal ini dilakukan karena jika tidak ada air, tanaman tembakau tidak akan tumbuh.

Di Desa Pene, Kecamatan Jerowaru, para petani menggunakan 50 balok es batu untuk satu hektar lahan. restoran-siap-saji/" target="_blank" rel="noopener">Es batu ini dibeli dari pabrik di Dusun Tutuq Desa Jerowaru dengan harga Rp 15.000 per balok.

Alasan para petani menggunakan es batu adalah karena dinilai lebih efisien dan hemat biaya dibandingkan membeli air tangki. Selain itu, es batu juga lebih merata dalam penggunaannya.

Meskipun menggunakan es batu, para petani tetap harus membeli air untuk menyiram tanaman tembakau yang sudah ditanam.

Baca Juga :  Tragis Jelang Pesta Pernikahan: Pria di Lombok Utara Ditemukan Gantung Diri

Musim tanam tembakau tahun ini memang terasa berat bagi para petani. Biaya produksi menjadi lebih mahal, mulai dari pembelian es batu, bibit, air, hingga upah buruh.

Total biaya produksi untuk satu hektar lahan tembakau bisa mencapai ratusan juta rupiah.

Oleh karena itu, para petani berharap harga jual tembakau dapat memadai agar mereka tidak merugi. Pada musim panen 2023 lalu, harga jual tembakau adalah Rp 42.500 per kilogram krosok.

Para petani juga berharap bantuan dari pemerintah untuk meringankan biaya produksi, terutama air untuk menyiram lahan.

Kondisi iklim yang kering ini membuat para petani khawatir akan hasil panen tembakau mereka.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *