BisnisEkonomi

Bank Indonesia Dorong Ekonomi Hijau di NTB

×

Bank Indonesia Dorong Ekonomi Hijau di NTB

Sebarkan artikel ini
Bank Indonesia Dorong Ekonomi Hijau di NTB
Kunjungi Sosial Media Kami

Mataram, Jurnalekbis.comindonesia-ntb-diapresiasi-atas-dukungan-stabilitas-harga-pangan-dan-ekonomi-lombok-utara/" target="_blank" rel="noopener">Bank Indonesia (BI) terus berupaya mendorong implementasi hijau/">ekonomi hijau di Indonesia, khususnya di Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB). Sebagai daerah dengan potensi alam yang melimpah, NTB memiliki peran penting dalam mewujudkan target Indonesia untuk mencapai net zero emission pada tahun 2060.

Perubahan iklim yang semakin ekstrim, seperti peristiwa El Nino, telah memberikan dampak signifikan terhadap produktivitas pertanian dan harga pangan. Hal ini mendorong BI untuk semakin fokus pada pengembangan ekonomi hijau. Sebagai otoritas moneter, BI memiliki mandat untuk menjaga stabilitas nilai rupiah dan harga. Dengan mendorong ekonomi hijau, BI tidak hanya berkontribusi pada pelestarian lingkungan, tetapi juga membantu menjaga stabilitas ekonomi jangka panjang.

Baca Juga :  Gubernur NTB Lepas L'Etape Olahraga Bersepeda di Sirkuit Mandalika

Perubahan iklim adalah ancaman nyata bagi kita semua. Oleh karena itu, BI berkomitmen untuk mendukung upaya pemerintah dalam mencapai target penurunan emisi dan membangun ekonomi yang lebih berkelanjutan,” ujar Deputi Perwakilan BI NTB, Winda Putri Listya.

NTB, dengan julukan “Tetas Surga”, memiliki kekayaan alam yang sangat potensial untuk dikembangkan dalam kerangka ekonomi hijau. Sektor pariwisata, pertanian, dan energi baru terbarukan menjadi sektor-sektor unggulan yang dapat didorong untuk tumbuh lebih berkelanjutan.

“Meskipun sektor pertambangan masih menjadi penyumbang terbesar pertumbuhan ekonomi NTB, kita perlu melakukan diversifikasi ekonomi. Sektor pariwisata dan pertanian yang ramah lingkungan dapat menjadi alternatif yang menjanjikan,” tambah Winda.

BI telah melakukan berbagai inisiatif untuk mendorong ekonomi hijau di NTB, antara lain:

  • Pengembangan instrumen keuangan hijau: BI aktif mengembangkan berbagai instrumen keuangan hijau seperti green bond dan sukuk hijau untuk menarik investasi ke proyek-proyek berkelanjutan.
  • Kerjasama dengan pemerintah daerah: BI bekerja sama dengan pemerintah daerah untuk memetakan proyek-proyek investasi yang berpotensi tinggi dalam sektor energi baru terbarukan, seperti pembangunan pembangkit listrik tenaga surya dan angin.
  • Peningkatan kapasitas sumber daya manusia: BI memberikan pelatihan dan pendampingan kepada pelaku usaha dan masyarakat untuk meningkatkan pemahaman mereka tentang ekonomi hijau dan praktik bisnis berkelanjutan.
  • Promosi potensi investasi: BI aktif mempromosikan potensi investasi di sektor ekonomi hijau NTB kepada investor domestik maupun internasional.
Baca Juga :  Mobil Balap Radical SR3 XXR Hadir di Pertamina Mandalika International Circuit

Salah satu temuan menarik dari penelitian yang dilakukan oleh BI adalah potensi rumput laut sebagai penyerap karbon terbesar. Dengan banyaknya perairan di NTB, potensi pengembangan budidaya rumput laut sangat besar.

“Rumput laut tidak hanya memiliki nilai ekonomis yang tinggi, tetapi juga dapat berkontribusi dalam mengurangi emisi karbon. Ini adalah salah satu potensi besar yang perlu kita kembangkan bersama,” ungkap Winda.

Meskipun potensi ekonomi hijau di NTB sangat besar, masih ada beberapa tantangan yang perlu diatasi, seperti keterbatasan infrastruktur, akses pembiayaan, dan kurangnya kesadaran masyarakat. Namun, dengan dukungan dari pemerintah, pelaku usaha, dan masyarakat, tantangan-tantangan ini dapat diatasi.

Bank Indonesia terus berupaya mendorong implementasi ekonomi hijau di NTB. Dengan memanfaatkan potensi alam yang melimpah dan dukungan dari berbagai pihak, NTB dapat menjadi contoh bagi daerah lain dalam membangun ekonomi yang berkelanjutan dan ramah lingkungan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *