EkonomiNewsUKM

Galian C Ditutup, Pekerja Lokal dan UMKM di Lombok Timur Nganggur

×

Galian C Ditutup, Pekerja Lokal dan UMKM di Lombok Timur Nganggur

Sebarkan artikel ini
Galian C Ditutup, Pekerja Lokal dan UMKM di Lombok Timur Nganggur
Kunjungi Sosial Media Kami

Lombok Timur, Jurnalekbis.com – Penutupan tambang galian C di wilayah Kali Rumpang, Lombok Timur, telah menimbulkan dampak signifikan bagi perekonomian lokal. Ratusan pekerja lokal serta puluhan pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di kawasan tersebut kini menghadapi masa depan yang tidak menentu. Dengan hilangnya sumber mata pencaharian utama, masyarakat di sekitar lokasi tambang kini berada di ambang pengangguran dan krisis ekonomi.

Galian C adalah istilah yang merujuk pada aktivitas penambangan material non-logam seperti pasir, batu, dan tanah yang umumnya digunakan untuk kebutuhan konstruksi. Di wilayah Kali Rumpang, satu tambang galian C mempekerjakan antara 20 hingga 30 pekerja lokal setiap harinya, sementara sekitar 5 hingga 7 pedagang menggantungkan hidupnya dari penjualan makanan dan minuman kepada para pekerja tambang. Penutupan tambang tersebut, meskipun baru berlangsung selama satu hari, telah membuat ratusan pekerja dan puluhan UMKM kehilangan sumber pendapatan mereka.

H. Maydy, Ketua Asosiasi Galian C Lombok Timur, menyatakan bahwa dampak penutupan ini bisa menjadi lebih parah jika tambang tidak dibuka kembali dalam waktu dekat. “Jika tambang ini ditutup selamanya, mata pencaharian masyarakat sekitar akan hilang, dan potensi kriminalitas bisa meningkat karena banyak orang yang kehilangan pekerjaan,” ungkapnya.

Selain mempengaruhi kehidupan masyarakat lokal, penutupan tambang galian C juga mengancam kelancaran berbagai proyek pembangunan di Lombok Timur. Tambang galian C merupakan sumber utama material pasir dan batu untuk proyek-proyek infrastruktur, baik yang dibiayai oleh pemerintah maupun sektor swasta.

Baca Juga :  Wisatawan Australia Tewas Saat Snorkeling di Gili Air

H. Maydy menambahkan, “Penutupan tambang selama satu atau dua hari sudah cukup menghambat proyek-proyek pembangunan yang sedang berjalan. Jika ini terus berlanjut, bukan hanya pekerja tambang yang kehilangan penghasilan, tetapi juga masyarakat yang terlibat dalam proyek-proyek tersebut akan terdampak. Perekonomian daerah akan terhenti, dan Pendapatan Asli Daerah (PAD) dari sektor ini akan turun drastis.”

Menurut data dari Asosiasi Galian C Lombok Timur, ada sekitar 78 pengusaha yang terdaftar sebagai anggota asosiasi, dengan 42 di antaranya memiliki izin operasi yang masih berlaku. Sementara itu, sejumlah pengusaha lainnya sedang dalam proses perpanjangan izin. Masalah perizinan ini menjadi salah satu alasan penutupan tambang, meskipun para pengusaha pasir telah berupaya untuk mematuhi semua peraturan yang berlaku.

“Kami sebagai pengusaha pasir juga sangat memperhatikan kesejahteraan masyarakat sekitar. Banyak di antara mereka yang selama ini merasakan manfaat ekonomi yang besar dari keberadaan tambang ini. Oleh karena itu, kami berharap pemerintah daerah bisa memberikan solusi terbaik, bukan hanya untuk kami sebagai pengusaha, tetapi juga untuk masyarakat yang bergantung pada tambang ini,” kata H. Maydy.

Selain pekerja tambang, pelaku UMKM yang selama ini beroperasi di sekitar tambang galian C juga mengalami kesulitan. Banyak dari mereka yang menggantungkan hidup dari penjualan makanan, minuman, dan kebutuhan harian lainnya kepada para pekerja tambang. Penutupan tambang menyebabkan hilangnya pendapatan harian mereka, yang berdampak langsung pada keberlangsungan usaha kecil dan mikro di wilayah tersebut.

Baca Juga :  ASTINDO Angkat Pesona Senggigi Lewat Ajang Lari Seru

Habi, salah satu pekerja tambang di Kali Rumpang, mengungkapkan kekhawatirannya terhadap masa depan keluarganya. “Kalau tambang ini ditutup, saya tidak tahu harus bekerja di mana lagi. Saya tidak punya lahan atau pekerjaan lain. Di sini, saya hanya mencari rezeki dari menambang pasir untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dan biaya sekolah anak-anak,” katanya.

Habi juga menambahkan bahwa pendapatan dari bekerja di tambang memang tidak besar, namun cukup untuk memenuhi kebutuhan dasar keluarganya. “Penghasilan saya dari menambang pasir hanya cukup untuk kebutuhan sehari-hari, belanja rumah tangga, dan biaya sekolah anak. Jika tambang ini ditutup terus, apakah pemerintah daerah akan memberikan pekerjaan kepada kami? Jika tidak, kami harus bekerja apa?” tanyanya.

H. Maydy menekankan pentingnya kerja sama antara pemerintah daerah, pengusaha, dan masyarakat dalam mencari solusi atas permasalahan ini. Ia berharap semua pihak dapat duduk bersama dan berdialog untuk menemukan jalan keluar yang saling menguntungkan. “Kami berharap pemerintah daerah, aparat penegak hukum, dan masyarakat bisa duduk bersama untuk membahas solusi yang terbaik. Kami sebagai pengusaha juga ingin menjaga keamanan dan kondusifitas daerah, tetapi perlu ada solusi yang bisa menjaga kelangsungan usaha serta kesejahteraan masyarakat,” jelasnya.

Lebih lanjut, ia menegaskan bahwa penutupan tambang galian C tanpa adanya solusi yang jelas hanya akan memperburuk keadaan ekonomi di Lombok Timur. “Jika tambang ini ditutup selamanya, pembangunan pasti akan terhambat, pengangguran akan meningkat, dan PAD dari sektor tambang akan merosot. Kami tidak ingin ada masyarakat yang dirugikan akibat penutupan ini. Sebagai pengusaha, kami siap berkolaborasi dengan pemerintah untuk mencari solusi yang aman, damai, dan membawa kemajuan bagi Lombok Timur,” pungkasnya.

Baca Juga :  Harga Emas Antam Anjlok Rp 6.000 per Gram, Ini Penyebabnya

Penutupan tambang galian C di Lombok Timur bukan hanya masalah ekonomi jangka pendek, tetapi juga membawa dampak jangka panjang yang berpotensi menimbulkan berbagai krisis sosial. Peningkatan angka pengangguran bisa memicu masalah-masalah sosial lain, seperti kemiskinan, peningkatan tingkat kriminalitas, dan penurunan daya beli masyarakat. Selain itu, penghentian operasional tambang juga bisa mengakibatkan stagnasi dalam pembangunan infrastruktur, yang pada akhirnya menghambat pertumbuhan ekonomi daerah.

Pekerja tambang dan pelaku UMKM di sekitar tambang berharap agar pemerintah daerah Lombok Timur dapat segera mengambil tindakan untuk membuka kembali tambang atau memberikan alternatif pekerjaan lain yang bisa menopang kehidupan mereka. “Kami berharap pemerintah daerah bisa segera mengambil keputusan yang bijak. Kami hanya ingin bisa bekerja kembali, agar bisa terus memberikan nafkah untuk keluarga kami,” ujar Habi dengan penuh harap.

Dalam konteks yang lebih luas, penutupan tambang galian C ini menggarisbawahi pentingnya pengelolaan sumber daya alam yang bijaksana, yang tidak hanya memperhatikan aspek lingkungan tetapi juga kesejahteraan ekonomi masyarakat lokal yang bergantung pada sektor tersebut.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *