Hukrim

Polisi Selidiki Aksi WNA di Pantai Mandalika Cemari Citra Wisata Halal

×

Polisi Selidiki Aksi WNA di Pantai Mandalika Cemari Citra Wisata Halal

Sebarkan artikel ini
Polisi Selidiki Aksi WNA di Pantai Mandalika Cemari Citra Wisata Halal
Kunjungi Sosial Media Kami

Lombok Tengah, Jurnalekbis.com – rohmi-kunjungi-pedalaman-ntb-apresiasi-motogp-dari-jauh/" target="_blank" rel="noopener">Lombok Tengah, sebuah destinasi wisata utama di Nusa Tenggara Barat (NTB), kembali menjadi sorotan setelah viralnya video sepasang warga negara asing (WNA) yang diduga melakukan tindakan tidak senonoh di tepi pantai kawasan Mandalika. Aksi tersebut menimbulkan reaksi beragam dari masyarakat dan pemangku kepentingan lokal, mengingat NTB dikenal sebagai destinasi wisata halal dengan julukan “Pulau Seribu Masjid.”

Video yang memperlihatkan aksi sepasang WNA yang berperilaku tidak pantas di area publik ini pertama kali diunggah oleh salah satu akun media sosial Facebook. Dalam video tersebut, pasangan tersebut tampak melakukan tindakan yang dianggap tidak sesuai dengan norma sosial dan agama setempat di tepi pantai yang sedang sepi pengunjung.

Kasi Humas Polres Lombok Tengah Iptu Lalu Brata Kusnadi, mengungkapkan bahwa pihak kepolisian saat ini masih menyelidiki kebenaran video tersebut. “Kami sedang mencari siapa yang mengunggah video ini ke media sosial. Jika pengunggahnya dikenali, kami berharap dapat memperoleh informasi lebih lanjut terkait pemeran dalam video tersebut. Tentunya, kami juga akan memeriksa dugaan pelanggaran hukum terkait undang-undang pornografi,” kata Iptu Lalu Brata Kusnadi.Rabu (2/10).

Baca Juga :  Razia Cegah Kriminalitas, Tim Gabungan Amankan Puluhan Botol Miras

Selain melakukan penyelidikan terhadap video tersebut, pihak kepolisian juga menghimbau agar pengelola wisata, termasuk hotel dan tempat penginapan, lebih aktif memberikan edukasi kepada tamu-tamu mereka mengenai norma dan budaya lokal. “Kami menghimbau kepada pengelola wisata untuk mengingatkan tamu mereka tentang budaya dan tradisi yang berlaku di sini, terutama yang melanggar norma-norma agama,” tambah Iptu Lalu Brata Kusnadi.

Ditambahkan Brata, bahwa pihaknya akan terus berkoordinasi dengan pengelola wisata dan masyarakat untuk mencegah kejadian serupa terulang kembali. “Kami akan meningkatkan patroli di kawasan-kawasan wisata dan bekerja sama dengan pengelola untuk memastikan bahwa nilai-nilai kearifan lokal tetap terjaga,” tegasnya.

Tokoh masyarakat Mandalika Rata Wijaya, mengatakan kejadian ini menimbulkan keprihatinan dari berbagai pihak, terutama komunitas lokal yang sangat menjunjung tinggi kearifan lokal dan nilai-nilai agama, dan merusak citra pariwisata Lombok, yang telah dipromosikan sebagai destinasi wisata halal.

Baca Juga :  Aksi Demo Mahasiswa di Mataram Berujung Ricuh, 6 Orang Diamankan Petugas

“Hal ini merusak wajah pariwisata kita sebagai wisata halal di NTB, terlebih kita dikenal dengan Pulau Seribu Masjid,” ucap Rata Wijaya.

Sebagai kawasan wisata yang terkenal, Mandalika merupakan salah satu destinasi unggulan di NTB. Mandalika juga merupakan pintu gerbang utama untuk wisatawan yang ingin menikmati keindahan pantai dan berbagai fasilitas lainnya, termasuk Mandalika Beach Park.

“Dengan insiden seperti ini, dikhawatirkan akan mempengaruhi citra kawasan Mandalika sebagai destinasi wisata keluarga dan wisata halal yang diakui secara global,” ucap Rata.

Selain itu, Rata Wijaya juga menegaskan bahwa kejadian ini bisa memicu aksi balasan dari masyarakat lokal yang merasa dirugikan. “Kalau warga lokal yang melakukan hal serupa, mereka bisa dibakar massa. Kita khawatirkan akan ada aksi main hakim sendiri dari warga sekitar jika tidak ditangani dengan cepat,” tambahnya.

Baca Juga :  Residivis Pembobol Bengkel Tertangkap di Terminal Mandalika

Ia juga menyebutkan bahwa masyarakat khawatir akan terjadi aksi sweeping di hotel-hotel yang dapat merusak hubungan antara pelaku usaha wisata dengan komunitas lokal.

Perkembangan pariwisata di NTB, khususnya di Lombok, memang telah lama diarahkan pada konsep wisata halal. Namun, kejadian ini menjadi tantangan bagi pemerintah daerah dan pelaku industri pariwisata dalam menjaga citra tersebut. Wisata halal bukan hanya mengenai penyediaan makanan halal atau fasilitas ramah Muslim, tetapi juga terkait dengan lingkungan dan suasana yang mendukung nilai-nilai religius.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *