Mataram, Jurnalekbis.com – Festival Olahraga Daerah (FORDA) I Nusa Tenggara Barat resmi dibuka pada hari Senin, 21 Oktober 2024, di Gelanggang Pemuda Mataram. Kegiatan ini dibuka secara resmi oleh Penjabat Gubernur Nusa Tenggara Barat, Hassanudin, yang diwakili oleh Asisten I, H. Fathurrahman. Dalam sambutannya, beliau menyampaikan bahwa FORDA bukan hanya sekadar ajang olahraga, tetapi juga momentum penting untuk meningkatkan partisipasi masyarakat dalam olahraga yang sehat, menyenangkan, dan dapat diikuti oleh semua kalangan.
Dalam pernyataannya, H. Fathurrahman menyebutkan bahwa festival ini memiliki peran strategis dalam memperkenalkan dan mengembangkan olahraga rekreasi di Nusa Tenggara Barat. Ia berharap kegiatan FORDA akan terus berkembang dan menjadi ajang rutin yang dinantikan oleh seluruh lapisan masyarakat di NTB.
“Saya berharap kedepannya FORDA akan terus berkembang dan menjadi ajang rutin yang dinantikan oleh seluruh lapisan masyarakat se-Nusa Tenggara Barat. Kegiatan ini memiliki peran strategis dalam memperkenalkan dan mengembangkan olahraga rekreasi di Nusa Tenggara Barat,” ungkap Fathurrahman.
Lebih lanjut, Fathurrahman menekankan bahwa olahraga tidak hanya tentang prestasi, tetapi juga tentang kesehatan dan kebahagiaan. Partisipasi masyarakat yang lebih luas dalam olahraga rekreasi dapat mendorong budaya hidup sehat di tengah masyarakat, yang pada akhirnya berdampak positif pada kualitas hidup mereka. Selain itu, olahraga tradisional yang telah lama menjadi bagian dari kehidupan masyarakat juga diharapkan dapat dilestarikan melalui kegiatan semacam ini.
“Olahraga bukan hanya tentang prestasi tetapi juga tentang kesehatan dan kebahagiaan. Semakin banyak masyarakat yang terlibat dalam olahraga rekreasi, semakin besar pula dampak positifnya dalam mendorong budaya hidup sehat serta melestarikan olahraga tradisional yang tumbuh dalam aktivitas masyarakat sejak lama,” tambahnya.
Ketua Komite Olahraga Masyarakat Indonesia (KORMI) NTB, Naufar Furqoni Farinduan, S.H., MBA, dalam sambutannya menyampaikan bahwa FORDA I 2024 merupakan bagian dari persiapan Nusa Tenggara Barat untuk menjadi tuan rumah Festival Olahraga Nasional 2025. Ia menyebutkan bahwa dari 84 Induk Organisasi Olahraga (Inorga) yang terdaftar di KORMI NTB, sebanyak 36 Inorga berkesempatan untuk mengikuti FORDA I 2024 ini.
“FORDA I 2024 NTB menjadi bagian dari persiapan NTB sebagai tuan rumah Festival Olahraga Nasional 2025. Ada 36 Inorga yang berkesempatan mengikuti FORDA I 2024 dari 84 yang terdaftar di KORMI NTB dengan tema ‘Ayo Olahraga Wujudkan Warga Nusa Tenggara Barat Sehat dan Bugar’, sesuai dengan filosofi KORMI NTB,” jelas Naufar Furqoni.
Selain sebagai ajang persiapan menuju Festival Olahraga Nasional 2025, FORDA I 2024 juga memiliki tujuan untuk memperkokoh persatuan dan kesatuan di kalangan masyarakat pecinta olahraga, khususnya olahraga rekreasi dan tradisional. Plh Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga NTB, Anang Zulkarnain, S.H., menekankan bahwa festival ini diharapkan dapat menciptakan keluarga yang sehat, bugar, dan produktif.
“Salah satu tujuan penyelenggaraan Festival Olahraga Masyarakat Daerah (FORDA) tingkat provinsi Nusa Tenggara Barat tahun 2024 ini adalah untuk memperkokoh persatuan dan kesatuan di kalangan masyarakat pecinta olahraga, terutama olahraga rekreasi dan tradisional. Selain itu, festival ini juga diharapkan dapat menciptakan keluarga yang sehat, bugar, dan produktif serta mendukung pembinaan olahraga masyarakat di kabupaten/kota di Nusa Tenggara Barat,” jelas Anang Zulkarnain.
Festival ini digelar oleh KORMI NTB dari tanggal 21 hingga 26 Oktober 2024 dan diikuti oleh berbagai Inorga dari seluruh kabupaten/kota di Nusa Tenggara Barat. FORDA diharapkan dapat menjadi platform bagi masyarakat untuk mengenal dan melestarikan olahraga tradisional yang telah lama menjadi bagian dari budaya lokal. Melalui festival ini, olahraga tradisional yang mungkin telah terlupakan diharapkan bisa kembali mendapatkan perhatian dan minat dari masyarakat luas.
Dengan FORDA I ini, Nusa Tenggara Barat tidak hanya mempromosikan kesehatan melalui olahraga, tetapi juga mengangkat kembali warisan budaya yang kaya akan nilai-nilai tradisional. Kegiatan semacam ini sangat penting untuk menjaga agar olahraga tradisional tetap hidup di tengah perkembangan zaman.
