Mataram, Jurnalekbis.com – Menjelang perayaan Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2024-2025, Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan (BBPOM) di Mataram gencar melakukan pengawasan terhadap peredaran pangan di wilayah Nusa Tenggara Barat (NTB). Upaya ini dilakukan untuk memastikan keamanan dan mutu pangan yang dikonsumsi masyarakat selama periode liburan.
Kepala BBPOM Mataram, Yosef, menjelaskan bahwa pengawasan pangan bukan hanya dilakukan saat momen-momen besar seperti Natal dan Tahun Baru, namun juga rutin dilakukan sepanjang tahun. “Namun pada hari besar keagamaan, kami lebih meningkatkan lagi pengawasan untuk memastikan keamanan pangan bagi masyarakat,” ujarnya.
Dalam rangka intensifikasi pengawasan pangan jelang Nataru, BBPOM Mataram melibatkan berbagai pihak terkait, termasuk Dinas Kesehatan, perdagangan/">Dinas Perdagangan, dan Satuan Karya Pramuka Pengawas Obat dan Makanan (SAKA POM). Kolaborasi ini bertujuan untuk memperkuat pengawasan dan memastikan keamanan pangan dari hulu hingga hilir.
Hingga 13 Desember 2024, BBPOM Mataram telah memeriksa 60 sarana distribusi pangan, seperti distributor, ritel modern, dan ritel tradisional. Hasilnya cukup memuaskan, di mana 90% sarana memenuhi ketentuan. Namun, masih ditemukan beberapa temuan berupa pangan kedaluwarsa, rusak, dan tanpa izin edar.
“Terhadap temuan tersebut, kami langsung melakukan tindakan tegas seperti pemusnahan dan memberikan peringatan kepada pelaku usaha,” tegas Yosef.
BBPOM Mataram mengimbau masyarakat untuk menjadi konsumen yang cerdas dengan selalu menerapkan prinsip Cek KLIK sebelum membeli produk pangan, yaitu: Cek Kemasan, Cek Label, Cek Izin Edar, dan Cek Kedaluwarsa. Selain itu, masyarakat juga dapat memanfaatkan aplikasi BPOM Mobile untuk memeriksa keabsahan izin edar suatu produk.
Keamanan pangan merupakan tanggung jawab bersama. Baik pemerintah, pelaku usaha, maupun masyarakat harus berperan aktif dalam menjaga keamanan pangan. Dengan demikian, masyarakat dapat merayakan Natal dan Tahun Baru dengan aman dan nyaman tanpa khawatir akan masalah kesehatan akibat konsumsi pangan yang tidak memenuhi syarat.
