Lombok Tengah, Jurnalekbis.com – Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) berkomitmen mengembalikan kejayaan varietas padi gogo rancah (Gora) yang pernah menjadikan NTB sebagai lumbung pangan nasional.
Melalui pengembangan varietas unggul Gamagora 7, HKTI NTB optimis dapat meningkatkan produktivitas pertanian di wilayah ini. Varietas ini telah berhasil dikembangkan di Kabupaten Lombok Tengah dengan capaian produktivitas luar biasa, mencapai hingga 12 ton per hektar.
Ketua DPD HKTI NTB, Wilgo Zainar, mengungkapkan bahwa Gamagora 7 mampu menghasilkan produktivitas hingga 12 ton per hektar, dua kali lipat lebih tinggi dibandingkan rata-rata hasil panen sebelumnya yang berkisar antara 6-7 ton per hektar.
“Hari ini menjadi momen bersejarah, di mana hasil inovasi terbaru, varietas padi unggul Gamagora 7, resmi diperkenalkan kepada publik,” ujar Wilgo dalam acara penanaman simbolis di Desa Pengembur, Kecamatan Pujut, pada Senin (6/1/2025).
Peluncuran Gamagora 7 dihadiri oleh sejumlah tokoh penting, termasuk Ketua Dewan Pimpinan Nasional (DPN) HKTI Fadli Zon, Wakil Menteri Pertanian Sudaryanto, Pj Gubernur NTB Hassanudin, dan Bupati Lombok Tengah Fathul Bahri. Acara ini juga melibatkan lembaga terkait lainnya yang turut mendukung pengembangan varietas unggul ini.
Wilgo menegaskan bahwa penguatan ketahanan dan kedaulatan pangan merupakan bagian dari komitmen kuat Presiden Prabowo Subianto. Pemerintah terus berupaya meningkatkan produktivitas sektor pertanian melalui inovasi dan pengurangan ketergantungan pada impor pangan.
“Dengan inovasi ini, kita tidak hanya menanam padi, tetapi juga menanam harapan dan masa depan cerah bagi sektor pertanian Indonesia,” tambahnya.

Varietas Gamagora 7 memiliki sejumlah keunggulan yang menjadikannya solusi strategis bagi pertanian di NTB, Produktivitas tinggi yaitu Dengan hasil hingga 12 ton per hektar, Gamagora 7 jauh melampaui rata-rata hasil panen varietas sebelumnya.
“Adaptasi terhadap Perubahan Iklim: Varietas ini mampu bertahan dalam kondisi cuaca ekstrem dan memanfaatkan sumber daya air secara efisien, dan pemuliaan modern atau hasil kolaborasi dengan peneliti dari UGM memastikan kualitas unggul melalui uji coba selama dua musim tanam,”jelasnya.
Potensi Ekspansi yaitu HKTI siap mendistribusikan benih Gamagora 7 ke berbagai daerah di Indonesia untuk mendukung target kedaulatan pangan nasional.
Pengembangan Gamagora 7 diharapkan dapat memberikan dampak signifikan bagi kesejahteraan petani dan memperkuat sektor pertanian sebagai tulang punggung perekonomian nasional. Dengan mengurangi ketergantungan pada impor, varietas ini juga berkontribusi dalam mewujudkan kedaulatan pangan yang menjadi prioritas pemerintah.
“Bismillah, dengan semangat gotong royong dan niat baik, inovasi ini diyakini akan memberikan dampak signifikan pada kesejahteraan petani serta memperkuat sektor pertanian sebagai tulang punggung perekonomian nasional,” ujar Wilgo optimis.
Gora adalah varietas padi yang pernah menjadi andalan NTB, khususnya di era Gubernur Gatot Suherman. Melalui program Operasi Tekad Makmur, varietas ini berhasil meningkatkan produktivitas pertanian di wilayah selatan Pulau Lombok.
Padi gogo rancah memiliki keunggulan mampu tumbuh di lahan kering dengan memanfaatkan hujan secara optimal pada tahap awal tanam, sebelum padi dipindahkan ke lahan utama. Keunggulan inilah yang menjadikannya inovasi penting dalam sektor pertanian, terutama di daerah dengan sumber daya air yang terbatas. Bahkan, inovasi ini mendapat pengakuan internasional melalui penghargaan dari badan pangan dunia.
Namun, dalam beberapa dekade terakhir, kejayaan Gora mulai meredup akibat berbagai tantangan, termasuk perubahan iklim dan berkurangnya lahan pertanian produktif. Untuk itu, pengembangan varietas baru seperti Gamagora 7 menjadi langkah strategis guna mengembalikan kejayaan tersebut.
Gamagora 7 merupakan varietas hasil pemuliaan yang dikembangkan oleh Pusat Inovasi Agroteknologi Universitas Gadjah Mada (UGM). Varietas ini telah melalui uji multilokasi di berbagai jenis lahan, baik sawah maupun tadah hujan. Dengan karakteristik padi amphibi, Gamagora 7 menunjukkan adaptasi luar biasa terhadap perubahan iklim dan kondisi lahan yang beragam.