Jurnalekbis.com – Salah satu momen yang paling dinantikan setelah gencatan senjata di Gaza resmi berlaku adalah pidato Abu Ubaida, juru bicara Brigade Izzanuddin Al-Qassam, sayap militer Hamas. Pada Minggu (19/1), pidato yang disampaikan secara daring tersebut menjadi sorotan dunia, bahkan hingga mengalihkan siaran langsung Al Jazeera dari pidato Presiden AS Joe Biden.
Dalam pidato berdurasi lebih dari 20 menit, Abu Ubaida mengawali dengan menyampaikan penghormatan kepada rakyat Palestina yang telah berkorban demi kebebasan, tanah air, dan kesucian mereka. Ia menggambarkan perjuangan ini sebagai “prosesi terbesar antara bumi dan surga” yang berlangsung selama lebih dari 15 bulan.
“Rakyat kami telah mempersembahkan konvoi para syuhada yang luar biasa demi kebebasan, kesucian, dan tanah air mereka. Pengorbanan besar dan darah yang ditumpahkan oleh warga Palestina tidak akan sia-sia,” ujar Abu Ubaida dengan tegas.
Abu Ubaida juga menyebut nama “Jakarta” dalam pidatonya sebagai simbol dukungan dari rakyat Indonesia terhadap perjuangan Palestina. Ia menyampaikan terima kasih kepada umat Islam dan Arab yang terus memberikan dukungan finansial dan moral kepada Gaza.
Pidato ini juga mengulas perlawanan heroik Palestina melalui Operasi Banjir Al-Aqsa, serangan mendadak yang diluncurkan oleh Brigade Al-Qassam dan sekutunya pada 7 Oktober 2023. Operasi ini, menurut Ubaida, “menancapkan paku terakhir ke dalam peti mati rezim Israel.” Serangan tersebut mengejutkan Israel dan sekutunya, termasuk Amerika Serikat.
Sebagai tanggapan, Israel melancarkan serangan balasan yang masif ke Gaza selama lebih dari 15 bulan. Serangan ini menewaskan sedikitnya 46 ribu warga Gaza, menciptakan kondisi kemanusiaan yang sangat memprihatinkan.
Abu Ubaida menegaskan bahwa Brigade Al-Qassam bertempur bersama semua faksi perlawanan di Gaza sebagai satu kesatuan. Meskipun menghadapi konfrontasi yang tidak seimbang, baik dari segi kemampuan tempur maupun etika, semangat juang mereka tidak pernah surut.
“Para pejuang kami bertempur dengan gagah berani hingga jam-jam terakhir pertempuran, dalam kondisi yang tampaknya mustahil,” ungkapnya.
Ia juga menyatakan bahwa semua pasukan perlawanan berkomitmen untuk mematuhi ketentuan perjanjian gencatan senjata. Namun, Abu Ubaida mengingatkan bahwa keberhasilan perjanjian ini bergantung pada komitmen pasukan pendudukan Israel.
Dalam pidatonya, Abu Ubaida menyampaikan apresiasi kepada semua pihak yang telah mendukung perjuangan rakyat Gaza. Dukungan ini datang dari berbagai penjuru dunia, mulai dari Teluk Arab hingga Maghreb Arab, bahkan hingga Jakarta.
“Kami sampaikan salam kepada semua orang dari umat Arab dan umat Islam yang telah menunjukkan dukungan kepada perjuangan kami. Mereka telah mengirimkan segala bentuk dukungan finansial dan moral,” paparnya.
Selain itu, Abu Ubaida mengungkapkan bahwa Brigade Al-Qassam menerima jutaan pesan dukungan dari individu yang ingin bergabung dalam perjuangan melawan Israel. “Mereka menawarkan bantuan dengan cara apa pun yang memungkinkan untuk melawan musuh Zionis,” tambahnya.
Pidato Abu Ubaida menjadi simbol harapan di tengah penderitaan panjang rakyat Palestina. Komitmen terhadap perjanjian gencatan senjata diharapkan dapat memberikan ruang bagi upaya diplomasi dan penghentian agresi terhadap Gaza. Namun, kondisi ini masih bergantung pada langkah nyata dari pihak Israel untuk menghormati kesepakatan yang telah dicapai.
Dengan dukungan internasional yang terus mengalir, perjuangan rakyat Gaza menjadi pengingat akan pentingnya solidaritas global untuk menghentikan penindasan dan memperjuangkan keadilan bagi mereka yang tertindas.
